Pertemuan Tak Sengaja

4.2K 88 7
                                    

Cerita ini diawali dengan sebuah pertemuan yang tak di sengaja. Waktu itu kami masih kelas 2 SMP. Bertemu pada sebuah pertemuan untuk mengerjakan PR bersama di salah satu rumah teman kami.

Awalnya memang belum begitu berarti apa arti dari semua ini,karena aku menganggapnya hanya sebuah pertemuan biasa. Tapi,dari pertemuan biasa itulah aku dan dia menjadi tidak biasa. Karena kami ada pada zaman media sosial,aku dan dia mengenal masing-masing kepribadian kami melalui media sosial. Sangat lama kami melakukan hal ini. Sampai sangat akrab. Kebanyakan orang berpendapat,tidak akan ada perempuan dan laki-laki itu bersahabat murni. Dan itu memang kenyataan. Aku memang mencintainya,sangat. Tapi tidak dengan dia. Dia mencintai orang lain. Bahkan yang ia cintai adalah kakak kelas. Setiap hari ia bercerita tentangnya,aku sebagai seorang sahabat hanya bisa menerima apa yang ia ceritakan.

Walaupun yang aku rasakan sangat sakit. Dan itulah tugas seorang sahabat,membuat sahabatnya bahagia,tanpa memperdulikan perasaannya sendiri.
Setahun kemudian,ia sudah jarang menceritakannya. Sempat hubungan kami sangat erat,melebihi persahabatan. Tapi tidak lama dari itu,ia berpacaran dengan teman semejaku di kelas. Betapa hancur perasaan ini,tapi tetap aku hanyalah sahabatnya yang akan selalu ada. Karena aku terlalu dekat dengannya,aku sampai di peringatkan untuk tidak terlalu dekat dengannya.

Apa boleh buat,aku pun melakukannya,mana mungkin aku tidak melakukannya. Aku tidak ingin hubungan mereka hancur gara-gara diriku ini. Cukup lama aku dan sahabatku menjaga jarak. Sampai akhirnya mereka putus,dan apa yang terjadi? Di kelasku sendiri aku di bilang perusak hubungan orang. Aku jelas sangat bingung,bahkan aku tau mereka putuspun dari orang lain. Dan ternyata yang menyebarkan berita bahwa aku perusak hubungan orang adalah teman semejaku sendiri,aku tidak habis pikir,aku telah melakukan apa yang dia inginkan,tapi apa balasannya?

Sampai akhirnya aku dan temanku itu bermusuhan. Sampai hari ulang tahunnya pun aku masih bermusuhan dengannya.
Tapi tidak lama,menjelang ujian,lambat laun kami sudah membaik. Tentu aku tidak ingin ada permusuhan kelak setelah lulus. Hubungan aku dan sahabatku pun erat kembali. Bahkan begitu erat,sampai akhirnya beredar kabar bahwa sahabat ku itu telah berpacaran dengan anak baru di kelasnya. Kembali,perasaanku hancur.

Tapi apa yang bisa aku lakukan,aku hanya bisa tersenyum padanya dari kejauhan,aku tidak ingin hal serupa terjadi lagi. Sampai akhirnya,tibalah hari Perpisahan SMP di Yogyakarta. Ini benar-benar perpisahan,karena aku tidak pernah melihatnya,bahkan ujung rambutnya pun tidak melihat. Pernah suatu malam aku menelponnya ketika di hotel. Ketika telepon diangkat,apa yang dikatakan? Aku di anggap pacarnya.

Padahal aku ingin mengucapkan selamat satu bulan hubungannya. Langsung saja aku tutup teleponnya. Itulah lika liku kami di SMP.

"Seperti hujan yang turun dengan ikhlas"

Air Mata PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang