avril lavigne - i'm with you
▪️ ▪️
Valerine tidak pernah merasa segugup ini ketika bekerja. Siapa lagi yang bisa membuatnya seperti itu selain Niall Horan yang sedang duduk di salah satu meja di pojok ruangan dengan topi dan kacamata hitam yang ia pikir bisa menutupi jati dirinya.
Ini sungguh di luar dugaan Valerine karena bertemu dengan Niall lagi padahal baru satu jam yang lalu mereka berpisah. Niall yang sedang menikmati kopinya sesekali melirik Valerine yang mati gaya dan gelisah. Lelaki itu sama bingungnya dengan Valerine karena tidak menyangka mereka bertemu lagi.
“Ayo, jamku sudah selesai,” ajak Valerine membuyarkan lamunan Niall.
Niall mengerjap, melirik jam di tangannya dan tidak menyangka waktu sudah berlalu berjam-jam sejak ia memutuskan menunggu Valerine selesai bekerja. Pria itu dengan canggung mengangguk dan berjalan dengan kepala tertunduk mengikuti langkah Valerine.
Apartemen Valerine lagi. Semua terasa terulang lagi. Baiklah, apa alasan Niall kali ini?
“Polisi. Mereka dengan mudah hampir menangkapku lagi,” jelas Niall sesaat setelah dirinya menghempaskan tubuhnya di sofa.
Valerine ikut duduk bersama Niall dengan dahi mengernyit bingung. “Bagaimana bisa?”
“It's insane, mereka ada di mana-mana untuk mencariku, Vale.”
“Tentu saja, kau kan superstar.”
Niall memutar bola matanya malas. “Aku sudah tidak percaya lagi kalau aku superstar.”
“Eh? Kenapa begitu?” tanya Valerine.
“Bagaimana bisa aku menganggap diriku ini terkenal ketika aku bertemu satu wanita yang tidak tahu apapun tentangku! It's obvious, I'm not a superstar.”
Kali ini Valerine tidak bisa lagi menahan tawanya. Ia tergelak mendengar sarkasme Niall dengan nada menyebalkan dan muka tertekuk. Itu merupakan hal terlucu yang pernah Valerine lihat.
“Ya, tertawa saja sepuasmu,” ujar Niall.
Valerine memberhentikan tawanya meski masih ada sisa-sisa gelak di bibirnya. Ia terkekeh. “Astaga, Niall, kenapa kau harus marah, sih? Apakah mengetahui siapa dirimu adalah kewajiban? Memangnya, jika aku tidak tahu apapun tentang dirimu itu memvalidasi kau bukan seorang superstar?”
Mendengar pertanyaan Valerine, Niall hanya mengerucutkan bibirnya, merasa bingung harus menjawab apa. Pertanyaan Valerine sangat kritis untuk dirinya yang sedang malas berpikir. Ia kalah argumen. Tentu saja mengundang kembali tawa Valerine.
Niall menatap Valerine malas. Menunggu perempuan itu selesai menertawainya.
“Baiklah, baiklah, aku selesai, astaga, kenapa kau lucu sekali,” gumamnya.
Pria dengan mata biru itu mendengus kendati di dalam hatinya ia merasa senang karena dianggap lucu. Batinnya bersorak kemenangan, sekalipun bukan di hadapan penggemar, Niall Horan akan selalu lucu dan menggemaskan. Catat itu.
Valerine menghela napas, menatap prihatin pada Niall. “Kondisimu buruk. Kau boleh tinggal di apartemenku selama yang kau mau.”
“Ah, tidak. Aku tidak mau merepotkanmu, Vale,” tolak Niall.
“Tidak sama sekali. Kau tidak merepotkanku, Niall. Aku senang bisa membantumu. Aku takut kau harus kembali berlari menghindari polisi di luar sana tanpa tempat untuk istirahat. Aku mengerti keadaanmu. Tinggallah beberapa saat, tapi jangan terlalu lama lari dari masalahmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
He Doesn't Know ║N.H
FanfictionNiall Horan is a superstar, everyone knows him, right? But he doesn't know that I am one of his fans. He doesn't know I love him, a lot.