No edit.
Happy reading ^^
--------
Dua buah koper sudah berada di dalam troly. Aku segera mendorong troly keluar dari bagian pengambilan bagasi dan menemukan seorang gadis berjilbab dan berwajah pakistan tersenyum cerah ke arahku. Dengan cepat aku mendorong troly dan memeluk Anna.
"kangen!!" seru kami bersamaan sambil tertawa.
"Apa kabar?" tanya Anna seraya melepas pelukan kami dan mendorong troly ku.
Aku tersenyum lebar. "baik. Lo sendiri gimana? Makmur banget ya hidup di Singapur" godaku dan dia hanya tertawa.
"alhamdulillah, Cit. Tapi emang enak banget hidup disini teratur, gak ada polusi walaupun panasnya sebelas duabelas sama jakarta."
Aku menganggukan kepala. Memang benar kata Anna, walaupun panasnya sama seperti Jakarta, namun Singapura teratur dan sedikit sekali mobil dan motor berkeliaran dijalan sehingga udaranya tidak terlalu berpolusi.
Di Lobby bandara, kami disambut oleh seorang supir yang kemudian memasukan dua koper ku kedalam bagasi mobil SUV bermerek toyota Alphard. "selamat datang di Singapura" sapa Supir yang kuketahui bernama Pak Jumadi.
"terima kasih, pak Jum" sahutku sambil tersenyum dan berjabat tangan dengannya.
"masih tinggal sama Om Ridwan?" tanyaku seraya masuk ke dalam mobil mengikuti Anna yang sudah duluan duduk dikursi belakang penumpang.
Sambil tertawa, Anna menganggukan kepalanya. Om Ridwan adalah adik dari ayah Anna yang bekerja sebagai wakil duta besar Indonesia untuk Singapura yang sudah berada di Singapura selama 3 tahun.
"pantes makmur. Tempat tinggal gratis sama makan gratis" godaku dan dia lagi-lagi tertawa.
"mau sewa apartemen gak boleh sama om Ridwan, Cit. Gue malah di omelin" kilah Anna. "lagipula awal-awal disini kan lo tau, gue honorer Cuma digaji 300 dollar, mau sewa apartemen apa coba."
Ku anggukan kepalaku. "sekarang udah tetap kan? Seribu dollar mah bisa lah sewa di sekitaran Orchard."
"kalo masih ada yang gratis kenapa harus sewa" celetuk Anna sambil tertawa. yang kuhadiahi jitakan dikepalanya.
--------
Karena Anna masih tinggal dengan Omnya, otomatis aku juga akan tinggal seminggu ini di rumah Om nya Anna. Rumahnya masih berada lingkungan Kedubes Indonesia yang masih berada di daerah Orchard Road, tepatnya, dibelakang gedung kedubes Indonesia.
Mobil yang dikendarai Pak Jum berhenti disamping sebuah rumah bergaya tahun 80-an. Tahu film warkop DKI? Ya, kira-kira seperti itu rumah yang akan aku tempati seminggu ini. Pak Jum segera mengeluarkan kedua koper ku dan meletakkan di depan pintu kaca rumah wakil dubes Indonesia ini.
"makasih pak Jum" kataku sambil tersenyum.
"sama-sama, mbak" pak Jum kemudian berjalan pergi entah kemana.
Anna membuka pintu kaca dan mengajakku masuk. "yuk, masuk. Dirumah gak ada siapa-siapa Cuma pembantu soalnya om Ridwan sama tante Novi lagi pergi Umroh sepuluh hari" ucap Anna.
Aku menatap sekeliling rumah ini. Begini toh rumah wakil duta besar Indonesia di Singapura. Begitu masuk ke dalam rumah, sudah di suguhi udara sejuk karena seluruh rumah di fasilitasi pendingin ruangan. Dihadapanku ada dua set sofa dan ada televisi juga dua buah piano. Ada kaca sepanjang rumah ini yang di lengkapi gorden otomatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prewedding
ChickLitSudah berapa persen keyakinanmu untuk menikah muda? Yakin sudah siap hidup bareng dengan orang yang belum lama kamu kenal? Yakin sudah siap menjadi isteri? Yakin sudah siap menjadi seorang ibu? Yakin gak apa-apa kalau kemana-mana harus izin? Yakin b...