Part 6 (Hilang)

6K 138 9
                                    

Dinginnya angin malam yang menyentuh kulit terbuka ify dibeberapa bagian karena ia hanya menggunakan baju tidur terusan selutut tanpa lengan bergambar hello kitty ini menimbulkan rasa hampa dihatinya. Ify berdiri sendiri berpegangan pada pinggiran balkon yang terbuat dari kayu yang disusun jarang jarang seperti pagar, menanti kepulangan sang pangeran dari tanggung jawabnya mencari nafkah. Namun hingga pukul sepuluh malam ini Rio belum juga pulang. Ify kembali melihat langit malam yang menaburkan bintang bintang malam ini, Tuhan tahu jika ify butuh teman sekarang.

Kemana Rio nya yaallah..

Di elus kembali perutnya yang masih rata, tapi Ify dapat merasakan kehadirannya. Makhluk kecil hasil cintanya dengan Rio ini akan tumbuh besar dirahimnya. Memakan apa yang ia makan, merasakan setiap apa yang ia rasakan, rasa bahagia membucah begitu besar di dadanya.

Tuhan terimakasih atas semua kemudahan dan anugerah yang Engkau berikan. Aku berjanji akan menjaganya dan membesarkannya dengan baik.

Hingga jam menunjukkan pukul sebelas malam pun mobil audy Rio belum menampakkan bampernya memasuki garasi rumah orangtua Rio. Ratusan kali Ify menelpon sejak sore namun yang ia dengar hanya sahutan dari mbak mbak operator yang menyatakan nomor yang ia hubungi tengah berada diluar jangkauan. Ify mengkhawatirkan Rio karena selama menikah baru kali ini Rio pulang sangat terlambat dan anehnya Rio sama sekali tak memberi tahunya sama sekali.

Lelah berdiri, Ify kembali duduk dikursi panjang dari bambu yang sengaja Rio letakkan dibalkon kamar mereka. Matanya sudah sangat ingin menutup tapi yang ditunggu masih juga belum datang. Punggungnya sangat pegal, selama hamil kondisi ify memang gampang lelah. Ini yang membuat Rio sering khawatir meninggalkan Ify dirumah sendiri apalagi keadaan bundanya yang memang mulai sensitif dengan kondisi ify yang memang berbeda saat beliau dulu hamil dengan ify. Rio sama sekali tidak meragukan bundanya namun sifat tidak enakan ify ini yang menjadi kekhawatirannya.

***

Sebuah mobil audy warna hitam mulai terlihat memasuki kawasan perumahan elit dikawasan jakarta selatan itu. Mobil yang dikemudikan Rio itu telah terparkir apik digarasi, sang pengemudi segera berlari keatas menemui istrinya yang ia yakini sudah menunggunya terlalu lama. Rio lebih berharap ify telah tidur lebih dulu dan tak menunggunya. Tapi apa yang ia dapati, melihat istrinya terbaring dengan nafas teratur di bangku panjang balkonnya dengan pakaian tidur yang tak mampu melindungi tubuhnya dari dinginnya angin malam.

Dengan segera Rio mengangkat Ify, memindahkan belahan jiwanya itu ke pembaringan mereka. Ify menggeliat tak nyaman ketika merasa tubuhnya seolah melayang. Rahang tegas Rio yang pertama kali dilihatnya dari bawah sini.

"Rioo.."

"Ssssttt... tetap tidurlah sayang" Rio membaringkan Ify disisi kanan ranjang mereka yang menjadi bagian favorit Ify. Rio mengecup kening Ify sekilas sebelum masuk ke dalam kamar mandi dan bergegas untuk mandi, meninggalkan ify yang masih menunggu penjelasannya.

Rio keluar dari kamar mandi dan sedikit terkejut ketika matanya menangkap sosok ify yang masih bersandar dikepala tempat tidur dengan tangan bersidekap penuh memandangnya seolah dirinya adalah terdakwa dalam persidangan yang siap dihukum mati.

Setelah berganti pakaian, Rio mengambil tempat kosong disebelah Ify. Tugasnya setelah seharian penuh bekerja kini bertambah lagi, merayu istrinya yang cantik ini agar tidak memulai aksi ngambeknya, memaklumi semua kesialannya hari ini yang benar benar tak disengaja.

"Malam sayang, kenapa belum tidur"

"Dari mana aja kamu?" Tanya ify dengan nada ketus

"Aku kerja dikantor, serius kok gak ngapa-ngapain. Ada accident kecil tadi, handphone aku rusak jadi gak bisa ngabarin kamu. Aku minta maaf yaa"

My Wedding (Rify Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang