2: cowo aneh

213 4 0
                                    

Kami menuju lantai 5, memang terlalu tinggi gedung ini. Tapi untung saja ruangan dia bukan di puncaknya haha.

"Mari nona, silahkan masuk saja. Tuan Andreas sudah menunggumu didalam" .

"Oke terimakasih..." ada jeda saat aku mau mengucap terimakasih kepadanya, karena lupa nanya nama tadi.
"Raka, nama saya Raka" jelas laki-laki itu.
"Ya terimakasih Raka"
"Sama-sama" balas Raka

Toktok

Sudah terdengar isyarat untuk masuk, akupun segera masuk dan aku cukup gugup juga takut.

"Selamat siang tuan"
Aku berusaha menetralkan tubuhku supaya tidak memalukan saat berbicara dengannya. Aku melihat sekeliling ruangan ini, cukup luas dan dia adalah CEO perusahaan ini. Wow!

"Sudah selesai memandangi ruanganku? Dan tidak usah memanggilku tuan sayang, panggil saja Andre"

Whats dia manggil aku sayang, heyy siapa dia aku saja baru bertemu dengannya. Eh tidak-tidak seperti pernah bertemu tapi aku lupa.
Dan kalau dilihat umurnya tidak beda jauh denganku, mungkin dia 26 tahun.

"Maaf Tuan Andre, apa maksudmu memanggilku sayang?. Dan aku seorang yang kau biayai sekolah disini kata Raka. Dan aku tidak kenal dengan anda sebelumnya. Dan terimakasih atas kebaikanmu, aku permisi"
Aku sudah tidak betah kalau dia sudah berani sepeti itu. Masabodo kalau tidak sopan, kalau dia berniat untuk membatalkan itu tidak papa karena aku bisa membiayai sekolahku sendiri.

Baru saja aku ingin berjalan menjauhi mejanya dia sudah menarik tangannku dengan sigap dan menarikku hingga tidak ada jarak lagi diantara kami berdua. Sungguh ini berbahaya. Aku mencoba melepaskan diriku darinya tapi nihil. Sial.

"Tunggu gadisku, jangan terburu-buru. Bagaimana perjalananmu sayang? Apakah lancar dan menyenangkan? Sampai kau melupakan aku?"

"Lepaskan aku TUAN ANDRE, aku bukan gadismu dan aku tidak mengenalmu sungguh!!" bukannya melepaskanku dia malah memelukku erat dan berbisik.

"Aku tidak mau kehilangan kamu, mungkin kau tidak mengenalku tapi aku sangat mengenalmu. Suatu saat kau akan tahu itu"

Aduh kok aku malah degdegan, ngga boleh gini sialan tau dia orang jahat. Tapi iyasih aku kaya pernah ketemu dia tapi aku ngga ingat.

"Maaf sebelumnya, tapi aku benar-benar tidak mengingatmu. Bisakah kau lepaskan pelukanmu? Aku susah bernafas" aku berusaha berfikir positif, dan memang sih nih cowo gantengnya luar biasa tapi kalau kaya gini sih, ganteng-ganteng gila.

"maafkan aku sayang, mungkin kau lelah sekarang. Aku akan mengantarmu ke rumahku, urusan kuliahmu semua sudah aku bereskan. Besok kita akan kesana untuk melihat-lihat sebelum mulai belajar"

Dia sudah menarik tanganku kearah mobil, semua orang kantor berbisik sambil menatap aku dan ada yang sinis juga ada yang mentap penuh tanda tanya.

"Tapi Tuan, kenapa dirumahmu? Aku bisa tinggal diasrama sekolah, kan tidak baik kalau seorang wanita tinggak dirumah laki-laki yan jelas-jelas bukan tunangannya bahkan suaminya. Aku tidak mau!"

Dia berhenti berjalan dan menatapku, sungguh manik matanya yang berwarna coklat sangat indah dan menyejukkan.
"Aku tidak mau kau tinggal diasrma, karena kau adalah tanggung jawabku disini. Kalu begitu aku akan menikahkanmu sekarang juga kalau perlu, supaya kamu mau tinggal dirumahku. Belum mau kan? Jadi jangan pernah menolak."

Apa!! Gila nih cowo nekat abiss, aduh mau ngga mau aku harus turutin deh, dari pada nanti beneran dinikahin cowo gila ini. Hihhh sereem, tapi lumayan ganteng baik pula, tapi kalau gila sih ogah juga.
...

Saat diperjalanan aku hanya diam, aku tidak mau berbicara dengannya. Anggap saja aku marah karena paksaannya. Diapun begitu diam fokus mengemudi dan sesekali dia menoleh kearahku lalu kembali fokus lagi. Dan karena lelah aku ketiduran.
...

"Hey bangun sayang. Kita sudah sampai dirumah" dia menepuk-nepuk pipiku dan benar saja sudah sampai dirumahnya. Tunggu ini sih seperti istana bukannya rumah. Tanpa sadar aku terdiam meatung mengagumi istana ini dari luar.
"Mau sampai kapan berdiri disitu? Mengagumi rumahku nanti saja, kau pasti sudah lelah"

Malu aku ketahuan dia.

"Ini sih istana bukan rumah, luas banget bisa nih buat stadion bola haha"

Dia hanya tertawa sambil membantuku membawa barang bawaanku ini. Manis juga kalu sedang tertawa.

"Waw bagus banget ya, wah bisa-bisa aku makin kurus kalau jaraknya jauh seprti ini" aku mengagumi rumah ini. Tapi dia menertawaiku dan meledekku

"Biasa saja kali mengaguminya dan jangan berlebihan kalau berfikir"

Dasar cowo gila dan aneh.
"Baru beberapa jam aku kenal kamu, sudah ada 2 sifat yang menyebalkan saja. Huu pemaksa dan tidak sopan"

"Terimakasih sayang atas pujiannya, dan ini kamar kita sayang"
Dia bilang ini kamar kita, gila aja lo.

"Aku tidak mau sekamar denganmu, rumah segede ini tidak mungkin hanya ada satu kamar. Aku tidak mau sekamar denganmu."

"Hmm memang hanya sisa satu, disinia memang banyak kamar tapi sudah terisi oleh asistenku semua. Jadi ya kalo ngga mau yaudah nggapapa, tapi kamu ngegembel noh diajalanan kota London"

Gila ni cowo tega banget, ih aku ngga mau sekamar sama dia sumpah.
"Biarkan saja, sini koperku. Aku mau pergi"
Dia menarik tanganku dan mendekatkan tubuhku dengannya sampai hanya ada jarak bebrapa centi, lalu dia berbisik.
"Aku hanya bercanda sayang, ini kamarmu, kamarku ada disebelah kamarmu" uhh dasar cowo gila senenaknya manggil aku sayang.

"Hey stop panggil aku sayang, namaku Ariana panggil aku Riana. Jangan panggil sayang lagi. Aku bukan kekasihmu"

"Aku kekasihmu sayang, jadi wajar kalau aku memanggilmu sayang. Sudah sana kamu istirahat dulu kalau butuh sesuatu aku ada diruang kerjaku"

Dasar cowo gila.

Nah yang itu foto Ashton Kutcher sebagai Andreas Wilson.

When I Meet You 'again'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang