EVAN POV
Aku sendiri tiba-tiba bingung saat mengingat-ingat kejadian aku mencium Lucas. Kenapa?Apa aku suka sama dia?Tapi aku kan bukan homo. Pertanyaan demi pertanyaan berputar-putar di otakku. Entah kenapa merasa senang saat didekatnya, dan merasa kesepian saat dia tak ada disampingku.
"Woy!Masih pagi udah ngelamun aja lu Van!"Ucap Toro, teman sebangku-ku di kelas.
"Apaan sih Tor, ganggu aja."Jawabku sinis
"Emangnya kenapa sih?Ada masalah?Cerita dong."Tanya Tora penasaran.
"Nggak kok, bukan apa-apa."
"Eh Men, gue kenal lu bukan baru sehari, gue udah hapal kalo lu boongin gue. Cerita aja apa susahnya sih. Gue bantuin kalo emang ada masalah."
Aku menghela nafas sesaat dan mulai mencurahkan isi hatiku pada Toro.
"Gue kayaknya mulai gak normal deh, Tor."
"Maksud lu?Yang jelas dong."
"Kayaknya gue suka sama adik kelas yang duduk sebangku sama gue pas ujian."Jelasku singkat.
"Emang lu duduk sama siapa?"
"Sama Lucas."
Aku kira setelah aku mengaku ke Tora bahwa aku suka dengan laki-laki, dia akan menertawakanku atau bahkan jijik padaku. Tapi tidak, dia menanggapi itu dengan tenang dan serius.
"Ya trus masalahnya dimana Van?"
"Ya kan dia cowok, Tor."Aku mulai bingung ketika dia bicara seperti itu, apa dia tak tahu kalo Lucas itu nama cowok?Atau pura-pura tidak tahu?
"Ya gue tau Van, Lucas anak basket itu kan?"Sahutnya.
"Iya, trus gimana menurut lo?"
"Yaudah tembak aja kalo lo suka hahaha"Ujarnya dengan tertawa lebar.
"Ah lo bilang mau bantuin, sekarang malah ngetawain."
"Iya iya sorry, gue belum pengalaman kalo masalah percintaan cowok sama cowok. Jadi gue bantu doa aja deh ya hahaha."
Karena kesal, aku pergi meninggalkan Toro begitu saja. Dia masih saja tertawa saat aku meninggalkannya. Saat aku sudah hampir mencapai ujung pintu, Toro memanggilku.
"Van!"
Aku hanya menoleh dan mengangkat bahuku.
"Good luck ya!"Ucap Toro sambil mengacungkan jempol ke depan.
Xxx
Hari ini, Lucas masih dirawat dirumah sakit. Sakitnya sih tidak terlalu parah, hanya kakinya sedikit terkilir dan luka-luka goresan kecil di tangan Lucas. Tapi dia belum diperbolehkan untuk pulang oleh suster disana. Apa aku harus menjenguknya?Kan aku juga sedang tidak ada pekerjaan. Aku juga sudah belajar untuk ujian esok hari. Oke, aku jenguk Lucas saja.Aku segera bersiap dan meminta ijin pada Mamaku. Setelah memakai sepatu, aku lantas pergi menuju rumah sakit diantar oleh pak Tejo.
Sekitar dua puluh menit kemudian, aku sampai di depan rumah sakit dimana Lucas dirawat. Aku segera masuk dan berjalan menuju lift lalu menekan tombol empat karena dilantai empatlah kamar Lucas berada.
Saat lift sudah menunjukkan lantai empat, aku keluar dan berjalan menyusuri lorong dan mencari ruangan Lucas.Saat aku menemukan kamar lucas, aku masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Lucas tampak kaget saat melihatku menjenguknya.
"Eh kak Evan. Kok gak bilang kalo mau mampir."Tanya Lucas sambil mencoba mendudukan dirinya.
"Iya maaf gak sempet ngasih tau. Ini juga dadakan jadi gak sempet beli buah, maaf ya."
"Iya kak, gapapa. Kak Evan mampir aja aku udah seneng."Ucap Lucas.
Aku melihat makanan ala rumag sakit dimeja, sepertinya belum tersentuh.
"Luc, ini makanan mu?Kenapa gak dimakan?"Tanyaku.
"Males kak, makanan rumah sakit gak enak hehe."
"Tapi ya kamu tetep harus makan, Luc." Spontan aku mengambil makanan itu sesendok dan menyuapkannya pada Lucas.
"Ayo makan, buka mulutnya, aaaa"Ucapku seakan sedang menyuapi anak kecil.
"Kak Evan ih, aku kan bukan anak kecil kak."Meskipun dia bilang begitu, tetap saja dia membuka mulutnya dan menerima makanan itu. Tiba-tiba aku merasakan gejolak aneh dalam hatiku, jantungku seakan berdetak lebih cepat. Kamipun berbincang-bincang cukup lama hingga akhirnya kami berdua terdiam karena kehabisan topik bahasan."Kak." Ucap Lucas membuka obrolan.
"Apa?" Jawabku singkat.
"Soal yang kemarin-" belum sempat Lucas meneruskan ucapannya, aku memotongnya.
"Aku mau Luc, aku mau."
"Hah?Mau apaan kak?" Lucas Nampak bingung saat aku bilang mau, apa mungkin maksud dia bukan tentang dia nembak aku di Wonderland kemarin ya?Duh bodo amat sih aku.
"Gak papa, abaikan."
"Hahaha aku paham kok kak, aku Cuma bercanda tadi hehehe." Lucas lalu memelukku dengan erat.
"Ah bercanda nya gak lucu ah." Aku bertingkah seolah ngambek, padahal dalam hati aku senang sekali, bagai berbunga-bunga.
"Maaf deh beib hahaha." Ujar Lucas.
"Eh apaan beib segala. Iuhh ahh."
"Ya gak apa lah kak, kan kak Evan bebeb aku hahaha." Lucas pun tertawa cukup lepas. Diapun melepas pelukannya dari ku, dan lalu langsung menciumku, dengan cinta. Akupun membalasnya dengan santai.
Hari ini, ya tepat pada tanggal 21 Agustus, kami (re:Lucas dan aku) resmi jadian di rumah sakit.
HAI SEMUANYA!
MAAFKAN UPDATE YANG SANGAT TERLAMBAT INI
AKU LAGI SIBUK MAGANG DI BALI SELAMA 3 BULAN INI JADI MOHON DOANYA AGAR DILANCARKAN YAAW
MAKASIH BUAT SEMUA VOTE DAN KOMEN KALIAN!!
AKU USAHAIN BIAR UPDATE CEPET TIAP HARI KALO BISA :V
MY READER, YOU ARE MY EVERYTHING :)
DAPET SALAM DARI LUCAS, MAKASIH KATANYA UDAH NYEMPETIN WAKTU BACA KISAH CINTANYA
KAMU SEDANG MEMBACA
(Tak) Selamanya(?)
General FictionTak selamanya kisah cinta berakhir indah. Iya, apalagi kisah cinta antara dua laki-laki yang sedang dalam perjalanan mencari jati dirinya. Dalam cerita satu ini, saya coba hadirkan kisah cinta antara Lucas Eldric dengan Evan Collins yang rumit, dan...