two

59 8 0
                                    

Aku memegang knop pintu didepanku dan memutarnya. terdengar suara deritan yang keluar dari pintu itu. Di dalam ruangan sudah ada seorang lelaki berusia kira-kira menjelang lima puluh tahun. Aku menatapnya sambil meringis.

"Apa lagi alasanmu kini, Ms. Marrent?" Ia menatapku tajam.

"Um.. tadi aku terlambat bangun dan saat menuju kesini aku tertabrak orang sehingga semua bawaanku ini jatuh semua." Aku memutar bola mataku.

"Jangan lakukan itu lagi." Dokter senior ini pun mempersilahkan ku untuk duduk.

"Ayee ayee dok! Terimakasih."

Aku segera menjatuhkan semua buku yang kubawa di atas meja kerja ku. Terdengar bunyi yang cukup nyaring dan itu membuat Dr. Alveis menatap tajam kearahku lagi. Aku hanya membalasnya dengan cengiran.

Suasana sangat sepi saat aku mengerjakan tugasku diruangan ini. Hanya terdengar suara dentingan jam yang berada di dinding. Ruangan ini merupakan ruang kerja Dr. Alveis, dan aku disini masih dalam tahap awal untuk bisa menjadi seperti dirinya.

Nama panjangku adalah Zoe Marrent, atau biasa dipanggil Zoe. Aku baru saja menyelesaikan kuliahku dan sekarang disinilah aku, menjadi asisten dokter profesional agar kelak aku dapat menyerap ilmu dari beliau.

Aku menyelesaikan tugas ku dengan tenang sebelum terdengar suara panggilan dari handphone milik Dr. Alveis.

Huh, mengejutkanku saja.

Ia kemudian mengangkat panggilan tersebut.
"Iya... tapi bukankah terlalu mendadak... iya... tapi... hey tidak bisa... ah baiklah.."

Aku mendengar beberapa percakapannya yang sepertinya sangat serius. Dokter itu pun kemudian membereskan semua kertas-kertas yang berada di hadapannya dan memasukkannya kedalam tas.

"Zoe, aku akan pergi ke Jerman selama dua minggu. Gantikan aku selama pergi ya?"

Belum sempat mulutku mengeluarkan kata-kata, ia sudah menghilang di ujung lorong.

♥♡♥

FLASBACK

"Mom sudah siap?" Tanya lelaki berdarah pakistan itu sambil membuka kamar ibunya.

"Sedikit lagi, kau keluarkan mobil saja dulu." Ucapnya sambil kembali merapihkan rambutnya.

"Baiklah." Pemuda itu memundurkan langkahnya sambil menutup kembali pintu kamar ibunya.

Sambil melangkahkan kakinya ke garasi, senyum pun mengembang di wajahnya.

Sebentar lagi akan ada malam yang menyenangkan.

Lelaki tampan yang berumur sekitar delapan belas tahun itu pun memundurkan mobil pemberian ayahnya dan menunggu ibunya di depan rumah. Sekitar sepuluh menit berlalu,wanita dengan tampilan rapi pun duduk di bangku penumpang.

"Zayn, kau sudah membawa segala keperluanmu?"

"Tentu saja, mom."

Mobilnya pun melaju membelah jalanan di London.

****

"Perrie! God, aku sangat khawatir. Ini sudah larut namun kau tak kunjung sampai. Apa yang terjadi padamu?"

"Terlalu buruk untuk diceritakan Zayn.. Aku akan menyusul, jangan khawatir."Tersirat kepedihan yang mendalam dari suaranya.

"Datang secepatnya dan beritahu aku apa yang terjadi. Okay?"

"Aku tidak bisa datang malam ini Zayn."

"Jadi kau tidak bisa datang sekarang?"

"Tidak Zayn, maafkan aku. Mungkin tidak sekarang, tapi tunggu aku disana."

"I will wait you till the end of my life, hun!" Zayn tertawa kecil.

"I love you, Zayn."

"I know. I love you so damn too."

***

AYEE AYEE SEMAKIN BANYAK VOTE SEMAKIN CEPAT APDET:V

cie ada perrie nya

cie

cie

btw ai lupa alur ceritanya gmn kmrn wkwk baca chapt 3 yha

stay [z.m.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang