Ketika datang bulan rhamadan bulan yang suci dari seribu bulan semua orang menyambut nya dengan berpuasa begitu pula dengan bunja yang seorang titisan dari bulan.
Terkecuali ibunya yang tidak berpuasa sebab jin, dedemit semua di gembok begitu pula yang dialami dewi saat ini .
Hari demi hari dilalui oleh bunja seorang diri tanpa melihat senyuman dari seorang ibu betapa rindunya bunja kepada masakan, canda tawa, rasa kasih sayang walaupun bunja tau kalau ibu bunja bukanlah seorang manusia yang selayaknya.
Bunja hanya bisa memandangi senyuman dewi surya sajah, dan bunja hanya menghabiskan waktu mereka berdua di ayunan yang sudah tidak layak lagi untuk diduduki karena kayu nya yang sudah kopong.
Azan pun terdengar
Bibir bunja yang sudah kekeringan bagaikan kerupuk sudah terobati dengan segelas air putih hangat dan perutnya diganjal oleh 1 butir lontong sisa dari masakan ibu yang kemarin.
Begitu nikmat buka puasa hari ini (cakap bunja).
