3

569 16 3
                                    

WARNING NEWBIE DETECTED !

Typo bertebaran dimana-mana.

But Happy Reading !!!

➖➖➖

"Apa yang kau lakukan brengsek!"

"Apa kau bilang?? Aku Brengsek? PLAK!!!"

Aku mendengar teriakan dan bunyi tamparan di dalam kamar kedua orang tuaku.

Aku mematung mendengarkan semua cek-cok-kan mereka. Tanpa kusadari air mata-ku mulai turun dan membasahi pipiku.

AKU MUAK!!! Sudah beberapa minggu ini orang tua-ku terus saja berkelahi. Aku tidak tahu alasanya, tapi yang pasti mereka tidak pernah bercengkrama seperti awal kami kesini. Apalagi Ayah sekarang sering pulang larut malam dan ibu-ku juga sering menghabiskan waktu di luar saat ayah bekerja.

Aku berlari dan kubantingkan tubuhku keatas sebuah kasur. Ingin rasanya aku berteriak sekuat tenaga dan meluapkan amarah dengan kondisi yang sedang ku alami. Namun apa daya? Hanya air mata yang mengalir deras yang mewakili kemarahan-ku.

➖➖➖

"Dit, Apa kau baik-baik saja?" Lili  membuyarkan lamunan-ku. Sejak pelajaran pertama dimulai, aku tidak mendapati nyawaku disini. Aku hanya termenung memikirakan segala hal.

"Mata-mu bengkak, Aku tahu kau habis menangis. Kau bisa mencerita-kan semuanya kepada-ku, dit". Lili tampak khawatir dengan-ku.

"I'm okay Li, Dont worry" Sahut-ku dengan melemparkan sebuah senyuma.

Kami terdiam lagi, hingga suara bel jam istirahat terdengar nyaring dan memenuhi seisi ruangan kelas.

Lili menarik tangan-ku. Aku yang hari ini tidak selera melakukan apa-apa hanya mengikuti kaki nya melangkah.

Kami berhenti di sebuah tempat yang penuh dengan padi tertancap di sebuah tanah yang basah. Terdapat bangunan kecil tanpa dinding berdiri di tengah lahan.

"Ini tempat aku dengan Kira. Kita selalu datang kesini saat punya masalah. Ini namanya Saung dan yang kau lihat di sekeliling-mu adalah sawah" Lili membuka percakapan dengan menunjuk kesebuah bangunan dan hamparan daun padi.

Aku hanya terdiam dan merasakan hembusan angin kecil mengenai kulitku. Seolah angin telah meniup semua beban dan masalah-ku yang kini tergantikan dengan rasa nyaman. Rasa nyaman yang sama seperti dulu....

"Senyum-mu benar-benar menyedihkan sekali! Hahaha!!" Lili mengembalikan-ku ke dunia nyata dengan tawa renyah-nya.
Tanpa kudari aku juga menyunggingkan mulut-ku dan tertawa bersama dengan perempuan ini.

"Thanks you so much Li, I get better" Aku terdiam sejenak "Inilah yang sedang kubutuhkan" Aku melemparkan senyuman ke arah Perempuan itu. Dia hanya tersenyum dan menepuk beberapa kali bahu-ku.

➖➖➖

Kini aku dan Lili berada di sebuah CD centre di sebuah mall di kota ini. Letak-nya cukup jauh dari sekolah. Jadi kami menggunakan Beca agar sampai kesini.

Aku melihat sosok laki-laki memakai baju batik sekolah yang sama persis sepertiku,  sedang memilah CD di beberapa block lemari antara kami.

"Rensi..." Gumam-ku dalam hati.

Aku berjalan dan mendekati laki-laki itu.

"Hei kak, Masih inget aku?" Sapa-ku. Entah bagaimana aku berani menegur orang sekarang. Sebelumnya aku tidak pernah mengawali percakapan.

Top or Bottom ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang