T H R E E

978 48 0
                                    

Pagi hari yang cerah, dengan berpakaian formal yang dibalut dengan jas mahal. orang itu nampak dengan gagahnya memasuki gedung pencakar langit miliknya. Wajahnya nampak begitu datar dengan rahang yang keras dan tatapan tajam elang miliknya. perhatian para karyawan yang tadinya disibukan dengan perkerjaan dan ada juga yang bergosip ria, kini mereka beridiri untuk menyambut bosnya. Semua karyawan nampak menunduk hormat dan memberikan sapaan kepada kepala direktur mereka.

"Selamat pagi Mr. Albert."

Ya orang itu adalah Aliano Devana Albert. tanpa membalas sapaan karyawannya, dia dengan angkuh melanjutkan langkah kakinya yang dibalut dengan sepatu pantofel mahal menuju lift khusus para petinggi untuk mencapai ruangannya.

"Apa jadwal saya hari ini." tanyanya ketika sudah keluar dari lift kepada sekretaris yang kini sedang berada di depan ruangannya.

"Hari ini Mr. Albert ada pertemuan kolega bisnis dari paris." jawab Riana sambil membuka buku yang dikhususkan untuk menulis jadwal bosnya.

Aliano hanya menjawabnya dengan anggukan dan berlalu pergi kedalam ruangannya. Setelah masuk, dia langsung mendudukan dirinya di bangku kebangsaannya. Tangannya mulai disibukkan dengan membuka email yang masuk di macbooknya. Ketika ia sedang fokus melihat lihat file, seseorang dateng membuka pintu ruangannya dengan kasar.

BRAK!

Aliano tampak tekejut. Bayangkan saja ketika suasana yang sedang sunyi sunyinya tiba tiba dateng suara yang mengejutkan, seberapa kaget kalian.

Aliano menatap tajam ke arah orang itu "tidak tahu sopan santun, biasakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk." Rafael mengacuhkan dan berjalan mendekat kearah meja Aliano.

"Kemana lu kemaren, menghilang dan di hubungin ngga bisa. Lu mau menghidar dari janji lu kemaren malem." Aliano hanya mengerutkan dahinya saja. tanpa mau menjawab, lebih baik dia melanjutkan pekerjaan yang lebih berguna dari pada meladeni sahabat gilanya yang sedang haus belaian.

"Ali, gua ga mau tau pokoknya lu harus cepat cariin gua wanita untuk malam ini." ucap Rafael sambil mendudukkan dirinya dikursi milik Aliano sambil menyilangkan tangannya.

"Cari saja di club yang biasa kau datangi, kenapa meminta kepada saya. Kamu kira saya pakar wanita wanita pemuas."

"Gua bisa nyari sendiri tapi ini masalah money, kan kalau lu yang cariin udah pastinya lu yang akan bayar wanita itu." sahut Rafael menyengir sambil menurun naikan alisnya. Aliano yang melihat itu menatapnya jengah. Bayangkan dia yang dipuaskan tapi orang lain yang suruh menanggung bayaran, memang dasar lelaki hidung belang kere, batin Aliano.

Aliano mengeluarkan gold cardnya dari dalam dompet lalu meleparkannya ke meja kerja "untukmu, saya harap jangan mengganggu saya lagi." Rafael menatapnya terkejut ketika Aliano memberinya gold card kepadanya, bayangkan saja satu gold card ini saldonya -gabisa disebutkan dah pokoknya.
ini bukan hanya bisa menyewa satu wanita saja tapi lebih dari itu sepertinya malam ini apartement Rafael akan dipenuhi oleh wanita wanita jalang. Baru membayangkan saja sudah membuat junedku berdiri tegak, batin Rafael.

"Seriously?"

"Cepat ambil, lalu pergi dari ruangan saya." Rafael pun langsung menyambar kartu itu dan pergi meninggalkan ruangan Aliano.

"Thanks Li, lu emang sahabat yang pengertian."

Aliano memijat pelipisnya pelan melihat tingkah sahabatnya, dia melirik jam rolex yang menempel di pergelangan tangannya untuk melihat waktu. Sudah pukul 9 pagi, dia bangun dari duduknya bersiap untuk berangkat  ketempat pertemuannya dengan rekan bisnisnya dari Paris. Sambil beranjak kearah pintu Aliano membenarkan letak dasinya yang terlihat sedikit mencong.

LOVING YOUWhere stories live. Discover now