Chapter 1

102 0 0
                                    

Menatap kearah layar lebar bercahaya yang sedang aku lakukan, kurang lebih 1 tahun belakang ini menatap kearah layar laptop kurang lebih 2 sampai 3 jam menjadi kebiasaan ku setelah belajar. Ya, itu Karen aku tak mau ketinggalan tentang berita idola ku.One Direction.

“All, saatnya makan malam nak bisa kau hentikan menatap laptop mu itu selama beberapa menit dulu?”  suara mama setengah berteriak dari bawah

“iya ma” jawabku singkat. Aku masih terduduk diam di depan layar laptop, memandangi wajah para pria tampan dari London ini.

Oiya namaku Allyson Clay Evans,kalian bisa memanggil ku Ally, All atau apalah terserah kalian. aku duduk di bangku ke 3 sekolah menengah atas di Sekolah International di Jakarta tepatnya aku menjadi pengangguran pelajar hahaha lucu kan? Memang, aku sedang menunggu hasil ujian kelulusan ku jadi aku sama sekali tidak punya pekerjaan untuk dikerjakan, hanya memandang kea rah layar dan mencari cari informasi tentang One Direction.

*********

“makan wortel nya All, itu bagus untuk mata mu yang tiap hari memandang kearah laptop” ucap ayah ku sembari menyodorkan semangku sayuran yang penuh dengan benda berwarna orange itu

“aku tak suka wortel yah” aku mendorong mangku tersebut

“tapi itu baik untuk—“

“ma tolong jangan paksa aku untuk memakan benda oren menjijikan itu, aku tak suka” ucap ku sambil memasang tampang semelas mungkin

“baiklah”

hahaha yes’ batin ku

“kapan hasil kelulusan mu nak?” Tanya ayah sambil meminum the hangat miliknya

“bulan depan yah” jawabku

“ingin melanjutkan kemana all?” kali ini mama yang bertanya

“entah, aku sih ingin nya melanjutkan di Universitas Art International Of London, mengambil jurusan modeling, photography dan Vokal” tolong jangan dipercaya ucapan ku tadi untuk mengambil jurusan modeling dan vocal, karena aku sama sekali tidak bisa………………………bergaya dan bernyanyi.

“kamu serius?”

“heem, apa raut wajah ku itu seperti orang bercanda yah?” kali ini aku memang bercanda, jujur aku tuh gabisa jauh dari mama entah kenapa.

“kalau itu mau kamu, ayah sih setuju setuju aja selagi kamu suka dan kamu senang dengan apa yang kamu lakukan kami akan selalu mendukung. Iya gak ma?”

mama hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum. Mampus aku.

“eh terus nanti aku sama siapa kalo emang bener aku kuliah di sana?” pertanyaan bodoh All, di London ada ka Ella kenapa kau bertanya seperti itu, idiot.

“tentu nya dengan kakak mu sayang” jawab ayah lalu menaikan satu alisnya

“ugh oiya aku lupa, aku ke kamar dulu yah, malam ma,yah” aku berjalan kearah tangga dan mulai menaiki anak tangga tersebut satu bersatu.

‘kau yakin all?kau yakin akan meneruskan sekolah di London? Bagaimana bisa? Di tinggal mama ke rumah Oma 2 hari saja kau tidak bisa, lah ini kau tak bertemu mama selama betahun tahun apa itu bisa?’ batin ku

aku menghempaskan tubuh ku ke ranjang, menatap langit langit kamar ku yang berwarna putih dengan tempelan stiker bintang glow in the dark .

‘kau yakin dengan keputusan mu itu? Oiya bagaimana dengan Kevin jika aku memang benarbenar akan sekolah di London? Aku butuh pendapatnya’ kali ini aku berbicara pada diriku sendiri , lalu meraba meja kecil yang berada di pinggir ranjang ku mencari cari dimana benda tipis berlayar lebar milik ku

‘ini dia!’

Kevin Collins adalah kekasih ku, yah kekasih ku. Dia kapten basket di sekolah kami orang yang sangat ramah dan juga…….. di banyak memiliki fans yang rata rata perempuan.

aku mencari nama Kevin di kontak ku lalu menekan tombol ‘call’ di layar nya

*onthephone*

“Kevin?”

ini siapa yah?”  perempuan? Itu suara perempuan?

“maaf sebelumnya, kamu yang siapa? Aku kekasih Kevin?”

“ouch, wait yah” aku masih memikirkan siapa perempuan yang mejawab telfon ku? Suaranya seperti gadis yang masih seumuran dengan ku

“hallo All, ada apa?”

“umm, besok kau ada waktu tidak? Aku ingin bicara dengan mu”

ugh, maaf dear besok aku punya jadwal latihan basket dengan yang lain tak enak jika aku tak dating aku kan kapten mereka”

“oh begitu yah, yasudah eh tadi siapa yang mengangkat telfon ku tadi? Suara perempuan? Kau sedang bersama perempuan yah?!” Tanya ku dengan nada yang bisa di bilang sangat curiga pada Kevin

“eh,umm ohahaha dia itu kakak ku yasudah bye Allyson” Kevin memutuskan sambungan telfon nya

kakak nya? Setau ku Kevin tak memiliki kakak, apalagi kakak perempuan dia itu kan anak tunggal? Apa iya Kevin punya kekasih selain aku? Tapi………

ugh, jangan negative thingking dulu All, siapa tau itu kakak sepupunya atau saudara jauhnya.. ya mungkin saja .

dddrrrrttt ddddrrrttt

pesan 

'kata mama dan ayah kau ingin melanjutkan kuliah di London yah? memangnya kau bisa hidup jauh dari mama? haha'

-Ella

ARRGGH!!

kau kira aku tak bisa? meremahkan sekali kau ell, lagian aku kan juga sudah besar.

'sepertinya, hey aku sudah besar tauk -_____- meremehkan sekali'

-Ally

sent.

Ella tak membalas pesan dari ku lagi, ah masa bodo. 

aku kembali melakukan aktivitas ku yang sebelumnya duduk di depan layar bercahaya 'lagi'

melihat lihat timeline di twitter ku, membaca #1Dfact dari beberapa fanbase yang ku follow. 

tatapan ku tertuju pada beberapa fact 

"@1DTheBoys: #1DFact Harry itu suka banget sama angka 69 coba aja kalian ganti nickname, atau tambahin di bio kalian angka '69' itu terus mention deh ke hazza nya:D"

"@WeAreDirechINA: #1DFact Niall itu gak suka sama orang yang mention minta followback ke dia, tapi tanya kabarnya dan liat di on via apa kalo via web kemungkinan besar pasti niall bakalan follow beberapa orang"

*semua unsernamenya palsu yah*

"coba ahh" gumam ku

-----------------------------------------------------------------

ehh ehh gimana? ceritanya abstrak yah? jelek yah? comment dong:( kalo jelek aku usahain deh di Chapter berikutnya bagus *semogabisa* votenya jangan lupa yahh:)

ILYGUYS!!

-abi xoxo

Thanks London.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang