Judul : Sabtu Bersama Bapak
Author : Adhitya Mulya
ISBN : 979-780-721-5
Penerbit: Gagas Media, terbitan pertama tahun 2014. Dan saya pegang sekarang adalah cetakan ketiga belas. Hehe...
Telat! Cuman itu satu kata yang cukup mewakili otak saya waktu membaca karya beliau ini. Orang-orang udah baca dari kapan terbit pertama kali, lah saya baru baca tahun ini. Cetakan ketigabelas pula. Jelas, buku best seller. Hihihi...
Tentang seorang Bapak, yang meninggalkan pesan kepada anak-anaknya.
Temanya unik, tidak banyak tema seperti ini. Mengangkat tema ini jadi suatu karya yang menurut saya luar biasa, karena kebanyakan tema yang diangkat di dunia wattpad sekarang adalah mainstream romance. Hahaha..termasuk saya!
Jenius, bagaimana Mas Adhit membuat saya menangis hanya dengan membaca tujuh halaman pertama. Dimana sebuah kondisi, memaksa seorang Bapak untuk meninggalkan pesan bagi anak-anaknya. Karena beliau tidak mungkin menyertai setiap langkah anak-anaknya dengan kondisi yang sewajarnya. Maka, handycam dan kekuatan cinta sang istri lah yang menjadi media.
Pesan-pesan moral, nasihat, pembelajaran diberikan secara bertahap tiap hari Sabtu melalui video yang direkam oleh sang istri. Dan yang membuat saya benar-benar trenyuh adalah: setiap pesan diakhiri dengan kata 'Bapak sayang kalian...'
Sungguh, di zaman segini modern dan canggihnya, mungkin jarang mendengar ungkapan seperti ini dari keluar meluncur dari mulut seorang Bapak. Kebanyakan hanya: 'Bapak nih udah susah payah banting tulang demi mencukupi kebutuhan, sekolah yang bener!', 'Tagihan listrik melunjak, pasti gara-gara kalian nonton tv dan laptop gak berkesudahan', dan yang paling fatal:'Bapak dulu gak pernah sesusah ini kalo dibilangin orang tua!'
Hei...mana kedekatan antara Bapak dan anak seperti yang terjadi seharusnya?
Tokoh Kakak Satya, digambarkan sebagai pria tampan, pintar, gampang menggaet wanita, punya pacar gonta-ganti sesering ganti seprai, namun akhirnya jatuh cinta pada wanita bernama Rissa, seorang wanita cerdas luar biasa yang mampu menyuarakan isi hatinya akan kelakuan sang suami yang memperlakukan anak-anaknya dengan agak sedikit 'lupa' terhadap apa yang diajarkan oleh Bapaknya dahulu. Melalui email, benar-benar menampar Kakak Satya. Dan ini menjadi turning point untuk menjadi ayah dan suami yang lebih baik lagi.
Tokoh Satya, lupa sejenak dengan ajaran orang tuanya. Memikul tanggung jawab sebagai sulung yang selalu harus memberikan contoh terbaik bagi adiknya, menjaga Mamahnya sampai overprotektif mungkin menjadi penyebab. Tapi, lagi-lagi..manusia berproses dan Satya berhasil keluar dari masalah klasik--membandingkan kesuksesan anak dengan kesuksesan dirinya dulu waktu seumur anaknya-- klasik, tapi berakibat fatal jika keterusan. Dan lagi-lagi, video sang Ayah yang memberinya solusi jalan keluar.
Tokoh Adik Cakra, seorang banker yang sukses, soal tampang nomer sekian, susah merebut perhatian wanita ataupun berinteraksi dengan wanita. Bandit tuna asmara! Namun, ke-apaadanya-annyalah yang akhirnya membuat tokoh wanita bernama Ayu mengenalkan Cakra ke orang tuanya sebagai 'pacar saya'.
Tokoh Cakra yang belajar bahwa setiap pasangan harus saling menguatkan, bukan hanya saling melengkapi kekurangan. Tiga kurang tiga sama dengan nol! Dan tiga kali tiga sama dengan sembilan! Find someone complementary, not supplementary!
Tokoh Cakra yang menyebutkan: lelaki yang baik bukanlah yang membuat istrinya cemburu padanya (saking lakunya kali!), tapi lelaki yang mampu membuat pasangan lain cemburu dengan perlakuan istimewanya kepada pasangannya.
Wanita yang baik adalah wanita yang siap diajak susah, tapi lelaki yang baik tidak akan membiarkan wanitanya mengalami itu semua.
Dia menjaga, melindungi dan memberikan yang terbaik yang dia bisa. Melalui perencanaan.
Sisi kelemahan mereka lah yang membuat mereka manusiawi. Tidak seperti kebanyakan tokoh novel jaman sekarang yang sempurnanya hingga hanya mampu 'diimpikan' saja. That's Chessy!
Mereka begitu, karena orang tua yang luar biasa. Mereka begitu karena bimbingan sang Bapak yang tak terputus ruang dan waktu, dan mereka begitu karena sang Mamah yang tegar, pengeksekusi mantap atas segala perencanaan luar biasa dari sang Bapak.
"Ini adalah video terakhir Bapak.
Bapak sudah merekam semua pesan yang ingin Bapak sampaikan.
Pesan-pesan yang Bapak anggap penting untuk kalian.
Jika kalian menyaksikan video ini, artinya sebentar lagi kalian akan menikah. Akan menjadi kepala dari sebuah keluarga. Suami dari seorang istri. Dan Bapak dari seorang anak.
Tugas Bapak membimbing kalian,
selesai di sini.
Tugas kalian sekarang, membimbing keluarga kecil kalian.
Selalu ingatkan kepada diri kalian, untuk memberikan yang terbaik bagi mereka.
Karena kehadiran mereka adalah hal yang terbaik yang dapat terjadi pada kalian.
Sebagaimana kehadiran Mamah dan kalian.
Menjadi hal terbaik dalam hidup Bapak.
Terima kasih untuk itu. Terima kasih sudah membahagiakan Bapak.
Untuk terakhir kalinya, Bapak ucapkan, Bapak sayang kalian.
Assalamualaikum wr, wb."
Hidup harus selalu penuh perencanaan, dan tentu saja diiringi oleh eksekusi yang baik. Semoga suamiku mampu menjadi 'Bapak yang bisa memberikan Sabtunya seperti ini' tanpa harus terpisahkan ruang dan waktu. Aamiin.
Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Tanjung Tabalong berkabut asap, 26 September 2015.
KAMU SEDANG MEMBACA
Book!
RandomApa yang saya pikirkan tentang buku yang saya baca. Hanya resensi ala saya. Mengingatkan saya bahwa saya pernah membaca dan mengulasnya di sini. Karena saya males bikin blog. :) :)