O N E

1.3K 60 1
                                    


Udara pagi memasuki celah celah ventilasi, matahari mulai memainkan perannya kembali untuk menyinari dunia. Udara pagi yang dingin tak membuat kedua manusia yang sedang bergelung di selimut merasa terusik, mereka semakin memperdalam pelukannya satu sama lain. Hingga suara dering ponsel berbunyi dan salah satu dari mereka merasa terganggu.

Tangannya meraba raba keatas nakas untuk menggapai ponselnya.

Dan, klik!

"Hallo." sapanya.

"Tuan Aliano devana albert, dasar gila." Umpat seseorang dari sebrang telfon, dia menjauhkan handphonenya untuk melihat siapa yang menelfonnya sepagi ini. Rafael? Memang tidak tahu waktu, batinnya.

"Gua dari semalem nunggu ya li, sampe gua ketiduran di sofa dan yang lu janjiin ga dateng dateng, Brengsek." Terdengar bacot memang, bayangkan saja sepagi ini sudah mengumpat dan berteriak. yang seharusnya ketika membuka mata dia disambut oleh bunyinya burung burung yang indah ini malah disambut dengan bacot temannya yang tidak berfaedah.

"Mana cewe yang lu janjiin semalem. gua bersama juned nungguin dan udah siap untuk menikmati setiap detik bersamanya dan semuanya gagal gara gara lu nipu gua, bangsat."

Tut

Aliano mematikan telfonnya sepihak, sangat tidak habis pikir sekali bukan? rafael menelfonnya pagi buta begini hanya untuk menanyakan wanita yang Aliano janjikan kepadanya tadi malam. memang jika soal wanita dan kepuasaan dia tidak akan pernah bisa menahan! Memang dasar lelaki hidung belang, batin Aliano.

Aliano menatap wanita yang sekarang sedang mengusel - uselkan kepalanya di dada bidangnya, nampaknya dia sedang mencari kenyamanan disana. Tangannya yang melingkar di pinggang Aliano semakin menarik agar Aliano semakin mendekat kearahnya. Aliano yang tahu itu segera memperdalam pelukannya, telapak tangannya mengusap usap kepala wanita itu bahkan sesekali dia mengecupnya.

"Bangun sayang sudah pagi, dasar kebo." yang dibangunkan merasa tidak terusik. akhirnya dia memiliki cara lain untuk membangunkan wanitanya, caranya dengan kecupan kecupan manis diwajah wanita itu.

Merasa terusik dengan tindakan yang dilakukan Aliano akhirnya wanita itupun membuka matanya dan tersenyum ketika melihat siapa yang berani mengusik tidur nyenyaknya.

"Selamat pagi nyonya Jane Illyana Rosse." sapa Aliano.

"Pagi, maaf ya bangunnya keduluan kamu."

"Tidak apa apa sayang." wanita yang biasa dipanggil Lyana itupun bangkit dari tidurnya untuk menyiapkan kebutuhan suaminya. ya Aliano Devana Albert sudah resmi menjadi suami Lyana sekitar 1 tahun lalu, mereka menikah diumur Lyana 22 tahun dan Aliano berumur 24 tahun. Lyana yang ingin menjauh dari ranjang ditahan dan ditarik oleh Aliano yang akhirnya badan Lyana jatuh di atas tubuhnya.

"Mau kemana sayang, nanti saja aku masih ingin memelukmu seperti ini." ucapnya manja sambil mengeratkan pelukan di pinggang Lyana.

"Aku mau menyiapkan pakaian kerja kamu dan juga sarapan pagi kita mas." Lyana mencoba untuk melepas namun sayang tenaganya tidak sebanding dengan tenaga Aliano.

"Puaskan aku pagi ini sayang, kau juga belom memberiku morning kiss." nadanya sengaja di manja manjakan seperti anak kecil yang merajuk meminta permen.

"Apasih kamu, masih pagi mending sekarang kamu mandi dan siap siap ke kantor. aku akan memberikan mu morning kiss tapi tidak untuk hal lebih dari itu." Lyana segera memberikan kecupannya dimulai dari kening, kedua mata, kedua pipi, hidung dan berakhir di bibir Aliano. Rutinitas suami istri!

Aliano yang mendapatkan morning kiss nampak melebarkan bibirnya "kenapa senyum senyum, jelek tau." Lyana segera menjauh ketika Aliano mulai melonggarkan pelukannya, kesempatan hehe.

LOVING YOUWhere stories live. Discover now