Song : Happy Song - BRING ME THE HORIZON
Hmm, jgn tiru Nico di cerita ini y.. :3 Dan, akhirnya CF-P update.. :'v
~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~
Nicholas POV
Dua minggu kemudian...
Niit... Niit... Nii--
Aku membanting HP ku, lalu menarik selimutku lagi lalu berusaha untuk tidur lagi.
Damn it, aku tidak bisa tidur.
Aku langsung duduk, melihat kalender di seberang kamar ku; aku harus pergi ke terapi ku hari ini.
Ugh, terapi sialan...
Aku bahkan lupa mengambil anjingku , Grim kemarin......
Keparat...
Aku menghela nafas, melihat ke arah jam. Jam setengah lima pagi.
Sekolah.
Aku menyeringai kepada diriku sendiri. Sekolah adalah tempat yang 'menyenangkan'. Setidaknya bagi diriku... Bukan soal pelajaran tak berguna yang memusingkan. Tapi soal... yah.. nanti kau akan tahu.
(Time skip sampe dia di sklh)
Aku mendengarkan lagu di tempat duduk paling belakang di kelas -tempat aku duduk- , tanpa menghiraukan guru yang berceloteh di depan kelas. Atau setidaknya sampai guru itu muak dan berteriak, "NICHOLAS FORASTYN SYKES!!! JIKA KAU TAK MAU MENGIKUTI PELAJARAN , KELUARLAH!"
Tentu saja aku senang dengan itu. Aku bisa pergi ke kantin atau mendengarkan musik sampai pulang. Percayalah, itu menyenangkan. Kuberitahu saja, walaupun nilaiku selalu saja buruk, sebenarnya aku menguasai semua mata pelajaran dengan sangat baik.
KRING!! KRINGG!!
Bel tanda pulang berbunyi.
Ini adalah bagian yang paling kusukai dari sekolah; waktu untuk mencari korban. Pada waktu pulang sekolah , biasanya aku akan mendapati gairah aneh muncul dalam diriku. Membuatku ingin membully seseorang atau melakukan hal jahat lainnya.
Aku menunggu semua orang keluar, bermain-main dengan sarung tangan ku sambil berpikir siapa yang akan aku incar kali ini...
Oh ya, Cheryl! Bitch yang suka mengganggu Olivia dan menggoda pacarnya.
Yup, dia harus kubully agar dia kapok menggoda pacar adikku.
Aku mencari perempuan keparat itu, akupun menemukannya di gedung belakang sekolah yang sedang direnovasi. Sibuk sendiri bersama HP-nya, tidak menyadari apapun di sekitarnya. Bitch itu tertawa sendiri. Suara melengkingnya membuatku merasakan gairah aneh dalam diriku. Hasrat ingin membunuh. Ya, dia harus mati.
Kubiarkan dia menikmati tawa terakhirnya. Karena setelah ini akulah yang akan tertawa diatas mayatnya. Setelah tawanya berhenti, aku mengambil sebuah papan kayu yang ada di dekatku dan ku hantamkan ke kepalanya...
BHUAAKK!
Perempuan itu langsung terjatuh. Dia tidak pingsan, namun kepalanya berdarah. Aku melihat papan tadi -yang sekarang sedikit ber bercak merah- lalu meyeringai sendiri.
"What the f--??? Apa-apaan ini??!! Kau dan adik mu yang tidak berguna itu sama saja!!!" Kata-katanya membuatku semakin ingin merobek isi perutnya. Aku menyeringai lebih lebar, "Kau akan berharap kau tak pernah mengucapkannya..." Aku menarik rambut perempuan itu dan membanting kepalanya ke dinding. Aku langsung mengambil pisau ku dan menancapkannya ke mata si keparat itu. Aku mengeluarkan matanya dan memasukkan mata menjijikkan itu kedalam mulut pemiliknya. Dia tampak ingin berteriak, namun aku terus memasukkan mata nya lebih dalam dan pisau tersebut hingga menembus tenggorokannya; memutuskan pita suara yang selalu digunakannya untuk merayu pacar Olivia dengan centil. Matanya yang masih tersisa tampak berkaca-kaca.
Setelah itu aku merobek perutnya dan mengeluarkan semua isinya. Dia sudah mati, pikirku. Baguslah, berarti jumlah orang yang ikut campur dengan hidupku semakin berkurang.
Aku melihat usus tadi. Ada satu hal yang selalu membuatku penasaran; apa rasa daging manusia. Aku mengendus usus tadi. Yuck, aku mulai terlihat seperti anjing. Aku mulai menggerogoti usus wanita lajang tadi. Alot. Aku langsung memuntahkan daging tadi. Yuck, menjijikkan... Aku mengernyitkan hidungku. Aku mencari-cari sesuatu untuk membakar; oli. Setelah itu aku langsung membakar mayat wanita penggoda itu. Segera kubuang abunya di tong sampah dan kuhapus sidik jariku dengan alkohol untuk menghapus jejak. Dan aku segera pulang setelah membersihkan pisauku dari darah kotor si keparat.
Sesampainya dirumah , akan kuceritakan hal tadi. Kurasa dia akan senang karena aku membalaskan dendamnya kepada pelacur bodoh yang selalu merayu pacarnya.
Dan yang sangat aku sadari sekarang adalah, aku psikopat...
Aku menyeringai sendiri, paling tidak aku akan menjadi psikopat sebenarnya dan menikmati hidup baru ini... Aku tertawa sendiri sambil melihat kedua tangan ku. Aku akan berusaha menjadi lebih gila...~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~¤~
Aku pulang ke rumah ku, lalu mengetuk pintu rumahku. Olivia langsung membuka pintunya dan merengut, "Lama sekali. Kemana saja kau? Dasar." Dia menghela nafas
Aku menyeringai, "Seharusnya kau bersyukur. Aku baru saja membunuh bitch yang biasanya menggoda pacarmu."
"APA?! Kau membunuh?! Tidak! JANGAN MENDEKATI AKU!!!" Olivia membelalak.
"Tenang saja, aku memang psikopat tapi aku tidak akan membunuhmu! Aku menyayangimu! Aku melakukan semua ini untuk melindungimu!"
"Ba-baiklah.. Terima kasih.."
Hening cukup lama.
"Hei, aku baru saja menolongmu dan hanya itu reaksimu?? Kau tidak senang?" Aku bertanya, sedikit kecewa. Dia langsung melihat ku dan menyeringai sedikit, "Tidak... Aku senang, samgat senang bahkan." Dia menyeringai lebih lebar, "Hei, bro?" Dia bertanya, "Apa?" Aku balik bertanya...
"Aku rasa aku juga memiliki penyakit mental" Dia menjawab, masih menyeringai.
" 'Juga'? Jadi kau bilang aku sakit mental?" Aku bertanya, berpura-pura tersinggung. Dia memutar matanya, "Kau sendiri yang bilang begitu." Aku tertawa kecil "Hm.. bagaimana kau tahu?"
"Yah sebenarnya aku juga mengikuti tes mental yang memvonismu menderita biopolar disorder itu. Dan tes itu menunjukkan bahwa aku 60% sociopath dan 30% psikopat" jawabnya dengan seringai lebar.
Entahlah namun aku merasa bangga dengan 'kelebihan' kami."Now, that's the spirit..."
---------------------------------------------------------------
Wellcome to " agak panjang chapter " yah bloodran sm emotrash nulis ini konflik" mulu wetpetnya. Sogut bgt dah :'v tp yah akhirnya jadi juga. N klo ada typo 'jalang' jd 'lajang', maklumi y.. -_-
And... we need your comment and votement -_- jangan jadi silent reader yha...
Thanks for reading this chapter. See you in next chapter :3
#BloodyRan #EmoTrash
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a Psychopathic Bipolar Disorder
AcakPernah dengar efek stigma? Yup, yaitu melakukan perbuatan dengan berbeda setelah mengetahui kenyataan. Inilah yang terjadi kepada kedua kakak adik yatim piatu ini awalnya hidup mereka normal-normal saja, sampai sebuah kenyataan membuat hidup mereka...