Devil in the Mirror

555 30 1
                                    

Drop your votes n comments please.. ._. + chapter ini super gaje jd mohon dibacok authornya.. .-.

~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~

Nicholas POV

Aku melanjutkan berjalan -berlari sebenarnya- ke rumah Kevin, masih menangis. Badanku berlumuran darah, -yang tampak sangat menjijikkan sekarang bagiku- ditambah luka di kepalaku yang mulai mengucurkan darah. Untuk pertama kalinya aku merasa sangat bersyukur karena rumah Kevin berada jauh dari jalan; maksudku, siapa yang akan membiarkan seseorang yang berlari sambil membawa pisau yang memakai hoodie dengan DARAH YANG MENGUCUR?? Aku masih bingung dan menyesal, tapi aku harus tetap berlari...

"Bodoh"

Aku menutup telingaku, mulai menangis lebih kencang.

"Keparat"

"Pecundang"

Aku berlari lebih kencang.

"Pembunuh"

"Psikopat"

"Idiot"

Aku menangis lebih kencang saat aku sampai, lalu terduduk di depan pintu rumah Kevin. Aku menutup telingaku, berharap suara tersebut akan pergi. Aku masih menangis saat pintu rumahnya terbuka, "Akhirnya kau data-- WHAT THE HELL??!" Kevin langsung panik melihat ku, "Apa yang terjadi??!" Dia langsung membawa diriku masuk. Aku masih terisak, menyelingkan kedua tanganku dan memegangi kedua bahuku.
Aku masih gemetaran saat Kevin kembali membawa kotak P3K. Dia langsung duduk di depan ku sambil memegang sebuah handuk basah

"Bagaimana semua ini bisa terjadi??" Dia melihatku dengan gusar, aku hanya terdiam, melihat darah yang mulai menggenang di lantai rumah nya, yuck, bagaimana mungkin aku bisa menyukai sesuatu yang menjijikkan seperti ini? Yup, aku harus membersihkan lantai rumahnya setelah ini. Aku mengidikkan bahuku, "Tidak kenapa-kenapa..." Aku menaikkan lututku sampai menyentuh dadaku, meletakkan daguku di lutut.

"Jangan bohong"
"Aku. Tidak. Berbohong."
"Kau berbohong"
"Tidak"
"Iya"
"Tidak"
"Iya"
"Tidak"
"Iy--"
"MEMANGNYA KALAU IYA KENAPA?? ITU URUSANKU.. LAGIPULA TIDAK AKAN ADA YANG PEDULI!!!"

Aku berteriak, merasa sedikit lega. Namun aku masih menyesal; aku baru saja membunuh seseorang... Aku. Baru. Saja. Membunuh. Seseorang. Aku mulai menangis, berusaha menghiraukan darah yang mulai menggenang di tempat ku duduk, "Sshhh," Kevin langsung memelukku, aku menangis lebih kencang. Setelah beberapa menit, tangisku mulai berhenti. Aku melepaskan diri dari Kevin dan menempelkan handuk tadi ke kepala ku. Aku melihat hoodie ku dan menyadari bahwa hoodie ku berlumur darah. Aku mengernyitkan hidungku sambil melepaskan hoodie ku, sekarang lebih fokus memperhatikan darah yang menggenang di lantai. Aku berdiri dan pergi ke lantai atas rumah nya; kita memang sering langsung masuk ke rumah masing-masing secara dadakan.
"Hei, aku menginap di rumah mu saja ya?"
"Terserah" Dia menggidikkan bahunya, aku menyeringai sendiri. Aku melirik ke lantai bawah, darah masih menggenang di sana. Aku menghiraukan nya dan masuk ke kamar tamu di rumahnya. Aku melihat ke cermin, merenung.

Kalau aku memang psikopat, apa yang bisa aku lakukan untuk mengubahnya?

Aku terdiam, namun kemudian aku menyeringai lebar.

Well... Mungkin aku harus menerimanya...

~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~

ajDRAJ Gg janzisJaFmHs.... sh*tty chapter.. -_-

Maap kan short chapter ini yha we have no idea. See u in chapter 3

#bloodyran

I'm a Psychopathic Bipolar DisorderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang