Chapter 2

3.5K 264 0
                                    

****

Kyungsoo dan jongin menatap mata yang menutup itu lirih. Kyungsoo tak tahu penyakit apa yang menyerang Sehun saat ini. Ia tak tahu jika penyakit Sehun separah ini sampai pria itu tak sadarkan diri. Yang ia tahu Sehun adalah sosok sahabat yang tegar dan kuat. Ia sama sekali tak pernah mengeluh bahkan saat dirinya bersedih Sehun masih sempatnya tersenyum dan menghiburnya. Dia memang tak pernah menceritakan masalahnya. Ia hanya menceritakan sesuatu hal yang membuatnya senang. Sesosok seperti itulah yang membuat kyungsoo terkagum - kagum dengan sahabatnya, Sehun. Namun hari ini kyungsoo melihat sosok sehun yang sangat rapuh bahkan jika ditiup angin pun ia pasti akan jatuh.

Pandangan Jongin terus tertuju pada saudaranya Sehun yang kini terbaring lemah. Ia sudah mengetahui semuanya. Ia merasa bersalah tak bisa menjaga saudaranya. Bahkan saat seperti ini ia tak bisa berbuat apa - apa. Ia hanya bisa memandangi Sehun tanpa bisa membantu. Ia tak tahu harus berpihak dimana. Jika ia bersama Sehun, Luhan pasti akan ikut membencinya. Jika ia berpihak pada Luhan ia hanya bisa memandangi Sehun tanpa bisa menyentuhnya.Ia menyayangi mereka berdua dan jika harus memilih antara mereka berdua dia tak akan pernah bisa. Ia sangat ingin sekali menjadi sandaran Sehun saat ia menghadapi masalah ini sendirian. Namun ia tak bisa, karena kenyataannya ia berada dipihak Luhan sekarang.

" Apa Sehun pernah menceritakan sesuatu padamu? " Tanya jongin tanpa mengalihkan pandangannya. Kyungsoo menoleh sekilas lalu kembali menghadap kedepan.

" Sehun tidak pernah menceritakan apapun padaku. Dia tidak pernah menceritakan masalahnya padaku. Dia hanya menceritakan hal - hal yang membuatnya senang. Tetapi aku bisa mengetahui jika ia mempunyai masalah yang sangat berat. Dan hari ini sosok yang periang itu menjadi sosok yang sangat rapuh." Ujar kyungsoo pelan. Jongin tersenyum kecut.

" Dia benar - benar orang yang kuat. Apakah kau sudah mengetahui bahwa dia bukan saudara kandung kami."

" Aku pernah dengar dari yeoja - yeoja yang sedang menggosip dan sekarang dia sedang bertengkar dengan Luhan sunbae. Benar begitu?." Kai mengangguk.

" Benar. Luhan hyung selalu menganggap Sehun sebagai anak pembawa sial semenjak appa kami meninggal karena kecelakaan. Dulu dia senang sekali mendapatkan adik yang tampan seperti Sehun, selain tampan sehun juga membuat orang yang mengenalnya mudah untuk menyayanginya. Luhan hyung sering sekali mengajak Sehun ke kedai buble tea begitupun sebaliknya. Tetapi sekarang dia berbanding terbalik dari Luhan hyung yang dulu. Luhan hyung yang penyayang sekarang tergantikan Luhan hyung yang dingin. Setiap melihat Sehun sorot kebencian selalu terpancar dikedua matanya." Kai menjeda sejenak untuk menetralkan deru nafasnya. Kyungsoo menatap Kai memperhatikan dengan seksama penjelasannya.

" Namun kenyataannya, kecelakaan itu bukan sepenuhnya salah Sehun. bahkan bisa dikatakan itu bukan salah Sehun. Kecelakaan itu terjadi disaat appa dan Sehun dalam perjalanan membeli komik pemintaan Sehun. Maka dari itu Luhan hyung selalu menyalahkan Sehun atas kecelakaan yang membuat appa kami meninggal." Kai mencoba menahan air matanya yang akan menyeruak keluar dengan mengadahkan kepalanya. Melihat hal itu Kyungsoo mengulurkan tangannya mengusap lembut punggung pria itu.

" yang membuatku sangat sedih kenyataan itu terungkap."

FlashBack ON.

Kai terbangun tengah malam. Ia merasa haus. Ia pun beranjak dari ranjangnya menuju ke dapur. Sebelum kakinya menginjak kedapur, saat ia berada diruang tengah ia mendengar tangisan eoma dan Sehun dilantai atas. Haus pun hilang tergantikan dengan rasa penasaran yang menyelimuti benaknya saat ini. Dengan langkah pelan ia berjalan menaiki anak tangga satu persatu hingga kakinya menginjakkan lantai atas. Suara tangisan itu semakin terdengar jelas diindra pendengaran Kai. Suara tangisan itu berasal dari kamar Sehun. Kai mendekati kamar Sehun. Pintu Sehun sedikit terbuka sehingga Kai bisa mengintip apa yang sedang terjadi di dalam.

Last Day With SehunnieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang