Ify POV
Ada sebuah cahaya terang menyilaukan mataku, cahaya itu menarikku kuat menuju sebuah pintu yang entah apa. Hingga aku dapat merasakan kepalaku yang seperti dihantam godam besar, dunia seolah berputar, mataku belum dapat terbuka karena rasa sakit dikepalaku, aku menggenggam seperti kain ditanganku hingga samar samar dan semakin nyata ada suara Rio, dia ada disini, tapi dimana??
"Fy.. Ify sayang.. fy..."
Sebuah plafon putih diatas yang terlihat olehku pertama kali. Aku dimana, tunggu, kenapa tangan kiriku rasanya nyut nyut tan? Aku mengangkatnya perlahan, selang infus menancap dipunggung tanganku.
"Yaallah terimakasih, sayang ini aku kamu ingat kan??"
Suara Rio mengintrupsiku menoleh kekanan, ada Rio dengan wajah yang terlihat lelah dan khawatir. Untuk menenangkannya ku beri ia senyum kecil, kepalaku masih sakit untuk menjawab pertanyaan nya.
Rio menggenggam erat tanganku yang bebas dari selang infus. Ada yang mengganjal lagi di bawah hidungku, seperti ada selang. Apa keadaanku separah ini hingga mendapat pasokan oksigen juga?
Setelah kuingat ingat kejadian terakhirku sebelum berakhir di ranjang rumah sakit ini, aku pingsan di halte depan kampus ku saat aku tengah menunggu angkot yang lewat. Kenapa aku bisa pingsan?? Ada apa denganku?
Entah kapan Rio memanggil dokter, karena tiba tiba ada seorang dokter yang terlihat sudah tua tengah tersenyum kearahku. Ia melakukan pemeriksaan kecil padaku hingga menyuntikkan sesuatu yang aku tidak tahu itu apa hingga aku merasa mataku lelah, aku ingin tidur dan semua kembali gelap. Aku takut tapi obat tadi memaksaku melupakan segala hal menarikku kedalam kegelapan yang ku minta hanya untuk sementara.
***
Beberapa kali ponsel Rio bergetar, ia tengah rapat sehingga tak memungkinkan nya untuk menghidupkan nada dering untuk semua notifikasi.
Hingga ada perasaan aneh yang memaksanya untuk mengangkat telpon tersebut, akhirnya ia meminta izin kepada dewan redaksi lain untuk menerima panggilan ini.
My Wife
Ify??
Dengan segera ia menggeser tombol hijau smartphone nya untuk mengangkat telepon dari istrinya itu."Hal.."
"Hallo mas! Ini mas istrinya pingsan di halte kampus. Saya lihat nomor yang terakhir yang menghubungi nomor suaminya, ini gimana mas istrinya"
Wajah Rio pucat pasi mendengar suara orang diseberang sana. Otaknya berhenti sepersekian detik hingga suara dari seberang telpon menyadarkannya kembali
"Hallo mas! Hallo!!"
"Yaallah itu darah ren! Darah!!"
Rio dengan jelas mendengar jeritan histeris dari seorang wanita yang ia pastikan juga berada disana.
"Tolong jaga istrinya saya, secepatnya saya kesana"
Setelah memutuskan panggilan, Rio bergegas meninggalkan ruang rapat dan langsung memicu mobilnya menuju kampus istrinya. Ia tak lagi memperdulikan tender milyaran rupiah yang ia tinggal kan yang terpenting sekarang adalah nyawa istrinya.
Dengan kecepatan maksimum plus beberapa pelanggaran lalu lintas yang ia lakukan Rio sampai dengan cepat dihalte itu, banyak orang berkerumun disana. Ia menerobos kungkungan itu dan mendapati istrinya yang tergeletak lemah tak sadarkan diri dengan darah yang merembes pada jeansnya. Untung ada orang baik disana yang sepertinya juga mahasiswa tengah memangku kepala ify juga memberikan kipasan seadanya pada wajah istrinya yang pucat itu.
Dengan sigap rio mengangkat tubuh mungil itu ke mobilnya dan langsung melajukan mobilnya kembali menuju rumah sakit terdekat. Rio panik hingga tak ada yang dapat ia pikirkan kecuali Ify harus segera ditangani.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wedding (Rify Story)
Любовные романыkami berpacaran hampir lima tahun, dan di tengah masa kuliahku dia melamarku dan aku menerima lamarannya. aku memang mencintainya, tapi yang lebih penting dari semua itu adalah keluargaku. apalagi yang kuharapkan, dan aku bersyukur serta bahagia kar...