Prolog

1.2K 31 7
                                    

WARNING!!!
Newbie detected !

Typo bertebaran dimana-dimana, But Happy reading!!!

➖➖➖

"Kenapa kau diam saja?" Tanya seorang perempuan bernama Dini yang sedang menatap aneh ke arah-ku.

"Apa kau sakit?" Tanya nya lagi. Punggung tanganya yang hangat menyentuh pipi-ku.

"T-tidak din. Aku cuma kepikiran besok. Kau juga tau"

"Oh! Daripada kau memikirkan hal yang tidak penting, Lebih baik kemas barang-mu. Aku yakin, kau akan menemukan banyak teman disana."

"Semoga saja.. " Ketusku yang mendadak bad mood saat mendengar kata teman. Kau tahu? Aku bukan-lah orang yang pandai bersosialisasi, Aku lebih sering menghabiskan waktu dengan laptop atau gadget murah yang kubeli tahun lalu.

➖➖➖

"Kriiing!...Kriing!." Jam weaker-ku berdering, disaat jarum jam menunjukan jam 5 pagi.

Aku bangun seperti biasa, dengan malas aku berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Hari ini, Aku dan keluarga akan menempati sebuah tempat tinggal baru. Kakek-ku mewariskan saham peternakan sapi untuk diteruskan pengelolaanya oleh ayahku di sebuah desa kota kecil.

"Kau sudah siap, Honey?" Sapa seorang wanita yang sedang berdiri didepan pintu, sebari mengepal kan sebuah benda.
"Ini, Kau suka sekali mabuk kendaraan jadi pasang ini dipusar."

"Mom? Apa kau yakin?" Sontak aku memandang koin receh 500 dengan plester batik yang diberikan ibu-ku.

"Pakai saja, Kau tidak akan merasa mual."

"Tap-

"Sudahlah! Cepat nanti keburu siang, Honey!" Tukas wanita itu lagi dan mengangkat baju bawahku hingga setengah dada, sontak aku kaget dan hampir menepis lengan wanita.

Koin itu diletakan diatas pusar dan direkatkan dengan bantuan plester. Apa gunanya ? fyuh!

➖➖➖

"Selamat datang dirumah baru kita!" Ibuku keluar dari mobil dan menatapku.

"Arditha, Bisakah kau membantu ayah mu menurunkan koper dan memasukan nya kedalam rumah?"

"Iya Mom!" Ketus-ku kesal dan mulai menurunkan satu persatu koper dari dalam mobil bersama ayahku, dan memindahkanya ke sudut ruangan di dalam rumah yang sekarang akan kami tinggali. Aku membuka baju dan menemukan plester yang masih menempel. Aneh bukan main, biasanya aku mabok kendaran, apalagi perjalanan sejauh ini.

Kulihat seisi rumah yang dibalut dengan cat kuning padi. Terdapat sofa jati dengan ukiran unik disetiap ujung sopa yang senada dengan mejanya. Diujung ruangan ada lemari kaca yang berisi pernak - pernik khas sunda. Unik!

Well, Rumah ini cukup nyaman untuk aku tempati. Apalagi ada kamar di atas loteng, jadi aku bisa leluasa melakukan apapun (?)

➖➖➖

"Akhirnyaaaaaa....!!!" Gerutu-ku setelah melempar tas terakhir yang berisi baju. Aku memandangi setiap sudut kamarku yang sedikit besar dari kamar-ku dulu.

Kasur single, meja belajar, TV, Kipas, Lemari menghiasi setiap sudut kamarku. Tidak ada yang unik, hanya saja ada ruangan tanpa pintu dengan dinding kaca. Great!

➖➖➖

Aku membuka lockscreen Android-ku dan mulai mengetikan sebuah pesan.

To : Dini

Top or Bottom ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang