Part 2

260 0 0
                                    

dia masih disana dan mungkin akan terus disana. tapi sampai kapan?

dia mematung. kulihat orang orang sudah tak lagi menaruh perhatian pada gadis itu. jemu,barangkali. aku sendiri sudah tak lagi memperhatikannya, namun bukan lantas menghiraukannya. aku tak melihat,tapi malah jauh lebih dalam memikirnya. apa orang orang lain seperti itu? saat wajah mereka berpaling, ada menumpuk berjuta pertanyaan tak terselesaikan. mereka berpaling, tapi semakin jauh berpikir. seakan tak pedul,i tapi menyimpan hasrat ingin tahu..apa begitu?

aku sendiri tak tau kenapa terus bercerita tentangnya. karena demi tuhan,tak ada yang menarik untuk diceritakan. banyak lainnya yang bisa kuceritakan. tentang istriku yang hamil tua, anak sulungku yang terus ditagih biaya spp, tetanggaku yang menyimpan istri muda, atau taruhan ayam di kampung sebelah. tapi tidak, aku tidak ingin menceritakan itu.

sekali lagi kucuri pandang ke arah gadis itu.masih sama. tak ada berubah. hanya saja orang lalu lalang mulai menatapnya aneh. sebentar sebentar ada tukang ngasong menawarkan air atau jajan, dia tetap tak bergeming. Ketika pengemis dengan muka memelas mengumpatinya karena tidak dikasih uang, ia juga diam. Kenapa?

Atau dia sedang melakukan demonstrasi dengan berdiam diri? Untuk apa? Kepada siapa? Belakangan terlalu banyak yang perlu didemo. Hasil demo sendiri akhir-akhir ini juga banyak yang nihil. Tidak tahukah dia?

ada sesuatu. Dan masih aku tak mengerti apa itu. sejangkal tanda tanya menggelayut di benak. Tapi apa? Matanya? hidungnya? bibirnya? atau senuyumnya? ah, sejak tadi ia belum tersenyum.

Lama aku mengamatinya. ingatanku terputar pada masa lampau saat aku masih menganakan seragamputih  abu-abu. aku tersenyum kecil, "haha, putih abu-abu, semua tak akan jauh dari cerita cinta, dan segala romansa di belakangnya," batinku ikut berkomentar.

Kenapa ingatanku kembali ke masa itu?

Roll-roll ingatan dalam otakku masih memutar kembali apa yang sepuluh tahun lalu terjadi. saat itu, saat semua masih indah. saat angan-angan masih dipenuhi mimpi. Dunia begitun kecil dalam imaji. ya, dulu saat aku belum terperangkap di tempat pengap ini. Andai saja kesalahan itu tak terjadi. Semua pasti baik-baik saja.

Aku tahu, percuma menyesali nasib.Kini hidup, jalani, dan beri yang terbaik, itu saja.

Samar-samar bayanganku mulai terarah pada sesosok gadis kala itu...(bersambung lagi)

Gadis di Ujung PerempatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang