JADI SUPPORTER FUTSAL

824 77 33
                                    

Malam ini aku telfonan lagi sama Hamids. Seperti malam-malam biasanya kalau kami sedang tidak sibuk-sibuk banget. Sebenernya Hamids lebih sibuk dariku. Dia bilang kudanya lagi sakit gara-gara makan hati diselingkuhin sama kuda lain, jadi ia sibuk merawat kudanya yang bagai majikan. Padahal aku sih percaya gak percaya kalau dia punya kuda. Lagian juga alasan sakitnya konyol.

"main sini ke angkringan. Rame disini." Katanya ketika aku kehabisan bahan obrolan.

"banyak anak sekolah lain ya? males ah."

"enggak, ada kecelakaan maut."

"serius? Dimana? Kapan? Kecelakaan apaan?" kataku dengan rentetan pertanyaan.

"iya. Ini di angkringan biasa." Aku tahu angkringan biasa tempat Hamids nongkrong adalah di dekat RS Bathesda, makanya aku langsung ingin tahu.

"meninggal? innalilaaahh....."

"iya. Aku takut, Gre."

"takut kenapa?"

"aku yang jatuhin korbannya."

"hah? Lo ikut tawuran?"

"enggak, tawuran mah buat banci."

"terus? Kok bisa?"

"tadi gak sengaja kelindes, Gre." Kelindes motornya? Masasih kelindes motor bisa sampai mati? Tapi kok nada bicara Hamids tenang banget ya? aku curiga ini cuma bercandaannya. Hamids kan suka gitu.

"yaampun! Terus gimana?"

"ya ini lagi rame-rame mau nguburin. Biar anak-anak angkringan aja yang tau."

"duh...."

"doain, Gre."

"doain siapa?"

"doain semutnya. Semoga dosa-dosanya dihapus karena keseringan nyebur di es dawet."

"Hamids! Serius!"

"jangan serius-serius, nanti stress."

"lo mah ih!"

"hahahahaha"  ini menyebalkan, tapi tawanya terindah yang pernah ku saksikan selama hidupku.

"gak lucu."

"iya."

"......" aku diam saja. Males ngomong. Biarin, biar dia sadar.

"udah doain?"

"......"aku masih gak mau ngomong. Ngambek ceritanya.

"doain, Gre. Kasian semutnya tulang punggung keluarga."

"......" aku mulai tersenyum mendengar ucapannya.

"mana tadi sama Acong sama Adam dimandiin pake air kopi." Kali ini Hamids seperti memelas. Suaranya pelan sekali. "katanya biar wangi."

"Acong bego ih!" aku tahu Acong ini anak SMA swasta khusus cowok. Waktu itu ketemu sama temen-temennya sama Hamids juga. Dan cuma Hamids yang rambutnya pendek, semuanya mas-mas bertubuh besar dan berambut gondrong. Acong juga gondrong, badannya gede tinggi. Serem deh, rada-rada cina gitu macem Adam. Tapi konyol banget anaknya.

"hahaha Adam enggak?" katanya.

"udah biasa kalo dia."

"hahahahahahahahaha." Ku dengar tawa Hamids sangat renyah. Aku jadi ikut tertawa mendengar tawanya yang khas.

MidunWhere stories live. Discover now