Part 2

31 2 0
                                    

Mulmed : Fadlan Alfaridzi

+++++++++++++++

Sore itu Arianna atau yang sering disapa Ann tengah membereskan beberapa kertas yang berhamburan di atas meja kerjanya. Setelah selesai, disampirkannya tas di pundak kiri tidak lupa mengantongi handphonennya. Kemudian beranjak keluar area perkantoran dan menuju ke kampusnya.

Aktivitas Arianna selama setahun ini adalah kuliah sambil kerja. Dirinya sengaja mengambil kerja sampingan demi bisa membiayai kuliahnya selama empat tahun.

Arianna bekerja sebagai admin keuangan di sebuah perusahaan tenaga kerja, dan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNIMA.

Sesampainya di kampus, Arianna buru-buru menuju ke kelasnya karena sebentar lagi dosennya akan masuk.

"Tumben agak telat. banyak kerjaan ya?" celetuk Nazifha ketika Arianna duduk di tempat duduknya.

"Iya nih. Si bos minta laporan mulu. Eh iya, pinjam buku tugas lo dong. gue lupa ngerjain nih"

"Ya elah, lupa mulu lo. Lupanya hebat ya, TIAP HARI" sindir Nazifha dengan menekankan kata tiap hari. Arianna yang tahu disindir hanya membalas dengan cengiran.

~

Disinilah dua sahabat tersebut. Kantin. Usai menerima mata kuliah tadi, Arianna dan Nazifha memutuskan untuk mengisi perut di kantin kampus. Memesan bakso dan es the manis, mereka mulai menikmati makanan masing-masing.

"Ngomong-ngomong gimana hubungan lo sama Fadlan? Tahan aja ya lo sama dia. Salut gue. Udah sering tu orang nyakitin lo, terus aja lo maafin." Celetuk Nazifha yang otomatis mengembalikan ingatan Arianna sejak awal-awal dirinya berkenalan dengan Fadlan hingga saat ini.

Flashback

Ann POV

Hari ini adalah hari jadi kami yang ke 1 tahun. Hari ini juga Fadlan berjanji untuk datang ke Manado. Ini adalah kunjungan pertamanya ke rumah. Dan juga pertemuan kami yang kesekian kalinya. Meskipun pertemuan kami yang lalu-lalu adalah di Makassar, waktu aku mengunjunginya. Dia berkata ingin lebih mengenal keluargaku.

Sekarang aku sudah berusia 17 tahun dan Fadlan 25 tahun. Cukup jauh perbedaan usia kami. Aku baru saja selesai mengikuti ujian kelulusan sedangkan Fadlan bekerja di salah satu perusahaan traveling.

"Yang, aku udah di Airport nih. Kamu dimana?."

"Aku juga udah di Airport. Tapi aku lagi beli minum. Bentar, aku udah jalan ke tempat kamu. Tunggu aja disitu." Aku memutuskan panggilan dan bergegas menuju kesana.

Kuedarkan pandanganku hingga tatapan kami bertemu. "Maaf ya lama. Nih minum dulu. Aku udah pesan taksi ke hotel." Fadlan menggenggam tanganku dan kami berjalan beriringan menuju taksi yang sudah ku pesan.

Selama di perjalanan, kami tidak melepaskan genggaman tangan kami. Bahkan aku bersandar di dadanya smabil memeluknya. Fadlan pun membalas pelukanku dengan erat. saling menyampaikan rasa rindu kami.

Sekarang kami berada di kamar salah satu hotel setelah sebelumnya kami memesannya. Fadlan sedang mandi dan aku bingung mau melakukan apa. Tak sengaja aku melihat handphon Fadlan di meja dekat TV. Akupun mengambilnya.

Ponsel ini adalah satu-satunya ponsel Fadlan yang tidak pernah dipinjami Fadlan ke Aku. Entah ada apa dengan ponsel ini. Biasanya apapun barang-barangnya, Fadlan tidak pernah melarangku untuk mengotak-atiknya. Mencoba menyalakannya, dan rupanya membutuhkan password. Aneh. Ku coba segala macam angka, entah itu tanggal lahir Fadlan, aku, bahkan sampai tanggal jadian kami. Invalid.

Can I ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang