3

24.6K 593 9
                                    

Sinar matahari menghangatkan kamar ini dipagi yang dingin. Keina mengerjap matanya menyesuaikan cahaya yang langsung menghempas kewajahnya. saat ia ingin duduk, pelukan sebuah lengan mengerat lilitan ditubuh hangat itu. "Jaiy" panggil Keina lembut. "Nyam ..." gumamnya aneh hingga membuat Keina tertawa pelan.

Keina perlahan melepas pelukan hangat itu. Ia turun perlahan dari ranjang, bagian bawahnya terasa nyeri. Entah apa tujuan Keina pergi keluar kamar.

Jaylen membuka matanya sedikit saat mendengar pintu ditutup kembali. Ia duduk dan meraih ponselnya dinakas untuk menghubungi seseorang.
"Hallo ..."

"Oh hai, lama kita gak ketemuan brow"

"Gue punya urusan dikit sama lo"

"apapun deh sob, emang urusan apaan?"

"Lo tau kan, Gilang Werdiyanso itukan yang ..."

"Oh ... Yang gelapin duit perusahaan itu yeh, tau gue ... Emang kenapa?"

"Gue pengen lo cari berita yang lebih heboh dari itu buat alih perhatian masyarakat. Setelah itu lo kaburin semua bukti bukti penggelapannya. Gue pengen tuh orang bebas tanpa syarat dalam waktu dekat"

"Lo yakin bro! Tapikan dia udah terdakwa ..."

"Kalo lo gak ikutin perintah gue, lo bakal jadi gembel!"

"Oke ... Oke ... Siap laksanakan boss"

Jaylen melempar ponselnya keatas nakas lagi. Ia ingin menyusul gadisnya yang pergi keluar kamar tanpa ijinnya ini. Ah ... gadis itu sudah menjadi wanitanya sekarang, batin Jaylen.

~|~|~

Keina mempelajari buku resep dihadapannya dengan gusar "merica, sudah. Kecap manis, sudah. Saos tiram ..." dengan cepat Keina meraih botol panjang bertulisan saos tiram itu dan menuangkannya kedalam masakannya "oh God ... Gue lupa bawang!" ia mengacak acak poninya frustasi.

Jaylen bersandar dipintu dapur yang lebar. Ia memperhatikan perempuan yang sedang sibuk membuat sarapan itu. Tapi yang diperhatikan Jaylen adalah bajunya yang nampak kebesaran ditubuh gadis itu dan tanpa memakai celana sehingga membuat kaki jenjang itu seolah menggodanya.

"Selesai!" Keina bertepuk sekali dan menuang masakannya kedalam dua piring. "Jaiy ..." matanya nampak berbinar saat lelaki itu menatapnya dengan pandangan yangntak bisa diartikan "yuk makan ... Gue laper, tapi kalo gak enak jangan marah yah hehe" tanpa memperdulikan Jaylen yang masih menatapnya, Keina menarik kursi untuknya sendiri dan melahap masakan yang dibuat oleh tangannya. "Hari ini lo ada kuliah?" Jaylen sudah menarik kursinya dan menyantap makanan "ada. Tapi siang" jawab Keina yang nampak masih fokus pada makanannya. Wajah Jaylen berubah masam, ia merasa diacuhkan.

"Jay gue mandi duluan yah" tanpa memdapat jawaban, Keina pergi meninggalkan Jaylen yang masih duduk dikursi makan. Baru saja Keina menaiki anak tangga, tiba tiba tubuhnya melayang "Jay ...!" ia menatap lelaki dengan seringai misteri itu "enak aja mandi sendiri" Keina menatap sambil melingkarkan tangannnya dileher Jaylen "maksud lo ... Mm" wajahnya memerah hingga membuat Jaylen tak tahan untuk tidak mengecup pipi itu "aww ... Jelek!" pekik gadis itu saat Jaylen bukan saja mengecup pipi itu tapi juga menggigitnya.

Jaylen mendudukan Keina didalam bathup yang baru diisi iar setengah. Siapa yang tidak tau tujuan awal seorang lelaki mengajak wanita untuk mandi bersama?

~

Keina mendengar kasak kusuk diruangan. Ia menajamkan pendengarannya.

"Pagi ini gue liat di tv, bapaknya diringanin hukumannya"

"Ih ... kok bisa gitu sih, nyogok kali yah"

"Ya kalo nyogok ... kalo si Keinanya jual diri gimana?"

"Ih, benar juga sih ... liat aja nyokapnya ..."

Mata Keina memanas. Ia berlalu dari kelas itu dan memilih duduk dipojok kantin.

Ia membolak balik tugasnya hingga ia merasa ada yang duduk didepannya dan juga dikedua sisi tubuhnya.
"Ck ck ck, ada ayam kampus baru nih" Ale. Lelaki itu menggeleng sarkastis diikuti teman temannya yang tertawa mengejek.

"Bukan urusan lo" Keina bangkit berdiri. Tapi tiba tiba ia merasa colekan dibokongnya.

Plak ....

Keina menatap Deo dengan garang "wuih ... tamparannya ganas men" Deo mengusap pipinya. Keina melangkah meninggalkan kumpulan lelaki bangsat itu.

Bugh ...
Bugh ...
Bugh...

Keina memalingkan tubuhnya dan mendapati Jaylen menghantam wajah Ale bertubi tubi. Dilihat dari posisi tersungkurnya, sejak kapan Ale ada dibelakangnya?

"Jay ... udah Jay" Keina dengan kuat membelit tangan Jaylen. "Dia cewek gue, tai" Jaylen menatap Ale yang memgusap darah disudut bibirnya dengan kasar "lo yang tai! Asal lo tau yah. Dia ini simpanam om om dan lo mau sama cewek bispak gini?" Keina tercekat mendengar perkataan Ale. Matanya memanas. Tangannya lemas dan merasakan tangan Jaylen.lepas kedepan. Pandangam gadis itu kabur oleh air mata. Yang ia dengar hanya teriakan kesakitan serta hantaman dari kulit ke kulit.

~

Keina menatap makan siangnya dengan lesu. Perkataan seluruh mahasiswa tadi membuatnya mual dan bad mood.

"Gak usah dipikirin" tangan hangat itu mengusap lembut punggung Keina. Tapi karena mood ini membuat Keina salah pengertian "lo enak aja nyuruh gue gak mikirin itu, lo gak ngerti apa perasaan gue? Gue cape Jay! Lo juga kenapa bilang kalau gue ini cewek lo, hah? Gue ini simpanan Jay! Cuma simpanan! Jangan ngasih gue harapan!"
Jaylen membeku sekaligus mengerutkan kedua alisnya.

Keina berlalu dan masuk kedalam kamar.
Baru saja ia ingin menumpahkan sakit hatinya, tiba tiba handphonenya berdering.
"Hallo Ti ..."

"Anu ... non' nyonyah sudah ketemu sama yang mau beli rumah ... "

Keina langsung melompat dari tempat tidur dan berlari kearah luar. Jaylen yang baru saja ingin naik mengusul Keina tiba tiba terhuyung. Tubuh mereka berdua bertabrakan.
"Kenapa Kei?" Jaylen menangkap pinggang gadis itu. Keina kesulitan bernafas "Jay ... rumah gue ..."

Mata Jaylen terbelalak dan berlari langsung menyambar kunci mobil.

~

Baru saja mobil itu terparkir.
Keina langsung melompat dari mobil dan masuk kedalam rumah yang tergolong mewah.

"Yati ...!" Ia memicimgkan penglihatannya dan menemukan Yati duduk disudut dapur.
Keina mendekat tinya dan disambut oleh gelengan pelan. "Terlambat non ..."

Tanpa diduga. Ekspresi Keina menjadi datar dan dingin. Tangannya terkepal kuat dan rahangnya bergetar.

Ia berjalan kearah Jaylen yang baru menginjakan kakinya diruang tengah.
Jaylen menahan nafas saat melihat Keina kearahnya dengan mata yang gelap.

Keina melingkarkan kedua tangannya ditengkuk Jaylen dan membenturkan bibir mereka. Ciuman Keina terasa membakar. "Hrrmh ..." geraman rendah Jaylen saat Leina menggigit kuat bibirnya. Jaylen berusaha mengimbangi ciuman gadis yang sedang tersulut emosi ini. Posisi mereka berdua sangat intim. Jaylen mendekap punggung Keina agar gadis itu tak limbung.

"Keina ..." suara familiar itu membuat Jaylen menghentikan kegilaan gadis itu. Jaylen menatap wanita empat puluhan itu tepat tiga meter dibelakang Keina.

Jaylen Menatap Keina yang tidak ingin menghadap keaah ibunya dan justru tersenyum penuh arti didepan bibir Jaylen.

moment with JaylenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang