Dia itu siapa?

49 3 0
                                    

Jam pelajaran hari ini sudah selasai anak-anak disekolah pun sudah berhamburan keluar dari kelasnya masing-masing, tak terkecuali Dinira dan Randi yang kemana mana selalu bersama tak heran menimbulkan tanya dari teman-teman mereka apakah mereka beneran sahabat atau pacaran. Tapi bagi Dinira Randi adalah sahabat merangkap jadi kakak jadi tidak mungkin dia berpikiran untuk pacaran sama sahabatnya sendiri. Tapi Randi masih penuh dengan tanda tanya karena dia memang bingung dengan hatinya.

"Hari ini kita mampir kemana dulu sebelum pulang?" tanya Randi sambil melihat wajah Dinira.
"Oh iya wajah kamu kok beda dari yang biasanya sih?apa yang terjadi Din?kamu gak papakan?" Tanya Randi lagi bertubi-tubi karena dia baru menyadari ada yang beda dari Dinira hari ini

"Aku gak apa-apa kok, tenang aja aku tadi cuma telat bangun makanya gak sempat dandan jadinya gini deh. Tak berbentuk, hehe" jawab Dinira bohong dan tanpa dia sadari bahwa sahabatnya itu tahu kalau Dinira berbohong. Layaknya pinokio kalau berbohong pasti hidungnya akan memanjang namun Dinira lain dia pasti akan mengelus hidungnya dan itu tidak bisa dia hindari jika dia sedang berbohong.

"Haha dasar duplikat Pinokio. Udah jujur aja kenap sih" ucap Randi sambil mengacak rambut Dinira yang di kuncir kuda itu
"Rambut kamu gak bagus kalau di kuncir kaya' gini mirip ekor Kuda tahu. Buka yah?" Tambahnya lagi dengan tangan siap menarik ikat rambut Dinira

"jangan dibuka aku lagi gak mut buat ngegurai rambut tau..!"elak Dinira sambil memegang ikat rambutnya yang siap dilepas oleh Randi.
Namun Randi tetap melepas kuncirannya dengan alasan agar menutupi wajah kusamnya, Dinirapun hanyabisa pasrah dengan prlakuan sahabatnya itu.

Mereka pun berjalan menuju parkiran sekolah, Randi pergi kearah mobil yang dia parkir agak jauh dari gerbang sekolah sedangkan Dinira menunggu Randi di gerbang sekolah nya itu.

**
Sekarang untuk kedua kalinya dihari ini Aku melihat Dia, Dia berdiri diantara yang lain tapi mataku hanya menyadari keberadan Dia. Dia kok bisa ada disini itu berarti Dia anak sekolahan disini juga dong. Kini mataku dan matanya saling bertemu mungkin Dia sadar Aku sedang memperhatkannya tapi itu tak mungkin jarak kita tidak begitu dekat Dia ada di warung kopi yang ada diseberang sekolah dan Aku ada di muka gerbang sekolah.Aku memalingkan wajahku saat menyadari Dia menatapku semakin lekat. Dan saatku melihat kearahnya lagi sosok Dia tidak ada lagi.
"Kemana Dia?"
**
Pip pip suara klakson mobil membuyarkan segala fikiran Dinira tentang sosok yang sedang dia lihat tadi

"Din ayo naik kok bingung sih " ajak Randi ke Dinira

"Eh iya iya..ayo"

"Ya udah ayo naik, apa perlu aku bukain pintunya bak putri raja gituh"

"Boleh juga tuh. Hehehe" ucap Dinira sambil berjalan menuju arah mobil Randi

"Mikirin apa sih kok ngelamun tadi?"tanya Randi penasaran

"Gak ngelamun kok cuma bosan aja nunggu kamu lama. Kita langsung pulang aja ya?"

"Kok pulang gak jadi jalan. Tumben"

"Tiba-tiba aku lagi malas aja. Gak apa apa yaa, kita pulang aja" ucap Dinira memohon

"Ok deh kita langsung pulang, padahal tadinya Aku mau bawa kamu sekaligus traktir kamu di cafe cofie" tukas Randi sambil melirik ke arah Dinira yang pandangannya hanya lurus kedepan

"Lain kali aja deh aku lagi gak mut nih" ucap Dinira datar masih dengan tatapan lurusnya
(Kenapa sih Dinira kok hari ini agak aneh yaa apa ada masalah keluarga)gerutu Randi dalam hati

Hening yang terjadi, masing-masing sibuk dengan fikirannya sendiri.
Mobil Randi pun berhenti tepat dirumah yang terlihat sederhana karna memang sang pemilik rumah bukanlah orang berada mereka hanya merasa cukup dengan hidup seperti ini.

"Udah sampai Din"lagi lagi suara Randi membuyarkan segala fikiran Dinira tentang sosok Dia yang Dinira lihat untuk ke-3 kalinya

"Ohh..makasih ya Ran,aku masuk ya" sambil membuka pintu mobil Dinirapun keluar dengan ekspresi datarnya

"Dah, Din" ucap Randi sambil mengangkat tangannya namun tidak mendapat respon balik dari Dinira karna Dinira langsung berjalan masuk kerumahnya tanpa menengok lagi kearah Randi
"Kok gitu sih tu anak, aneh" gerutu Randi kesal dan sambil berteriak Randipun pamit
"Aku pulang ya Din"ucap Randi sambil menyalakan mobik dan meninggalkan rumah Dinira.

Bukan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang