F O U R

926 38 0
                                    

"urus segala kepentingan yang saya tinggalkan hari ini, saya tidak bisa kembali ke kantor."

"......"

"Ada yang lebih penting daripada itu."

"....."

"Ikuti saja perintah saya."

"....."

Ketika Aliano sedang sibuk menelfon di balkon kamarnya, terdapat suara rintihan dari dalam kamarnya.

"Mas."

Mendengar panggilan itu yang Aliano sudah tau itu berasal dari siapa.

"Kirimkan saja semua dokumen yang perlu saya periksa lewat email." Aliano segera mematikan sambungan telfon dengan secretarisnya dan beranjak masuk kedalam kamar.

Lyana mencoba mengangkat kaki nya perlahan untuk diturunkan dari atas kasurnya.

"Shh, kenapa sakit banget si." Keluh Lyana.

"Apa yang kamu perlukan?"

Lyana mendongakkan kepalanya ke arah suara itu yang sekarang sedang membantu menurunkan kaki nya ke bawah.

"Kamu darimana mas." Tanya Lyana sendu, matanya kini berkaca kaca entah apa penyebabnya, Lyana menangis.

"Kenapa menangis, aku abis mengangkat telfon dari secretarisku soal pekerjaan. Apa yang kamu inginkan?" Jawab Aliano sambil mengusap kedua mata Lyana untuk menghapus airmatanya yang keluar.

Lyana hanya menggeleng, airmatanya
terus mengalir.

"Kenapa sayang, apa ada yang sakit? Kenapa kamu menangis terus." Aliano menarik pelan kepala Lyana untuk disandarkan di dadanya, kecupan kecupan lembut dia daratnya di pucuk kepala Lyana tangan kanannya pun tak tinggal diam, dia juga mengelus pelan rambut Lyana yang tidak dikuncir.

"Aku ingin buang air kecil." jawab Lyana sambil memasang puppy eyesnya.

"Kenapa harus nangis, tinggal bilang saja." Aliano menyelipkan tangannya disela kaki Lyana untuk mengangkatnya. Namun tangan Lyana menahan tubuh Aliano yang sudah bersiap mengangkatnya.

"Aku gamau digendong mas, aku masih bisa jalan."

"Baiklah."

Akhirnya Aliano hanya menuntun Lyana menuju kamar mandi.

.
.

Aliano menunggu Lyana didepan pintu kamar mandi, awalnya dia ingin menemaninya didalam tetapi Lyana menolak dengan alasan
"gausah mas aku malu dilihatin kamu."

Kenapa harus malu sedangkan Alianopun sudah tau setiap lekuk tubuh istrinya, tidak habis fikir.

Tok

Tok

"Lyana."

"Kenapa lama sekali, kamu bersemedi didalam."

Aliano tak mendapat sautan, dia panik pasalnya sudah hampir 40 menit dia berdiri disini tetapi Lyana belum juga keluar.

"Lyana."

LOVING YOUWhere stories live. Discover now