Anna POV 2

1.7K 42 3
                                    

Setelah beberapa bulan berlalu...

Aku sudah merasa hubunganku dengan teman dari sahabatku itu sudah mulai retak.

Sudah saatnya aku meminta bantuan sahabat ku. Berkat saran-sarannya,hubungan aku pun mulai erat kembali dengan temannya itu.

Setelah beberapa bulan berlalu...

Aku putus dengan temannya itu.
Dan apa yang terjadi? Sahabat ku di fitnah oleh temannya sendiri atau mantan pacarku. Mantanku bilang bahwa sahabatku itu perusak hubungan orang.

Sangat jahat bukan? Aku juga tidak habis pikir dia bisa berbuat seperti itu. Padahal sahabatku itu sudah mengorbankan perasaannya untukku.

Aku dan sahabatku itupun telah dekat kembali. Seperti biasa,main,belajar,dan curhat bareng.

-Anna POV 2 end-

Kembali ke awal...

Itulah lika liku kami di SMP.
Sebenarnya tidak hanya di SMP.
Ketika sudah SMA sahabatku itu menjalani hubungan jarak jauh(LDR) dengan pacarnya.

Sebenarnya aku tidak terlalu suka dengan pacarnya yang ini. Kenapa? Karena dia membuat persahabatan ku dengan sahabatku semakin jauh. Karena dia melarang sahabatku chat atau sejenisnya dengan laki-laki.
Ibu nya bahkan tidak melarangnya,kenapa dia pacarnya sampai seperti itu?.

Setelah beberapa bulan tidak ada komunikasi.

Baru mulai komunikasi kembali sekitar bulan Agustus ini. Akhirnya sampai sekarang tetap jalan.

Tetapi,sebelum sekarang ini. Sahabatku ini banyak curhat tentang pacarnya.
Pacarnya inilah,itulah....

Ya yang bisa aku lakukan hanyalah memberi saran kepadanya. Sampai mereka sedang bertengkar pun aku tahu.

Kembali lagi,aku hanya seorang sahabat,tidak bisa ikut campur urusan pribadi orang lain,meskipun sahabatnya. Tugas sahabat adalah memberikan saran yang baik untuk sahabatnya sendiri. Dan pilihannya ada di tangan mereka.

Hari ini,tepatnya hari Sabtu.
Aku telah berjanji akan belajar bersama dengan sahabatku untuk persiapan UTS pertama kami di SMA.

Tapi,sebelum belajar bersama,aku mengajar salah satu ekskul di SMP terlebih dahulu. Begitupun dengan dia.

Setelah selesai mengajar. Dia berangkat duluan menuju tempat belajar bersama. Aku menyusul karena aku tidak membawa buku pelajaran. Aku pun pulang terlebih dahulu untuk mengambil buku. Setelah mengambil buku,aku berangkat menuju tempat belajar bersama kami.

Belum sampai di tujuan,jauh di depan sana ada sosok perempuan yang melambai-lambai. Ya itulah sahabatku. Baik bukan? Belum sampai pun sudah di sambut.

Setelah aku sampai. Aku di sambut dengan kata-kata "Lu single,gua single" jelas aku tidak mengerti apa-apa.

Ternyata,dia telah putus dengan pacarnya itu. Di hari itu juga,tepatnya ketika iya mengajar ekskul di SMP. Sekitar pukul 10am an lah.

Tapi,dia nampak sangat bahagia. Tapi sudah terlihat dengan kantung mata yang besar,menandakan ia sudah menangis sebelumnya.

Langsung kami belajar,merangkum buku paket dan mengisi kisi-kisi.

Aku hanya belajar sebentar,karena aku sangat malas waktu itu. Tapi sahabatku itu tetap lanjut belajar,walaupun mainnya juga banyak,foto-foto,curhat.

Ketika waktu ashar tiba,kami sholat ashar bersama. Aku menjadi imam(tentu saja).

Lalu,setelah sholat selesai,kami melanjutkan belajarnya.
Tapi apa yang aku lakukan? Aku hanya mencoret-coret buku sahabatku.

Hampir selesai kisi-kisi nya ia isi. Sampai datanglah waktu maghrib.

Seperti biasa,kami sholat bersama. Tentu aku menjadi imam(masa si?).
Sholat maghrib selesai.

Lalu,sahabatku melihat handphone nya yang sedang di isi batere nya.

Dan apa yang terjadi?

Hai kawan-kawan.
Maaf ya kalo ceritanya kependekan atau tidak nyambung. ini cerita nyata soalnya. Jadi ini apa adanya aku tulis.

Air Mata PenyesalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang