Bagian dua ada yg gue edit wkwkwk lupa kmrn alurnya kaya gimana. happy reading guys! hope you enjoy.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
"Zayn? Ada apa?" Ucap seorang wanita yang tak lain adalah ibu dari seorang Zayn Malik.
"Perrie bilang ia tidak bisa kesini sekarang." Ucap Zayn sambil menggenggam erat iPhone miliknya, raut mukanya memancarkan kegelisahan.
"Apa ada sesuatu terjadi padanya?"
Zayn hanya menggelengkan kepalanya. Malam ini seharusnya menjadi malam yang membahagiakan bagi pasangan ini, karena mereka akan berlibur bersama sekaligus mengakrabkan kedua orang tua mereka. Namun apa daya, Zayn kini hanya dapat menunggu Perrie di villa milik keluarganya yang jaraknya jauh dari perkotaan.
***
Sinar matahari menembus gordyn kamar lelaki tampan berdarah Pakistan-Inggris tersebut. Ia segera mencari iPhone nya dan berniat untuk menghubungi Perrie.
"Nomor yang anda hubungi tidak aktif. Cobalah beberapa saat lagi..."
"Sial!" Umpat Zayn.
Alih-alih ingin mendengar suara Perrie, justru suara sang operator yang ia dengar. Sambil mengacak rambut dengan kasar, ia membuka jendelanya. Menatap pemandangan indah dari kamar kesukaannya di villa ini.
Oh Perrie, what happen with you?
***
Aku membuka lemari dan mengeluarkan koper kecil berwarna ungu kesayanganku. Ya, hari ini adalah hari spesial karena aku akan berlibur dengan kekasihku yang tampan. Namun aku khawatir akan keadaan kedua orang tua ku kini. Sudah lama Mom dan Dad tidak akur, bahkan tidak pernah tidur satu kamar lagi. Semenjak itu, kehidupanku hancur. Bagaikan aku tidak punya tempat untuk bersandar dan meluapkan segala yang aku pikirkan.
Sejak dulu aku sangat dekat dengan Mom, ya setidaknya keluarga ku sangat harmonis sampai perusahaan Dad bangkrut dan dia stress. Entah apa yang ia pikirkan, suatu malam ia pernah membawa seorang jalang ke rumah dan membuat Mom marah besar. Mereka seolah tidak pernah menyayangi satu sama lain lagi semenjak itu.
Dan mereka pun sepertinya lupa akan kehadiran diriku dirumah ini.
Dadaku sakit menerima kenyataan bahwa hidupku telah hancur, dan aku harus memperbaikinya dengan usahaku sendiri. Aku harus pindah dari rumah ini, harus. Itulah tekadku.
Mom kini sangat jarang terlihat berada di rumah akhir-akhir ini. Entah apa yang mengubahnya menjadi sangat jalang dan liar. Mungkin pengaruh alkohol?
Uh, aku benci minuman itu. Sementara Dad selalu saja berjudi dan selalu kalah, kini yang kutahu ia punya hutang yang cukup besar pada temannya. Sialan memang, namun aku bisa apa?
Namun kehidupanku mulai terang saat seorang lelaki tampan hadir di kehidupanku. Namanya Zayn Malik. Dan ia memiliki keluarga yang sangat harmonis. Ugh, andai saja aku dapat menjadi dirimu Zayn, sungguh.
Pada awalnya kami tidak pernah akur dan dia merupakan cowok yang sangat cuek.Sangat sangat sangat cuek. Sungguh.
Sampai suatu ketika ia mulai menghilangkan sifat cuek nya itu kepadaku. Dan ia hanya menghilangkannya ketika sedang bersamaku.
Uh, kenapa aku jadi flashback begini?
Sambil membongkar lemari, aku menemukan banyak baju pemberian Zayn. Salah satunya adalah baju bertuliskan "Zerrie" yaitu gabungan nama kami.
Liburan akhir semester baru saja dimulai, namun aku sudah merindukanmu Zayn.
Tiba-tiba aku menemukan sebuah surat dari Zayn yang dulu pernah ia kirimkan kepadaku melalui seorang temannya. Hahaha, ia memang sedikir pemalu. Aku meraih pulpen yang ada di meja belajar dan menulis surat tentang seluruh perasaanku kini.Aku akan menyerahkannya nanti! Aku tersenyum hangat ketika teringat tentangnya.
Brak!
Ketenangan yang baru kudapat tiba-tiba saja tandas ketika Mom mendobrak pintu kamarku dan menarikku keluar ruangan.
"Mom ada apa?" Aku meringis menahan sakit karena Mom menjambak rambutku dengan sangat kencang.
"Ikut aku!" Ia menarik rambutku lebih keras lagi sambil menyeretku keluar.
"Tidakkah bisa kau memegang tanganku, bukan rambutku? Anakmu ini masih punya tangan Mom!"
Seperti tak acuh ia masih saja menarik rambutku.
Wanita sialan. Bagaimana bisa aku mempunyai seorang ibu seperti dia?
"Masuk!" Ia mendorongku layaknya penculik di film-film. Dan aku kini hanya dapat meringkuk di dalam mobil sambil kebingungan.
"Jangan mencoba untuk kabur, nona! Atau kau akan kubunuh!" Ia melotot kepadaku kemudian mengalihkan pandangannya ke setiran. Sedetik kemudian ia langsung menginjak rem dan meninggalkan rumah saat itu juga.
Sial.
Mengamati pemandangan melalui kaca mobil, aku sadar ia akan membawaku kemana.
Oh shit.
Club. Ya, ia akan membawaku ke club. Bahkan aku belum memasuki usia 18 tahun! Apa-apaan sih jalang ini?
"Mom! Aku belum cukup umur untuk datang ke tempat seperti ini!" Desakku sambil terus meronta.
Namun ia terus menarikku dan memberikan senyuman nakal ke arah security yang menjaga pintu.
"Wow, ia boleh juga. Siapakah pria beruntung yang akan memilikinya malam ini?" Perkataan security itu membuatku bergidik.
Hey, yang benar saja? Aku masih perawan dan berada di high school!
"Kita lihat saja nanti, manis."
Lagi-lagi jalang di hadapanku ini menggoda security itu. Ew. Memangnya tidak ada pria lain?
Dan aku baru menyadari bahwa aku hanya memakai short pants dengan tank top dan cardigan. Ugh sial, dingin sekali disini.
Lalu ia membawaku ke sekumpulan pria yang sedang duduk di sebuah meja.
Damn. Firasatku tidak enak.
"Ini. Bawa dan milikilah ia, lakukan apapun sesuka kalian asal anggap hutangku lunas!"
WHAT THE HELL?!
Shit! Bahkan aku tidak mempercayai apa yang aku dengar. Mom? Menjualku? Jalang sialan.
"What? Kau menjualku? Shit! Berapa banyak utangmu, hah?! Akan kubayar asal aku tidak menjadi santapan mereka!!" Aku menarik tanganku dan menampar Mom dengan cukup kencang. Dengan tidak sabar aku memukul perutnya hingga pingsan. Cih! Jangan remehkan aku, bahkan sabuk hitam taekwondo pun dengan mudah aku raih.
Karena keributan yang aku buat. Mereka pun sibuk memperhatikan Mom. Okay sebutlah aku durhaka, namun apa lagi yang harus ku lakukan?
Aku berlari keluar club sejauh mungkin. Membebaskan diri dari jalang siakan itu. Tiba-tiba kurasakan getaran dari kantong celanaku.
Zayn is calling
Shit!
Seharusnya aku kini sudah berada bersamanya! Aku pun tak kuasa menahan isak tangisku.
"Halo."
"Perrie! God, aku sangat khawatir. Ini sudah larut dan kau tak kunjung sampai. Apa yang terjadi padamu?"
"Terlalu buruk untuk diceritakan Zayn.. Aku akan menyusul, jangan khawatir." Aku menahan isak tangisku. Ugh, pasti suaraku terdengar sangat menderita.
"Datang secepatnya dan beritahu aku apa yang terjadi. Okay?"
"Aku tidak bisa datang malam ini Zayn."
"Jadi kau tidak bisa datang sekarang?"
"Tidak Zayn, maafkan aku. Mungkin tidak sekarang, tapi tunggu aku disana."
"I will wait you till the end of my life, hun!" Zayn tertawa kecil. Sial. Tawanya manis sekali.
"I love you, Zayn."
"I know. I love you so damn too."
Aku pun memasukkan handphone ku kedalam saku kembali dam menatap langit. Bahkan aku tidak tahu dimana ini sekarang. Ugh sial.
Namum tiba-tiba sebuan ide terlintas di benakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
stay [z.m.]
Fanfiction"Aku tak akan pernah membiarkanmu pergi." -z.m. "Too much hurts!" -z.m.