[1] Virla Caera Ellvaretta

327 9 3
                                    



Seperti pagi pagi sebelumnya. Virla melangkahkan kaki jenjangnya melewati koridor yang ramai oleh siswa lainnya. Dengan pakaian yang sebenarnya tidak layak untuk disebut siswa; kemeja dipotong meyerupai crop tee, rok yang dibuat ketat hingga menunjukkan lekuk tubuhnya, kancing teratas dibuka, dasi yang sudah raib entah kemana dan sepatu glitter yang membuat mata siswa lainnya gatal.

Tujuan utamanya sekarang adalah kantin. Virla tidak pernah sarapan di rumah. Bahkan dia jarang ada di rumah. Semenjak meninggalnya ayah tercinta. Virla menjadi semakin nakal dan membangkang. Mamanya memang sudah dari lama tidak peduli padanya. Setiap hari hanya bekerja dan bekerja. Bahkan untuk menyapa Virla saja tidak pernah. Kalaupun Virla kabur, mungkin mamanya tidak akan sadar. Dulu, ayah adalah segalanya. Dan sekarang, tak ada segalanya bagi Virla.

Virla blasteran Jerman-Jawa. Dulu Virla menyelesaikan sekolah SMPnya di kampung halaman mamanya di Jerman, karena ayahnya yang sakit sehingga mereka sekeluarga pindah ke Jerman.

Sekarang setelah Ayahnya meninggal. Mereka memutuskan kembali ke Indonesia. Tinggal di rumah mewah, mobil pribadi, apartemen, uang melimpah, dan sekolah unggulan. Orang mungkin berpikir hidup Virla sempurna. Tapi tidak baginya. Semua fasilitas yang ia dapatkan justru semakin memacu dirinya menjadi anak yang sembrono.

Setelah sampai di kantin, Virla sudah disambut oleh para teman teman-palsunya, dan sebuah nasi goreng serta jus jeruk sudah tergeletak di meja. Pasti salah sati dari mereka memesannya untuk Virla tadi. Setelah duduk dan mulai memakan makanan itu tanpa mengucapkan terima kasih, Teman temannya yang bahkan ia sendiri tidak ia ketahui siapa nama mereka merapatkan badan mereka ke arah meja dan mulai menggosip. Entah apapun itu tapi yang pasti Virla tidak peduli, mulai dari guru yang baru nikah ke kucing bunting ampe siswa homo. Semua lengkap digosipin sama mereka.

Suara bell masuk membuat para cewe berbedak setebal sedalam dan selebar laut itu seketika berhenti berbicara dan segera berdiri.

"Hmm guys kita harus cepetan masuk. Sebenernya males tapi jam pertama guru killer biadap, Vir ayookkh" ucap salah satu cewe pada Virla

"Kalian duluan" balas Virla dengan singkat dan terlampau jutek.

Selepas itu mereka melenggang pergi meninggalkan Virla. Setelah beberapa menit berdiam diri, Virla akhirnya memutuskan untuk masuk ke kelas untuk hari ini.

--------

Entah kenapa dewi fortuna sedang tidak berpihak pada Virla hari ini, ahh mungkin memang setiap hari. Virla terlamabat bangun tadi pagi dan terpaksa harus berangkat dengan motornya dan menitipkan motor itu ke warung belakang sekolah tempat dia biasa nongkrong dengan anak berandal lainnya.

Dengan tergesa gesa , Virla melempar tas kempesnya yang hanya berisi satu buku catatan dan earphone sehingga ia tidak membutuhkan tenaga lebih untuk bisa melewati tembok sekolah. setelah dia mendengar suara tasnya menghantam tanah dengan segera dia menginjak gundukan di sebelahnyayang memang sengaja ia taruh disana sejak lama dan mulai memanjat pagar untuk segera masuk ke kelas.

Dengan sisa tenaga yang masih ia miliki, Virla berlari ke arah kelasnya yaitu XI IPA 2 di lantai 3. Virla sudah biasa datang terlambat, tapi sebelumnya ia tidak pernah setergesa gesa ini. biasanya ia akan jalan dengan santai dan masuk ke kelas dan berteriak heboh sendiri tanpa memedulikan guru yang sedang mengajar. ohhh jika kalian pikir dia sudah tobat, well.. bahkan authorr sendiri berharap begitu, namun ternyata dibalik aksinya yang termasuk mulia bagi seorang Virla, ada rencana busuk untuk menjahili gurunya yang baru saja selesai cuti honeymoon. bahkan dia sudah mempersiapkan ini semalaman, makanya dia terlambat bangun.

Sesampai di depan pintu, pintu sudah tertutup menandakan kegiatan belajar mengajar sudah dimulai, Virla berhenti sejenak mencoba menetralkan napasnya dan tersenyum jahil terpasang diwajahnya. Yaa inilah Virla, terlalu aneh. Kadang jutek, kadang nakal, jahil, sensitif.

Tanpa mengetok pintu. Virla menarik kenop pintu dan berjalan masuk ke dalam kelas. Merasa terganggu, kegiatan di kelas seketika berhenti dan berfokus pada kedatangan Virla. Bu Dina aka target Virla, hanya mengehembuskan napas lelah.

Belum sempat Bu Dina berbicara, Virla sudah teriak "Buu!! Abis ena ena yaaa?!?!! Enak gk bu??!! Ajarin Virla dongg!!"

Perkataan Virla barusan membuat tawa seisi kelas pecah seketika. Wajah Bu Dina sudah memerah menahan malu

"Cukup Virla, maksud kamu apa? Ahh saya tidak peduli, sekarang kamu keluar! Jangan lagi masuk kelas saya kalau hanya mau ngerecok!"

"Hah? Serius bu?!?  Yaawla makasihhh. Akhirnya doa saya kejawab juga. Kalau gitu saya pamit ya buu. Babayy" jawab Virla sambil menyalim Bu Dina dan melangkah pergi.

----------

virla sedang berada di lapangan dengan dibanjiri keringat dan bau piloks yang menyengat. Rencananya sekarang sudah benar benar sempurna.

Sambil tersenyum puas akan mahakarya yang ia buat, bell istirahat berbunyi. Para makhluk yang muak akan materi yang tidak akan mereka pakai dimasa depan berbondong bondong menuju kantin. Hal tersebut membuat mereka mau tak mau melihat tulisan yang Virla buat.

Bu Dina yang juga baru keluar dari kelasnyapun juga membaca tulisan 'Bu Dina buka LES ENA ENA gratis!! Materi- contoh- langsung PRAKTEK'

"VIRLAAA" suara Bu Dina yang menggelegar ke penjuru sekolah membuat Virla tersentak dan segera berlari ke sembarang arah sambil terbahak.

Sibuk dengan dirinya sendiri, Virla tidak mempedulikan siswa lain yang berlalu lalang. Sesekali badan rampingnya menyenggol bahu siswa lain.

Saat sudah di ujung koridor dan berbelok menuju tangga. Tiba tiba, muncul seorang pria dari arah berlawanan sehingga membuatnya bertubrukan dan jatuh ke lantai.

"Awww!"

~~~~~~~~

FIRST CHAPTER IS DONEE!!!

Hope u guys love it. Maaf kalau pendek dan banyak kesalahan. Kalau kalian ada saran sialankan comment.

GO VOMMENT! 💕💕

'Our Space'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang