Harapan

13.8K 438 14
                                    

Pagi ini aku terbangun dengan perasaan yang sedikit tidak enak. Kenapa kemarin dia bilang ingin jadi pacarku?kan dia tahu kalau kita sama-sama lelaki. Tapi yasudahlah. Aku segera mandi dan bersiap untuk sekolah pagi ini. Saat aku memakai sepatu diteras, mama tiba-tiba datang.
"Tumben, si Lucas kok gak jemput kamu Van?Biasanya kan jam segini dia udah dateng buat jemput."Tanya Mama.
"Gak tau mah, mungkin lagi sibuk."
Sejak kapan sih kebiasaan Lucas buat jemput aku dianggap sebagai kebiasaan?Karna hari ini pak Tejo udah bisa anter jemput aku sekolah, jadi hari ini pak Tejo yang nganter aku sekolah. Selesai memakai sepatu, aku segera beranjak menuju mobil dan duduk lalu memasang headset kesayanganku di telinga dan memainkan lagu kesukaanku.

Tiga puluh menit kemudian, aku sampai disekolah. Aku segera menuju ke kelas dan menyiapkan buku untuk pelajaran yang akan dimulai pada jam pertama.

Bel masuk kelas berbunyi, anak-anak lain segera masuk ke dalam kelas. Pak Hirga, guru Biologi di sekolahku datang tak lama ketika semua murid sudah duduk di bangku masing-masing. Ketika pelajaran tak lama berlangsung, Bu Nia, guru bp disekolahku masuk ke kelas.
"Evan Collins, ayo ikut saya." Aku bingung kenapa aku dipanggil oleh guru bp, sepertinya aku juga tidak membuat masalah disekolah. Aku lantas meminta ijin Pak Hirga untuk meninggalkan kelas lalu berjalan mengikuti Bu Nia menuju ruang bp.

Sesampainya disana, aku melihat seseorang yang wajahnya nampak tidak terlalu asing, sepertinya baru-baru ini aku bertemu dengannya. Oh iya!aku ingat, dia adalah satpa
m di rumah Lucas. Pak satpam yang aku tak tahu namanya itu lalu mendekatiku dan menceritakan sesuatu.
"Apa?Lucas kecelakaan?" Ucapku dengan sedikit teriak karna kaget.
"Iya den Evan. Mulai semalem dia terus manggil-manggil nama Evan. Mending kamu temuin dia sekarang ya, soalnya Lucas gak mau makan, dia bilang pingin ketemu sama den Evan." ujar satpam itu.
"Udah Evan, gak papa, saya ijinin kamu kok. Tapi habis dari rumah sakit, cepet cepet balik lagi lho." sahut Bu Nia.
"Oke bu, saya pamit dulu ya Bu." aku pergi sembari pamit dan bersalaman dengan Bu Nia. Lalu aku berjalan mengikuti pak satpam itu. Satpam tersebut mempersilahkan aku masuk ke mobil, lalu kami berangkat menuju rumah sakit.
Xxx
LUCAS POV
Bodoh!kenapa kemarin aku bisa jadi se-nekat dan se-naif itu. Aku bener-bener nyesel ngelakuin itu kemarin di wonderland. Tapi mau gimana lagi?rasanya juga udah terlalu sakit kalau dipendem terus. Aku juga sedikit lega sih akhirnya bisa ngungkapin perasaanku ke kak Evan.

Sekarang yang ada aku cuma bisa tiduran di kasur rumah sakit. Selang beberapa menit, kak Evan tiba-tiba datang ke kamarku. Aku memang bener-bener pingin ketemu kak Evan.
"Lucas, gimana keadaanmu?"tanya kak Evan.
"Ya gini ini kak, hehe."Jawabku dengan tawa yang sedikit dipaksa.
"Kak Evan..."lanjutku sambil mencoba duduk dikasur.
"Apa?udah jangan dipaksa, tiduran aja."
"Aku minta maaf atas yang aku lakuin kemarin, aku ben-"belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, bibir kak Evan tiba-tiba mendarat di bibirku. Akupun membalas ciumannya itu dengan tenang, lalu ia melepas ciumannya.
"Aku yang harusnya minta maaf, aku udah ngomong yang gak seharusnya kemarin. Kalau soal jadi pacarmu, maaf aku belum bisa. Kasih aku waktu lagi."ucapnya dengan suara bergetar, seperti menahan tangis.
"Makasih kak, makasih"tanpa sadar air mataku mulai mengalir di pipiku. Kak Evan pun mengusap air mataku. Lalu ia memelukku dan kubalas pelukannya.
"Kamu cepet sembuh ya, supaya bisa anter jemput aku lagi hehehe."
"Siap komandan!"Jawabku. Mungkin hari ini bisa diperhitungkan menjadi salah satu hari yang paling tak terlupakan dalam hidupku, dan mungkin juga dalam hidup kak Evan.

HALO SEMUA, CHAPTER 4 SUDAH DATANG NIH HEHEH
MAAFKAN KALI INI SEDIKIT SINGKAT YAAA
YA SEMOGA KALIAN SUKA SAMA KISAH EVAN DAN LUCAS
VOTE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERHARGA BAGI KU (LOL) :)

(Tak) Selamanya(?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang