PART 6

120 27 7
                                    

Author's POV

Setelah mencari dicafe dan ternyata tidak ada, Zayn pun langsung menuju ke taman kampus yang biasa didatangi oleh Queense.

Saat sampai ditaman yang sangat sepi , Zayn melihat Queense sedang berpelukan dengan Peter. Ia pun langsung memberi tau kepada Nova tentang keberadaan Queense.

Zayn memilih untuk diam di mobil sambil menunggu Nova datang daripada Ia mengganggu Queense dan Peter.

'Mungkin mereka sudah berpacaran dan lebih baik aku tidak menggangunya.' batin Zayn.

****
Nova's POV

Setelah mendapat telefon dari zayn, aku segera menyusul ke tempat yang dibicarakan oleh zayn, awalnya aku sangat terkejut mendengar Queense, kakak ku yang... kalian pasti tahu tentang kakak ku kan? Aku anggap kalian mengetahuinya.

Oke, aku segera menyusul ke tempat yang dikatakan oleh zayn. Aku tidak mengerti, mengapa zayn sangat peduli kepada kakak ku? Huh dia sangat pilih kasih...

Aku sekarang sedang menunggu bus di halte bus. Asal kalian tahu, tadinya aku ingin memakai mobil, hanya saja aku ingat aku baru berusia 16 tahun. Huh lama sekali...

*****
Queense's POV

"Aku bingung harus bagaimana orlin... ibu dan ayahku sudah bercerai dan.. ini sangat rumit, aku dan adikku harus bagaimana untuk menghadapi ini semua?" Ucapnya dengan wajah bersedihya, aku tidak tega melihatnya seperti ini...

"Ya...ya aku tahu itu sangat berat, aku juga mempunyai masalah tentang adikku yang selalu menganggap aku tidak sayang padanya, padahal aku sangat menyayanginya. Lebih lebih dari menyayangi diriku sendiri" aku tidak bisa menahan tangisku.

Peter memelukku dengan sangat erat, oh pelukan ini begitu berarti bagiku... sampai - sampai aku tidak ingin melepas pelukan ini...

****
Zayn's POV

Aku melihat mereka yang sedang berpelukan... lagi. Oh, disini mungkin aku hanya seperti penonton drama yang sedang melihat drama antara saudara ku dengan cowo brengsek... eh i mean, pacarnya mungkin? Asal kalian tahu, hatiku hancur berkeping keping saat melihat mereka berpelukan kembali... ah mengapa aku harus menyukai saudaraku sendiri? Seharusnya aku sadar bahwa queense sudah mempunyai lelaki yang... tidak pantas sebenarnya, aku yang lebih ganteng saja tidak bisa mendapatkan nya. tapi... ya aku harus merelakan dirinya kepada lelaki yang tidak tahu diri itu.

Begitu mesranya mereka... tapi, hei mengapa lelaki itu menurun kan tangan satunya untuk merogoh kedalam saku celana dan mengambil... oh tidak, ini tidak mungkin.. ia mengambil pisau kecil? Untuk apa ia membawa pisau itu? Perlahan lahan, ia mendekatkan pisau itu ke arah punggung queense,god, ini sangat tidak beres. Aku segera keluar dari mobil dengan perasaan tidak enak. Sudah kuduga ia bukan lelaki yang pantas untuk queense.

"QUEENSE! sedang apa kau disini?"

"Oh, ti... tidak, aku hanya...-"

"Hanya apa? Hanya berkencan dengan lelaki yang sudah mau melukaimu?!"

"Apa maksudmu? Aku tidak melakukan apa pun selain berpelukan, kau ini siapa, hah?" Seru peter, hei mau apa anak ini?

"Are you sure? Kalau kau tidak melakukan apapun, mengapa kau mengeluarkan pisau kecil yang ada didalam sakumu? Aku ini saudaranya, kau tidak usah pura pura polos anak muda"

"Ti... tidak! Aku tidak mengeluarkan apapun, kau saja yang berlebihan. Silahkan cek kalau kau mau."

Aku segera men - cek dengan teliti, dan benar, ia tidak membawa apapun.

"Apa apaan kau ini zayn?! Kau menuduh orang dengan tidak ada bukti yang jelas, lagian peter tidak akan melakukan kejahatan seperti itu kau tahu! Kau itu hanya saudara ku, tidak lebih! Jadi kau harus mengerti aku yang sedang bercerita dengan sahabatku sendiri! Lagipula, darimana kau tahu peter?" Oh god, hatiku semakin hancur saat queense berkata 'kau itu hanya saudaraku, tidak lebih!' Itu sangat sakit, seperti ditancap dengan pisau terus menerus. God, mengapa hari ini hatiku sangat sakit?

"Queense, dengarkan aku, ayo kita pulang, jauhi lelaki yang ingin membuatmu terluka ini, ayo!"

"Tidak, aku tidak mau, apa apaan kau ini? Kau tidak mengerti apa apa zayn, aku tidak akan pulang sebelum kau..-"

"Queense, zayn! What happen? Huh aku sudah mencari kalian kemana mana tetapi nihil. Ternyata kalian ada disini, huh kalian menyusahkan ku saja." Ujar nova yang baru saja tiba di taman ini, suruh siapa dia nyasar?

"Suruh siapa nyasar" Gumamku

"HEY ZAYN! ASAL KAU TAHU, kau mengasih alamat yang tidak jelas! Huh aku benci kau" Ujarnya dengan sedikit berteriak. Aku terkekeh melihatnya.

"NOVA! Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau menyusulku disini? Mending kau pulang saja dengan zayn sekarang. Aku masih ada urusan dengan peter"

Hei, urusan apa lagi? Bermesraan didepan ku? Oh tidak tidak, bisa bisa aku muak melihat drama mereka.

****
Nova's POV

Akhirnya sampai juga ditaman yang dibicarakan zayn, aku sangat lelah mencarinya. Beruntung aku sudah mendapatkan mereka yang sedang mengobrol tidak jelas.

"Queense, zayn! What happen? Huh aku sudah mencari kalian kemana mana tetapi nihil. Ternyata kalian ada disini, huh kalian menyusahkan ku saja." Ucapku ketus, bagaimana tidak ketus? Aku kelelahan mencari mereka kemana mana tahunya mereka ada disini.

"Suruh siapa nyasar" gumam zayn, hey! Mengapa aku yang ia salahkan?

"HEY ZAYN! ASAL KAU TAHU, kau mengasih alamat yang tidak jelas! Huh aku benci kau" Ujarku dengan sedikit berteriak, bagaimana tidak kesal? Ia hanya terkekeh tidak jelas, aku benci kau zayn.

"NOVA! Apa yang sedang kau lakukan? Mengapa kau menyusulku disini? Mending kau pulang saja dengan zayn sekarang. Aku masih ada urusan dengan peter" ucap queense, ada apa memangnya? Sepertinya sangat serius.

"Hm? Apa maksudmu? Aku baru saja datang masa sudah kau usir? Huh kakak yang tidak baik kau" ucapku dengan cemberut andalanku haha.

"Ya.. ya bukan begitu... tapi ini urusanku nova, kau tidak usah ikut cam..-"

"Yayaya aku tahu kau akan berkata seperti ini 'kau tidak usah ikut campur karena umurmu belum mencukupi' hey, dikira aku masih 6 tahun? Aku sudah 16 tahun kakakku tersayang... pulang yu, ngantuk nih ayolah.. kau tidak ingin aku tidur disini dengan gebetanmu kan?" aku sebenarnya mengetahui masalahnya, agar ini tidak berlanjut, akhirnya aku membawa queense pulang.

"Hmm yaya, ayo kita pulang, peter aku duluan ya, maaf tidak bisa lama, kau bisa menelfon ku untuk curhat lebih lama kalau kau mau." Ujar queense, YEAY! Akhirnya mau juga, huh sudah lelah aku mengajaknya pulang.

****
Zayn's POV

Setelah melihat queense dan nova masuk kedalam mobilku, aku langsung mendekati lelaki tidak tahu diri itu

"I'll watch you with queense everyday. If you hurt her, i'll kill you and i never apologize you anymore, understand?" Ucapku dengan mengangkat kerah bajunya.

"Lihat saja nanti" ucapnya dengan tersenyum licik.

PART 6 UDAH SELESAII YEAY!!

Maaf ya kalau ada kata-kata yang salah ,maklumin aja

TUNGGU PART SELANJUTNYA YAA. DONT FORGET TO VOMMENT

All the love. AN
xx

You Don't Really Know me//N.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang