Prolog

243 8 3
                                    

Matahari mulai menyingsing diantara rimbunan awan pagi ini, tapi tak membuatku bangun dari tidurku sampai suara itu memaksaku untuk bangun.

" Erlita ayo bangun, tidur mulu deh!!" Teriak mama dari dapur.

"Huaaaaaammmm, masih ngantuk ma, tambah 10 menit lagi yah".

"Eh eh eh enak aja mau nambah nambah, udah cukup ya 8 jam itu".

"Aduh... Iya iya Erlita bangun".
Akupun berjalan gontai menuju kamar mandi sambil sesekali menguap.

***
"Udah yah ma sarapannya keburu telat ni, Assalamu'alaikum". Ucapku sambil mencium tangan mama dan berlalu pergi meninggalkan tempat makan.

"Wa'alaikumsalam, Kamu sih disuru bangun susah banget, sampek cepet-cepet kayak gini, yaudah ati-ati".

***

Aku selalu berangkat sekolah dengan jalan kaki karena memang jarak dari rumah kesekolah tak terlalu jauh, ya kira kira menempuh waktu 10 menit lah lumayan sambil olahraga tiap pagi.

Namaku Erlita Maharani aku sekarang duduk dibangku kelas 11 SMA, aku punya beberapa sahabat yang selalu menemaniku saat susah dan senang mereka adalah Mifta, Wibi, Mey, Tyas dan Wulan. Kita memang agak gesrek tapi jangan salah nilai akademis kita selalu diatas loh.

Tak terasa aku sudah sampai di depan pintu gerbang sekolah, kusapa pak Pon sang penjaga pintu keramat, itu memang sebutanku untuk beliau.

"Selamat pagi Pak Pon, Udah siap pak dapet target hari ini".

"Eh dek Erlita, selamat pagi juga,  tentu saya sudah siap dong saya heran dengan siswa disini setiap pagi kerjaan mereka telaaaat terus gak ada bosen bosennya apa".

"Ya namanya juga anak muda pak, pasti banyak yang ogah ogahan masuk sekolah, ya udah pak ya saya masuk dulu".

"Iya dek Erlita silahkan".

Akupun kembali berjalan memasuki ruang kelas yang entah hari ini dimana.

"Erlita, Kelasnya sekarang dimana yah?". Sapa teman sekelasku tiba-tiba

"Eh Ham ngagetin aja, gak tau juga kita lihat aja di papan pengumuman, yuk".

Di SMA ku memang sistem kelasnya seperti ini setiap hari selalu pindah ruangan dan kita memang tidak punya ruangan tetap seperti kalau di SMP atau SD.

***
"Assalamu'alaikum, selamat pagi". Aku menyapa semua orang yang ada dikelas dengan cerianya.

"Eh tumben baru dateng Er?". Tanya Mifta.

"Biasa dah, aku kan gak tau kelasnya dimana jadi muter muter dulu gitu".

(Tininung tinung tinung tininung tinung tinung Jam pertama akan segera dimulai, semua siswa diharap masuk ke kelas masing-masing)

Bunyi bel yang sangat khas menandakan pelajaran hari ini akan segera dimulai.

"Eh eh eh, denger denger katanya ada anak baru loh, mau masuk kelas kita lagi". Suara sekretaris kelas yang cempreng menghebohkan seisi kelas.

"Eh yang bener?, cewek apa cowok?". Tanya Fathan dengan keponya.

"Katanya sih cowok, dia pindahan dari luar kota gitu".

"Yah pupus deh harapan". Jawab Fathan dengan wajah yang murung.

"Ah... Itu mah lo nya aja yang ngebet mau cari cewek baru" Ejek Wibi dengan mulut comelnya.

"Huuuuuuuuuu". Seisi kelas nyorakin Fathan

"Eh eh udah udah ayo duduk Pak Arik mau dateng abis ini". Perintah Oppa ketua kelas kami.

***
"Assalamu'alaikum". salam Pak Arik yang terkesan tiba-tiba dengan nada khasnya.

"Wa'alaikumsalam". Dijawab juga dengan nada khasnya oleh seisi kelas ini.

"Anak-anak hari ini kalian punya temen baru, namanya Ridho dia pindahan dari Surabaya, Ridho silahkan perkenalkan diri kamu".

Aku tak terlalu memperhatikan Pak Arik yang sedang memperkenalkan anak baru itu di depan kelas aku hanya menunduk untuk membaca buku yang katanya sih ada ulangan dadakan hari ini, aku mendengar nama yang disebutkan Pak Arik.

"Ridho? Seperti pernah mendengar nama itu". Aku bertanya tanya dalam hati tetapi aku masih tidak menoleh kepada objek didepan kelas.

"Namaku Ridho Maulana, aku pindahan dari Surabaya". Ia memperkenalkan diri.

"Sebentar, apa dia bilang Rido Maulana, Surabaya? apa tidak salah?". Aku masih bertanya tanya dalam hati, dengan memberanikan diri aku mendongakkan kepalaku dan aku menangkap pandangan sosok itu, sosok yang dingin dan cuek, menatapnya membuat gigiku bergemeletuk.

"Tidak mungkin". Aku berbicara dengan tanpa kesadaran penuh.

"Eh kenapa Er? Kok tidak mungkin?". Tanya Mey, dia memang paling peka dengan apa yang aku lakukan karena dia memang chairmate ku.

"Ah tidak, ini loh tidak mungkin kan pengertian Retribusi seperti ini, tidak mungkin, salah tulis pasti ini". Mulutku bercerocos untuk mengalihkan ucapan yang tak sadar keluar dari mulutku tadi.

" Tidak mungkin dia berada disini, pasti ini cuma mimpi". Kataku dalam hati, lalu kutepuk pipiku, sakit, gawat ternyata ini bukan mimpi.

W/R

Ini masih belajar semoga suka ya, Kritik dan saran sangat berguna karena masih benar benar belajar :) Happy Reading

RememberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang