Review 6: The Untold Story

1.7K 54 4
                                        

Judul : The Untold Story

Penulis : Kristina Yovita

ISBN : 9786027397033

Penerbit : Buku Oryzaee

Cetakan : 1


Kata siapa buku cetak self publish/ indie kurang berkualitas ? Hanya mengandalkan adegan receh, plot semena-mena, typo bertebaran dan logika yang entah bagaimana membuat jidat mengerut?

Kalau Anda menjawab iya, maka bacalah salah satu buku terbitan indie ini dan saya yakin akan mengubah sedikit persepsi tentang buku cetak SP/Indie.

Pernah mendengar nama Kristina Yovita? 

Mungkin yang pernah malang melintang di dunia PN dulu pasti kenal sama nama besar ini. Salah satu penulis yang menurut saya berdedikasi tinggi terhadap karya-karyanya. Entah sudah berapa tahun beliau menekuni dunia tulis menulis ini. 

 TUS merupakan buku Mbak  Kristina Yovita (KY) ke sekian yang saya baca. Seperti biasa, kekuatan KY yang saya kagumi adalah di bagian risetnya. Beliau nggak main-main dalam membangun nyawa sebuah cerita melalui detailnya. 

Saya terpesona bagaimana seorang Berlian membedakan warna baju dari jumlah benang yang disematkan di saku (meski saya yakin Berlian bahkan takkan pernah tau warna cokelat itu seperti apa *lol), tapi yang beginian hanya bakal bisa diketahui setelah kita bertanya langsung pada orang yang memang mengalami kondisi 'ketika cahaya tak lagi berarti'.

Awalnya saya bener-bener khawatir bahwa isi buku ini adalah tentang motivasi dan penerimaan kondisi endebra-endebre yang sudah menjadi takdirnya Berlian dan kemudian menyentil kita yang sempurna di kondisi 'cahaya adalah salah satu karunia tak terkira' ini menjadi bersyukur.

No! KY tidak menuturkan cerita ala motivasi dan penerimaan kondisi, tapi KY menyeret kita dengan lembut bahwa seorang yang 'selalu merasa gelap' pun bisa melihat cahaya dengan caranya sendiri. Dan yang jelas, saya tertampar kenyataan: bahwa Berlian pun bisa beraktivitas sama normalnya dengan kita yang bisa melihat. Apa lagi yang bisa dikatakan kecuali betapa hebatnya Emaknya Berlian. Woaaah ... Beliau bukan hanya membuat anaknya mandiri dan tidak meratapi kekurangan yang ada, tapi juga berprestasi dan membuat anaknya berguna bagi orang lain. Silakan merenungi sepak terjang Berlian sebagai guru anak-anak berkebutuhan khusus, dan kita akan terpesona.

Poin selanjutnya yang saya suka adalah persahabatan Berlian dengan Anggit. Tidak banyak orang yang bisa mengerti makna persahabatan, apalagi berhadapan dengan sahabat yang memiliki kekurangan. Wong sahabatan sama yang normal aja kadang kita bisa emosi atau merasa direpotkan. Lah ...Anggit? Bisa ikhlas gitu. Love Anggit.

Untuk Jo, Ethan, dan Saka. Ahelah ... kamu kok pengen dikarungin banget sih, Jo.
Untuk Aboy, lo kok beruntung banget, Boy. wkwkwkwk... kalau sama Bapak saya kamu udah ditujes pake pedang bintang ampe penggal kepala loh. Hahaha...

Untuk masalah penulisan, masih ada beberapa typo dan kalimat yang mungkin ke-enter sebelum masuk ke percetakan. Penulisan angka duabelas, tigapuluh, dll yang disambung mungkin perlu dicek lagi ke EBI (setahu saya penulisannya dua belas, tiga puluh). Untuk bahasa daerah yang digunakan sebaiknya ada footnote-nya. Saya bukan orang Jawa, jadi ada beberapa dialog yang tidak saya ngerti. Hehehe.... Layout cetakan terlalu ramai. Terutama bagian bawah, sudah ada nomor halaman, huruf braille, sketsa wajah dll. Tapi ini soal selera saja sih. Hihihi.

Saya hanya sedikit menyayangkan bagian Berlian yang akhirnya bertemu Ayah Kandungnya, kurang digali dan terkesan buru-buru. Hanya lewat gitu aja tanpa ada adegan berarti yang bisa bikin saya menitikkan air mata. Sebagai orang yang baru aja ketipu, seharusnya sikap Berlian lebih waspada. Mungkin bs meyakinkan diri dengan meraba tangan ayahnya dan menemukan bekas luka *lol. Sebagai orang yang cukup sukses, saya merasa si Ayah kurang usaha untuk menemukan anaknya yang padahal nangkring di kota yang sama. Tapi, mungkin kembali lagi kepada takdir yang disulamkan penulis cerita.

Overall, saya sangat menikmati karya ini. Jauh lebih menikmatinya dibanding karya-karya terdahulu, bahwa seorang KY tanpa bumbu erotika yang biasanya menjadi bagian tak terpisahkan dari ceritanya ternyata malah lebih menakjubkan hasilnya. Tanpa perlu konten dewasa eksplisit pun, kualitas takkan bisa didustai. Hehe....  

Sukses terus Mbak KY, saya menunggu buku-buku berikutnya.


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Book! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang