Chapter 3

3.4K 254 2
                                    

Sehun dan jongin terlihat memasuki toko kue yang berada di pinggiran kota seoul. Sehun melihat – lihat kue yang terpajang di etalase. Pandangannya mulai focus memilih kue yang akan dijadikan untuk ulang tahunnya luhan hingga matanya tertuju pada kue cokelat yang dihiasi beberapa buah cerry diatasnya.

Sehun pun menunjuk kue itu dan menyuruh pelayan untuk membungkusnya. Setelah menyerahkan beberapa lembar won. Sehun dan kai melanjutkan pergi ke sebuah toko boneka dan accecories untuk membeli hadiah.

" kau mau membeli hadiah apa? " Tanya jongin. Saat sudah memasuki toko tersebut.

" lihat itu ada boneka rusa kelihatannya bagus sekali. kajja kita kesana." Sehun menarik lengan jongin menariknya disebuah tempat khusus boneka. Matanya begitu berbinar – binar melihat boneka rusa. Sehun pun mengambilnya dan memperlihatkan ke kai.

" bagaimana menurutmu?." Sehun meminta pendapat jongin. jongin mengamati boneka itu.

" memangnya Luhan hyung seorang gadis kau beri hadiah boneka. Tapi tak buruk juga." Sehun tersenyum senang. Ia pun melihat – lihat boneka lain dan pandangannya menangkap boneka anjing berwarna cokelat. Sehun melangkahkan kakinya menuju boneka itu dan mengambilnya.

" Jongin lihatlah bukankah boneka ini sama seperti anjingmu monggu?." Pekik sehun. Jongin mendekati sehun lalu mengangguk.

" iya sedikit mirip"

" Aku akan membelikannya untukmu juga." Sehun memberikan dua boneka itu kepada pelayan dan meminta membungkusnya. Setelah selesei mereka pun keluar dan berniat pulang karena hari sudah mulai sore. Disepanjang jalan sehun terus menahan rasa sakitnya. Setiap rasa sakitnya menyerangnya sehun menghentikan langkahnya sejenak lalu melanjutkan langkahnya. Kai mulai khawatir wajah pucat itu kembali lagi.

" gwaechana? Apa jantungmu sakit lagi? Jika perlu kita bisa istirahat." Sehun menggeleng lalu tersenyum manis.

" aniyo. Kita harus cepat – cepat pulang dan mempersiapkan semuanya. Aku tak sabar segera jam 12 malam dan melihat expresi luhan hyung yang senang sekali mendapat kejutan nanti." Sahut sehun menggebu – gebu.

" baiklah kita naik taxi saja nde?" sehun mengangguk mengiyakan pertanyaan jongin.

****

Sehun, jongin dan nyonya kim mempersiapkan semuanya sesuai rencana yang sudah disusun terlebih dahulu. Kebetulan hari ini luhan ada extra sepak bola jadi mereka tidak kesusahan menyiapkan semuanya tanpa sepengetahuan luhan. Sehun sangat bersemangat sekali membantu jongin dan nyonya kim menghiasi dinding kamar sehun untuk ulang tahun luhan nanti. Hingga akhirnya semua selesei dan hanya menunggu waktu jam 12 malam.

Waktu berjalan begitu cepat hingga tak terasa sudah jam 12 malam. sehun dan jongin dari tadi masih terjaga dan tak berniat untuk tidur. Jongin pun membangunkan luhan yang sudah terlelap sedangkan sehun membangunkan nyonya kim. Sehun dan nyonya kim yang datang duluan dan setelah beberapa menit jongin datang bersama luhan dengan membekap kedua matanya dengan telapak tangannya. Sehun bersiap menyalakan lilin dan membawa kue ditangannya.

" hana..dul..set." jongin melepaskan bekapannya besermaan dengan nyanyian selamat ulang tahun untuk luhan.

" SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA. SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA. SARANGHAENEUN URI LUHANNIE. SAENGIL CHUKKAE HAMNIDA." Meraka bernyanyi bersama. Luhan dalam hati senang karena mereka masih mengingat hari ulangtahunnya. Tetapi, ia tak suka jika yang membawa kuenya sehun. ia pun kembali memasang wajah datarnya. Senyuman mereka seakan memudar tak mendapati luhan yang sedikitpun tersenyum.

" Luhan hyung apa kau tak senang dengan kejutan ini?." tanya Sehun pelan. Luhan memutar bola matanya malas menjawab perkataan sehun.

" awalnya aku sudah senang dengan kejutan ini. Setelah melihat kau semua moodku hilang. Bahkan aku berharap tak ada kau saat hari ulang tahunku." Hati sehun seakan dihantam benda berat. Kali ini perkataan luhan benar – benar membuat hatinya terasa sakit sekali. ia sudah terbiasa mendengar perkataan luhan yang selalu membuat hatinya sakit. tapi kali ini benar – benar berbeda. Ini lebih menusuk 100 kali lipat dari biasanya. Sehun membeku. Ia mencoba tersenyum. Disisi lain nyonya kim dan jongin terkejut dengan respon luhan.

Last Day With SehunnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang