3. First day

233 19 0
                                    

Sudah 3 jam lebih kakak mengintrogasiku. Aku sudah mulai lelah dengan pertanyaannya yang sama dan mengulangnya terus menerus

"Jujur padaku Nefa! Kau itu tadi mau berbuat macam macam kan sama Alf ? Cukup jawab ya saja apa sulitnya!" desaknya menatap mataku lurus dan sangat tajam

"Mana mungkin aku katakan ya pada hal yang tidak ku lakukan! Kau salah paham ! S A L A H P A H A M!" bantahku menekankan kata terakhir 'salah paham'

"Oke, jika kau tidak ingin jujur juga, akan ku katakan hal ini pada ayah besok" ancamnya

Ya Tuhan, jawaban apalagi yang harus ku berikan pada kakakku agar ia percaya ya Tuhan. Lama kelamaan aku pasti akan gila. Tinggal tunggu waktu yang tepat saja.

Aku menghembuskan nafas kasar. Jujur kesabaranku mulai hilang. Aku sudah mencapai titik puncak saat ini. Titik dimana aku akan meledak sedetik lagi.

"KAK.." Suaraku terdengar sangat meledak dan aku mengucapkannya dengan sungguh sungguh. Sungguh Ther.la.luu #ala bang Roma Irama . Therlalu marah

"Sudahlah gak usah di bahas lagi. Ngantuk gue" potongnya kemudian menghilang dari hadapanku

'cih sial! Tau aja kalo aku lagi mau meledak' umpatku dalam hati

'Kenapa kakakku jadi seperti ini sih. Baru pertama kali aku melihatnya berlaku kayak gini sama aku. Dia itu udah kayak pacar yang cemburu karena ceweknya selingkuh sama adeknya diri tauk. Dasar gay!'

Eh amit amit dah, tadi gua ngomong apa?

gay? IIh geli gua. Moga moga itu cuman harapan eh salah, maksudnya cuman ekspektasi

********************

Deg degan sudah pasti

Keringat dingin ? apalagi

Surat pengunduran Ketos? check

Semuanya sudah di siapkan sebaik mungkin. Aku memberanikan diri untuk mengetok ruang kepsek yang berada di depanku, walaupun sebenarnya nyaliku berkata tidak.

'sial, kenapa nyali seorang Danefa bisa kecut begini. Gua benar benar benci sama diri gua yang begini'

"Masuk"perintah kepsek dari balik pintu

Aku membuka pintu perlahan "permisi" sapaku sopan

"Nefa?" Ucapnya kaget dengan kedatanganku yang tiba tiba

"Ada masalah apa Nefa?" Tanyanya dengan suara alto khasnya

"Uhm... anu..."

'aku kehilangan kata kata. Sial! kenapa harus di saat seperti ini!!?'

Aku sibuk sendiri menyusun kata kata yang tepat sementara kepsek hanya menunggu kata kataku selanjutnya. Keadaan seperti ini berhasil membuatku bercucuran keringat dan gugup setengah mati. Aduh kalo mati jangan setengah deh, mendingan mati beneran aja.

"Ini" Karena tak ada kata kata yang memutari otakku, maka langsung ku serahkan surat pengunduran diriku

Tanpa bertanya, bu Ashanti langsung membuka surat itu. Sebelum membacanya, ia mengambil kacamata bingkai emasnya dan membacanya. Awalnya biasa saja, tapi setelah beberapa detik kemudian , wajahnya berubah kaget bukan kepalang. Namun ia segera memperbaiki ekspresinya menjadi elegant seperti biasa

"ini sangat tiba tiba Nefa, kenapa tiba tiba kau mengundurkan diri menjadi ketua OSIS?" nadanya terdengar sangat kecewa

Aku merasa sedikit merasa bersalah. Hanya sedikit.

"Itu karena... tugas menjadi ketua Osis di sekolah ini sangatlah berat. Semua beban menjadi tanggung jawab ketua Osis. Saya sudah lelah dengan semua tugas ini, jadi ya... saya mengambil keputusan yang sudah saya pikirkan matang matang ini"

Spy B-GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang