Chapter 6

306 17 7
                                    

"Oke baiklah"...
-----

Tubuh seolhyun tertidur pulas di pundak pria yang sekarang sedang mengelus halus rambut Seolhyun. Ia merasakan kenyamanan yang sekarang ia butuhkan. Walaupun ia tidak tau siapa pria yang ia pinjam pundaknya itu.

Tangan yang sedari tadi mengelus rambut Seolhyun, berhenti melakukan pekerjaannya. Kini hembusan nafas terdengar oleh Seohyun. Matanya kini telah terbuka. Ternyata perasaan Seolhyun sudah tenang.

Seolhyun mendongakkan kepalanya mencari tau siapa pria yang tadi bersedia meminjamkam pundaknya. Seolhyun mendapati sebuah wajah yang tampan disana. Hidung mancung dan berkulit cerah.

Seolhyun menjauhkan sedikit dirinya dari pria tersebut. Didapati pria tersebut sedang tertidur pulas. Disandarkannya tubuh pria tersebut ke batang pohon dibelakangnya.

Ternyata kau..

Seolhyun mengenali wajah tersebut. Sebuah senyuman tipis terlukis di wajah Seolhyun. Ia terus memandangi wajah pria tersebut. Entah kenapa batinnya terus memuji paras pria tersebut.

Tampan. Ya benar kau tampan. Tunggu apa ini!

Seolhyun menggeleng gelengkan kepalanya. Menampar pelan kedua pipinya agar ia tersadar dari pikirannya dan batinnya yang tak masuk akal. Sesekali ia berucap "lupakan itu" berulang kali. Tanpa sadar wajahnya memerah karena pikirannya tadi.

Pria yang dari tadi tertidur terusik dengan suara kecil nan halus yang bersumber dari Seolhyun. Tangannya mengusap usap matanya. Kemudian ia merenggangkan badannya terlebih pundaknya yang terasa kaku.

"Kau sudah bangun ternyata" suara bass yang berasal dari pria tersebut membuat seolhyun memberhentikan aktivitasnya dan menatap kearah pria itu.

"O-oh i-iya" seolhyun berbicara sambil memegangi pipinya yang sedang panen tomat, maksudku ia sedang blushing.

"Kau sudah baikan? Mau ku antar pulang?" kini pria itu menegakkan duduknya dan mendekat kearah seolhyun.

"T-tidak perlu. Aku baik baik saja" seolhyun menjawabnya dengan gugup dan langsung berdiri.

"Kau ini sedang gugup saja wajahmu tetap sedatar itu" ejek pria tersebut sambil tersenyum licik.

"Apa maksudmu aku gugup? Diam saja kau!" seolhyun langsung beranjak pergi meninggalkan taman.

"Ya! Bisakah kau berterima kasih? Pundakku pegal karena mu!" ucap pria tersebut. Tetapi seolhyun berpura pura tidak mendengarnya dan meneruskan jalannya.

Setelah cukup jauh dari taman dan tampaknya pria tadi tidak mengejarnya, seolhyun menghentikan langkahnya dengan wajah datarnya yang terlihat sangat dingin.

"Itu urusan mu bodoh" seolhyun meneruskan jalannya lagi sambil berkata sendiri.

Di mulut saja ia berkata kasar. Sebenarnya batinnya berkata lain. Batinnya sedang memacu detak jantungnya. Oh tidak, pipinya memerah lagi.

Terima kasih chanyeol..

Yap, kata itu yang diucapkan batin Seolhyun yang membuat pipinya memerah.lagi. dan pria tadi itu tak lain tak bukan adalah Park Chanyeol.
------

Hari itu, seolhyun pulang lebih awal. Ia meminta izin pada guru piket untuk pulang duluan karena pusing yang ia rasakan. Sebenarnya itu hanya kebohongan belaka, ia hanya ingin menenangkan diri lagi dirumah.

Ia berjalan menyusuri trotoar di pinggir jalan. Udara meniup rambutnya halus. Seolhyun menggunakan earphone untuk sekedar mendengarkan lagu kesukaannya.

Hari itu ia malas pulang menggunakan kereta sehingga ia mengubah arah jalannya menuju ke tempat pemberhentian bis. Ia memutuskan untuk menaiki bis saja, walaupun ia tau setelah turun dari bis ia akan berjalan lagi cukup jauh karena pemberhentian bisnya lumayan berjarak dari rumahnya.

Di dalam bus, seolhyun memilih kursi ketiga dari belakang mengambil posisi di dekat jendela. Ia menghadapkan wajahnya kearah jendela untuk sekedar melihat pemandangan korea.

Kursi disebelahnya kosong. Entah siapa yang akan duduk disampingnya nanti atau bahkan akan tetap kosong sampai ia turun nanti tidak ia permasalahkan.

Ia merasakan seseorang duduk di sebelahnya. Namun sudah dikatakan tadi seolhyun tidak peduli dengan itu. Earphone yang terpasang ditelinganya kini tinggal sebelah. Earphone sebelah kirinya kini telah terpasang di telinga seseorang yang duduk disebelahnya.

Merasa terusik dengan perbuatan orang disebelahnya. Seolhyun menghadapkan wajahnya kearah orang tersebut. Terlihat ia seorang pria, ia sedang memejamkan matanya.

"Sedang apa kau disini chanyeoll?" suara seolhyun terdengar kesal. Ia menarik paksa earphone nya yang terpasang di telinga kanan chanyeol.

Mata yang tadinya terpejam, kini telah terbuka. Pria itu -- maksudnya Chanyeol menghadapkan wajahnya kearah seolhyun.

"Ya sedang naik bis lah. Memangnya kenapa? Toh, ini fasilitas umum. Siapa saja bisa menaikinya bukan?" perkataan chanyeol membuat seolhyun terdiam. Memang benar perkataan yang diucapkan Chanyeol.

"Aku tau. Tapi setidaknya duduk di kursi lain" seolhyun menunjuk kursi kosong di belakangnya.

"Aku tidak melihat kursi itu kosong tadi. Tenang saja sebentar lagi aku akan segera turun" kata chanyeol sambil tersenyum ramah. Tapi bagi seolhyun itu terlihat konyol.

"Kalau begitu baiklah" seolhyun kembali menghadapkan wajahnya ke jendela bis dan memasang earphone nya kembali.

"Tapi maksudku bukan aku saja yang turun. Tapi kita" tak lama chanyeol mengucapkan kata tersebut. Seperti kata tersebut telah mengerem bis sehingga bis telah berhenti dengan sempurna.

"A-apa maksudmu kita? Aku turun di pember-" belum selesai seolhyun berkata. Sebuah tangan telah menariknya keluar bis.

"Ikuti saja aku. Kali ini aku akan menagih hutang mu" ucap chanyeol sambil tetap menggenggam tangan seolhyun. Tetapi seolhyun yang sedang digenggamnya itu tidak mengerti perkataannya nya tadi.



-----
Terima kasih sudah membaca ff ini. Maaf jika update nya lama, dan kurang menarik. Tetapi saya berharap kalian dapat menyukai ff ini.

Jangan lupa berikan vote dan comment agar saya kedepannya dapat membuat ff yang lebih baik lagii :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

you change my worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang