Ridho POV
Sesampainya dirumah aku mengehempaskan tubuhku di kasur yang empuk bergambar Lambang klub bola favoritku, yaps itu dia Barcelona sudah lama aku menyukai klub bola ini dengan pemain terbaik baru baru ini yaitu Neymar Jr yang posternya sudah tergelar didinding kamarku.
Tetapi saat ini bukan klub bola itu yang meracuni pikiranku, aku sedang kalut dengan pertemuan kembaliku dengan Erlita disini. Apa yang harus kulakukan untuk membuatnya bisa memaafkanku walau pada kenyataannya dia terlihat sangat tegar dan melupakan kesalahanku itu tetapi aku tau betul sifat Erlita. Walaupun dia terlihat ceria dan banyak omong tapi dalam lubuk hatinya sungguh dia sangat sakit. Maafkan aku Erlita aku berjanji aku akan mengembalikan keceriaanmu setulus dulu, tunggu waktu yang tepat Erlita dan semoga Allah meridhoi semuanya Aamin.
"Andaikan saja aku dulu sadar bahwa selingkuh itu adalah hal paling pengecut yang bisa kulakukan bagaimana tidak aku tidak mampu menunjukkan sebuah kejujuran dan kesetiaanku kepada orang yang tulus aku sayangi, ah sudahlah buat apa aku memikirkan hal itu, yang penting sekarang jangan hanya dipikir langsung bertindak rebut kembali hati Erlita dan jelaskan semuanya". Ucapku sambil mengambil handuk dan pergi kekamar mandi.
****
Disinilah aku sekarang di taman belakang sambil rebahan menatap sang malam, tempat yang sangat aku senangi semenjak kedatanganku di kota ini, hanya disini tempatku bisa melihat bintang dan bulan yang berdampingan untuk mengatakan semua isi hatiku dengan harapan semoga saja bintang dan bulan itu dapat menyampaikannya kepada seseorang disana.
"Bulan bintang, bantu gue ya untuk mengatakan kepada dia bahwa gue masih cinta sama dia dan gue minta maaf untuk menghapus semua kesalahan yang pernah menyakitinya, sangat kecil kemungkinan gue untuk kembali bersamanya tapi gak berhenti kok berharap sama Allah semoga ia adalah jodohku *eh eh eh kok gue udah berani bilang jodoh jodoh sih, istighfar Ridho lo masih umur berapa Astaghfirullohaladzim, eh tapi kan apa salahnya cuman doa aja, sekalian dikit dikit nabung doa biar kesampaian".
"Ridho..........". Teriak mama dari dalam rumah yang sempat mengagetkanku sampai sampai membuatku hampir terjungkal dari posisi rebahanku, langsung saja aku menghampiri mama
"Apa sih ma, gak kurang kenceng manggilnya? Sampek Ridho mau kejungkel tadi denger suara mama"
"Hehe iya maaf, itu lo abangmu pulang".
"Hah beneran ma? Bang Fahmi pulang?".
"Iyalah, dia lagi libur semester katanya, kangen mungkin sama kamu udah gih sana ada diruang tamu sama papa, tadi papa yang jemput di bandara".
Langsung saja aku menuju ruang tamu
"Bang, pulang kok gak ngasih kabar sih".
"Hey Halo kutu kupret, lo masih sebahu gue sih perasaan udah gue tinggal setahun masih aja gak numbuh numbuh".
"Dasar raksasa, gue mah udah proporsional, lo tuh yang ketinggian sampek kayak raksasa gitu".
"Lo kalo ikut gue ke kampus makin kayak kutu lo disana".
"Emangnya kenapa bang?".
"Gile pada tinggi tinggi".
"Iyalah orang lu bergaulnya sama anak anak basket, gimana gak tinggi coba".
"Iya juga sih".
"Yuk ah makan, mama udah siapin tuh, Fahmi bawa koper kamu kekamar dulu". Ucap papa menginstruksikan
Bang Fahmi kakak yang baik walaupun kadang ngeselin, dia selalu manggil gue dengan sebutan kutu kupret gue kagak tau perasaan gue gak pendek pendek amat sekitar 170 sedangkan dia 180 lebih, emang sih abang gue itu dari SMP sukanya basket jadi tingginya out of limit banget dah, dia kuliah di Universitas Indonesia tepatnya di Jakarta sekarang dia masih semester 4.
****
Ilham POV
Sakit
Itu yang gue rasain saat ini, udah lama gue mendem rasa ini tapi gue gak berani ngutarain perasaan ini ke dia, karena mungkin dia belum ngasih kemajuan apapun ke gue, Cuek, Dingin itu yang selalu gue dapetin dari lo Er, asal lo tau ya, Mendem itu sakit Er, sakit banget. Tapi gak papa gue bakal terus berjuang buat nyatain ini semua ke lo.Gue masih kebayang beberapa keanehan Erlita ke Ridho,
1. Dia kayak kaget pas ada anak baru yaitu Ridho.
2. Pas ada tugas Bahasa Indonesia dia gak setuju sekelompok sama Ridho
3. Dia mau tuker peran karena gak mau jadi Shintanya soalnya yang jadi Rama Ridho
4. Tatapan mereka selalu penuh artiGue bingung, apasih yang mereka sembunyiin dari gue dan kelima cewek sahabatnya Erlita itu, gue harus selidikin deh. Ngomong ngomong Erlita lagi ngapain yah, jadi kangen. WA dulu ah.
Ilham : Erlita
1 menit
2 menit"Yah dianya gak on".
10 menit
Erlita : Iya ham, ada apa?
"Yes dibales"
Ilham : Gak papa cuman lagi pengen ngobrol sama lo aja".
1 menit
2 menit
5 menitErlita : Oh
"Udah biasa nih gue dicuekin, dimentahi doang gue sama Erlita, sabar ham sabar".
Ilham : Lagi Apa?
1 menit
3 menitErlita : Makan
Ilham : Oh
"Gue cuekin juga ah siapa tau respon"Ilham : Oh √√ (ini ceritanya udah di read sama Erlita"
1 menit
5 menit
10 menit
20 menit"Mampus lo ham, lo sendiri sih udah tau si Erlita cuek malah lo cuekin ya gak dibales sama dia, dasar bodoh bodoh bodoh". Racauku sambil memukul kepala dengan handphone.
Andaikan saja lo tau kalau gue suka sama lo Er. Tapi mending kayak gini daripada menyatakan malah nambah jarak gue sama Erlita, udah ah nikmati saja
TBC
W/R
Partnya pendek, lagi galau soalnya. Makasih yang udah Vomment, Walaupun Vommentnya gak sebanding dengan yang baca but it's okay namanya juga lagi belajar. Okay thanks guys for everything see you in the next part. Happy reading my lovely Guys :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember
RomanceKetika cinta yang telah terlupakan tapi tak sepenuhnya terlupakan. ~Winroz~