Masalahku dimulai. Ada beberapa anak yang mengetahui tentang pasangan jodoh - jodohan versi teman - teman untukku. Mereka mulai memanggilku Baby Jon di tempat les, di depan Kak Ferdi yang tetap ganteng walaupun giginya sedikit maju.
Kak Ferdi tertawa dan tersenyum padaku. Tiba - tiba aku merasa silau. Wajah Kak Ferdi yang ganteng tadi menjadi bertambah ganteng.
Membuatku melupakan Ironman yang sedang menantiku di depan etalase toko. Walaupun silau dari senyum Kak Ferdi mengingatkanku pada cahaya matahari yang lebih baik tidak dilihat, giginya yang sedikit maju itu membuatku mengingat rembulan. Indah dari jauh namun jelek jika dilihat dari dekat.
Aku tersenyum lagi. Kak Ferdi memalingkan muka. Mungkin kaget melihat senyumanku yang maut.
Tidak terasa hari itu aku selesai les. Hari pertama yang cukup menyenangkan. Kak Ferdi berdiri dan berangkat keluar kelas.
Aku mencoba fokus pada kakiku untuk segera berdiri dan melangkah keluar. Cukup mudah dan aku berjalan keluar mencoba untuk segera pulang. Namun kakiku berkata lain karena tanpa sengaja melangkah ke toko mainan.
Action figure kesukaanku sudah menunggu. Aku berjalan dan berjalan. Ada Kak Ferdi di sana sedang berdiri dengan teman se gank-nya. Lalu aku terpaku seketika.
Ada kesilauan baru di sebelah Kak Ferdi. Kali ini mungkin sinar matahari karena membuatku meleleh dan seketika kedua kakiku semakin lemas.
Aku mencoba tetap berjalan sambil menyeret - nyeret kakiku ini. Ya Tuhan siapa laki - laki itu. Perjuanganku untuk pergi dari tempat itu semakin sulit saat ada seseorang yang memanggilku Baby Jon. Sial. Dia adalah Kak Ferdi.
Dan aku tersadar bahwa ternyata ada Jono di sebelah lelaki matahari itu. Kak Ferdi mendekat.
Wajah gantengnya perlahan berubah jenaka. Dia memegang sesuatu. Aku setengah berharap dia memberikanku ongkos untuk ojek yang pastinya akan kutabung untuk menambah pundi - pundi uangku demi Pak Tony Stark dalam baju perangnya.
Namun itu pemikiran bodoh karena ternyata setelah mendekat Kak Ferdi menyodorkan penghapus Ironman ku.
"Makasih."
Aku mengangguk dan melangkah lagi
"Si yu tumorou Baby Jon"
Kak Ferdi mempraktekkan percakapan kami tadi. Lagi, aku menyeret kakiku beranjak dari sana.
Aku sampai di rumah dengan selamat sentosa. Menghempaskan pantatku di kasur empuk dan mencoba untuk tidur. Dunia terasa indah di kasur empukku. Tapi sebuah suara memanggil.
"Isya! Mandi dulu"
Oke itu Ibu. Demi tidak terjadinya omelan panjang yang tak berujung, aku beranjak dari tempat tidur dan melangkahkan kaki ke kamar mandi.
Mencoba untuk mandi tapi tanpa sadar otakku yang sudah sedikit korslet mengingat lelaki yang membuatku meleleh tadi.
Pertanyaan bermunculan di benakku nama, tempat tinggal, tempat tanggal lahir, dan kelengkapan identitasnya menari - nari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Masalah
HumorSeorang murid tidak teladan bernama Isya dan semua masalah epic khas SMA. Cara mengatasi masalah tanpa masalah dengan kemampuan analisa yang minimum. Mampukah Isya menjadi "remaja" yang tumbuh dan matang sesuai dengan usianya? Temukan dalam "Aku dan...