Diatas adalah penggambaran sosok Evan. Tanpa tindik di hidung ya :v
Seminggu berlalu, aku dan Lucas selalu pulang bersama karna pak Tejo belum juga pulang ke rumah karna katanya penyakit anaknya semakin parah. Disini ya aku gak bisa berbuat apa-apa kecuali mendoakan yang terbaik untuk anaknya. Hari ini hari jumat, Lucas ada latihan basket sore ini sampai jam lima. Aku terpaksa menunggu nya di tepi lapangan hingga ia selesai latihan sambil main hape dan mendengarkan lagu lewat headset kesayanganku. Lucas dan teman se-tim nya masih sibuk dengan bolanya di lapangan.
"Akhir-akhir ini kok lu deket sama tuh senior Luc, siapa tuh namanya?" Tanya Farrel pada Lucas.
"Itu kak Evan." Jawab Lucas singkat.
"Oh, kok lu sering nganter dia pulang? Prasaan rumah lu jauh deh sama rumahnya." Sahut Rio.
"Ya nggak deket sih, ya pingin aja nganter, emang kenapa?" jawab Lucas lagi.
"Yah sewot amat sih, lu aja gak pernah nganter gua pulang."
"Er, soalnya dia itu spesial." Ucap Lucas pelan.
"Hah? Apa lo bilang?"
"Gak-gak apa. Udah lanjut main aja" Lucas langsung menyaut bola di tangan Rio dan melemparkannya ke dekat ring, dan tentu saja masuk, lalu Lucas menoleh ke arah Evan. Evan sedang sibuk memainkan hapenya. Lucas tersenyum tipis lalu lanjut memainkan bolanya.
Xxx
Sabtu ini aku tidak ada kegiatan selain tidur sampai siang karena tentu saja sekolah libur. Ku cek hapeku dan kulihat ada 3 missed call dan 4 sms dari Lucas. Ngapain Lucas nelpon aku pagi-pagi gini. Kulihat smsnya satu persatu, ternyata semua isinya sama.
Sender : Lucas
Kak Evan, nanti malem keluar yuk. Ada café baru di daerah Tunjungan. Aku jemput dirumah kak Evan jam 6 ya. Jangan lupa mandi trus dandan yang cakep ya heheh.
Received 06.23 AM
Aku mendudukan diri di pinggir kasur lalu membalas pesan singkat Lucas.
Receiver : Lucas
Oke deh, ditunggu.
Sent 07.44 AM
Segera aku mandi dan mencari sarapan di dapur. Kulihat makanan sudah tersedia di meja makan. Nampaknya pagi ini mama berangkat pagi karena saat kuintip di kamar sudah tidak ada. Si bawel, Nabila, yang juga adikku kulihat juga masih tidur. Kusantap makanan di meja dengan lahap lalu kembali ke kamar, tak lama aku pun tertidur lagi.
Xxx
"Kak Evan, bangun kak" Ucap Lucas sambil mengelus-elus kepalaku pelan.
"Er, eh elu Luc, udah jam berapa ini?" tanyaku dengan nyawa yang belum penuh karna bangun dari tidur.
"Udah jam 7 kak, bangun gih, abis itu mandi, Lucas tungguin."
"Eh iya? Duh maaf ya aku ketiduran, bentar aku mandi dulu." Aku segera menyabet handuk di lemari dan berjalan ke kamar mandi. Lima belas menit kemudian aku keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk di pinggangku. Aku berjalan menuju lemariku lalu melepas handukku dengan santai.
"Eh kak Evan! Lupa ada aku disini ya? Kok gak malu sih." Ucap Lucas dengan sedikit teriak.
"Kan cowok sama cowok, ngapain malu." Jawabku dengan sedikit tertawa.
"Yakan sama aja kak hadehhh, yaudah aku tunggu di ruang tamu aja kak." Lucas lalu beranjak dari kamarku dan duduk di sofa ruang tamu rumahku. Aku segera berpakaian dengan rapih dan menyemprotkan beberapa semprotan parfum ke badanku lalu aku keluar dari kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
(Tak) Selamanya(?)
General FictionTak selamanya kisah cinta berakhir indah. Iya, apalagi kisah cinta antara dua laki-laki yang sedang dalam perjalanan mencari jati dirinya. Dalam cerita satu ini, saya coba hadirkan kisah cinta antara Lucas Eldric dengan Evan Collins yang rumit, dan...