Part 3

69 10 0
                                    

            Donggu menarik tangan Nae-ri dengan kasar. Hatinya begitu panas melihat kedekatan Nae-ri dengan Hyunjun. "Bukankah kamu bilang, kamu benci dengan orang jahat? Tapi kenapa kamu malah berteman akrab dengan orang jahat sepertinya?" Telunjuk Donggu terarah pada wajah Hyunjun.

"Maksudmu Hyunjun orang jahat? Kamu tidak bisa membedakan mana yang jahat dan yang baik ya?" ejek Nae-ri.

"Asal kau tahu, Nae-ri. Dia bukan orang yang baik. Dia adalah anggota gangster yang jahat. Pengedar narkoba, tukang mabuk, main wanita, mencuri, membunuh dan masih banyak lagi kejahatannya yang tidak bisa aku sebutkan. Selama ini, kamu ditipu dengan kepura-puraannya menjadi anak alim. Aku tahu, dia pasti punya maksud tersembunyi di balik ini semua. Apa kamu sedang dikejar-kejar polisi lalu melarikan diri dari penjara?" Donggu meraih kerah baju Hyunjun dengan kasar.

"Kau sudah gila? Menuduh orang dengan seenaknya!" Nae-ri menarik tangan Donggu. "Ayo! Akui saja kalau kamu memang seorang gangster!" teriak Donggu membuat semua siswa seisi sekolah berkumpul untuk melihat.

"Hyunjun, ayo katakan yang sebenarnya agar Donggu bisa menutup mulutnya," ucap Nae-ri kesal. Hyunjun hanya diam sambil menundukan kepalanya.

"Oh ternyata kamu masih tidak mau mengaku. Baiklah kalau begitu." Donggu memberi tanda pada teman-temannya agar menghajar Hyunjun sampai mengaku.

"Bagaimana kalau nanti dia membalas?" tanya Alex takut-takut. Donggu menendang Alex dengan geram.

"Dasar pengecut! Kalau begitu, biar aku yang menghajarnya!" Donggu melayangkan tinjunya pada Hyunjun tapi Nae-ri berusaha menahan tangannya hingga jatuh terhempas.

"Lihat, aku akan menunjukannya pada kalian semua. Dia memiliki tatto di punggungnya. Dan kalian tahu tatto apa itu? Tatto gangster!" teriak Donggu. "Sudah cukup Donggu! Kau keterlaluan!" Teriak Nae-ri kesal. "Ayo jawablah Hyunjun! Jangan diam saja!" ujarnya lagi.

"Hyunjun, kemarilah! Jelaskan pada mereka kalau kamu bukan penjahat!" Suara Ibunya terngiang-ngiang di telinganya. Kejadian ini mengingatkannya pada peristiwa itu. Mata Hyunjun mulai berkaca-kaca. Ia mengepalkan tangannya kesal pada Donggu yang sudah menyakiti Nae-ri.

"Ya. Aku memang anggota gangster! Kau puas?" teriak Hyunjun penuh amarah. Nae-ri terkejut dengan jawaban Hyunjun. Bukan hanya Nae-ri tapi semua orang yang ada disana. Wajah Hyunjun yang biasanya terlihat polos sekarang berubah penuh amarah dan dendam.

"Hyunjun, apa maksudmu?" tanya Nae-ri seakan tak mempercayai pendengarannya. Hyunjun membuka bajunya dan menunjukkan tatto gangster itu lalu memakainya kembali. "Aku anggota gangster. Aku penjahat," ucap Hyunjun. Ia mendekati Nae-ri yang menatapnya tak percaya.

"Kesalahannya adalah karena kamu terlalu percaya padaku, yang seharusnya tidak pantas kamu percayai," bisik Hyunjun lalu pergi. Perlahan air mata Nae-ri mengalir membasahi pipinya. "Sudah kubilang kan? Dia jahat! Dia hanya memanfaatkanmu. Semuanya hanya kepura-puraan untuk menutupi jati dirinya yang sebenarnya," ucap Donggu pada Nae-ri.

= =

"Hei! Sudah lama tak bertemu." Sapa seseorang membuat Hyunjun terkejut. Seorang cowok dengan tatto gangster di lengan kirinya tersenyum sambil menghampirinya. Hyunjun menoleh ke sekelilingnya memastikan tidak ada yang melihatnya. "Kenapa kau ada disini?" Tanya Hyunjun bingung. "Siapa nama pacarmu itu? Dia cantik juga." Ujar cowok yang bernama Tae-mi itu. "Apa maksudmu?" selidik Hyunjun. Tae-mi mengarahkan pandangannya pada Nae-ri sambil tersenyum.

"Dia bukan pacarku," ucap Hyunjun cepat. Tae-mi tertawa. "Oh bagus kalau begitu. Aku bisa bermain-main dengannya." Hyunjun langsung menarik kerah baju Tae-mi dengan kasar.

"Awas saja kalau kau berani dekat-dekat dengannya apalagi menyentuhnya. Aku akan membunuhmu!" ancam Hyunjun lalu mendorong Tae-mi hingga Tae-mi terjungkal menatap tembok. Tae-mi tertawa.

"Lihat saja nanti!" ucap Tae-mi. Telunjuknya digoreskan ke leher sebagai tanda 'mati' lalu berlari pergi.

= =

Hampir semua orang menatap Hyunjun sambil berbisik-bisik. Berita Hyunjun yang adalah anggota gangster, sudah tersebar di seantero sekolah. "Aku kira dia anak alim tapi ternyata dia anggota gangster," bisik salah satu anak. Hyunjun tersenyum kecil melihat tingkah orang-orang itu. Tiba-tiba matanya tertuju pada sosok Nae-ri. Nae-ri ikut menatapnya dengan wajah sedih. Ia paling tak tahan melihat wajah sedih Nae-ri. Wajahnya selalu mengingatkannya pada sosok ibunya.

"Hyunjun!" teriak Nae-ri. Hyunjun mengalihkan pandangannya lalu pergi menjauhi Nae-ri. Nae-ri berlari mengejar Hyunjun.

"Sekarang kamu mau menjauhiku begitu saja tanpa penjelasan apapun?" Omel Nae-ri. Nae-ri menarik tangan Hyunjun ke tempat yang agak sepi.

"Kenapa kamu merahasiakan semuanya? Kamu sedang tidak kabur dari kejaran polisi kan?" Tanya Nae-ri menyelidik.

"Kamu harus menjauhiku!" ucap Hyunjun tidak menjawab pertanyaan. Nae-ri menatap sendu Hyunjun.

"Terlalu berbahaya dekat-dekat dengan seorang penjahat anggota gangster sepertiku. Bagaimana kalau ada yang mengincarmu karena dendamnya denganku? Kau bisa mati!" Nae-ri terkejut mendengar nada suara Hyunjun yang kasar. Ia masih tak bisa percaya bahwa Hyunjun adalah anggota gangster para penjahat.

"Aku tidak peduli siapa kamu. Aku tidak peduli! Walaupun aku harus mati sekalipun," ucap Nae-ri. Air matanya mendadak mengalir begitu saja.

"Kamu tidak bisa begitu. Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri kalau sampai kamu mati atau terluka karena aku," ucap Hyunjun lalu pergi meninggalkan Nae-ri yang menangis.

Jam istirahat sekolah berdering nyaring. Sejak kejadian tadi, Hyunjun tak melihat sosok Nae-ri. Ia bahkan tidak ada di kelas saat pelajaran. Kecemasan melingkupi pikirannya. Ia takut Tae-mi, orang yang begitu dendam tanpa sebab padanya, akan mencelakakan Nae-ri. Ponsel Hyunjun bergetar. Telepon dari Nae-ri. Tumben, Nae-ri menelepon. "Aku tunggu di reruntuhan gedung pabrik Myeongdong 30 menit dari sekarang. Kalau kau terlambat, Nae-ri akan mati!" Suara Tae-mi terdengar di ujung telepon.

"Tae-mi!" teriak Hyunjun tapi telepon terputus. Hyunjun mulai cemas. Ia segera berlari mengambil tasnya dan keluar kelas namun ia malah menabrak sosok Donggu yang berpapasan dengannya. "Hei! Apa-apaan kau?" teriak Donggu marah. Hyunjun tak mempedulikannya. Ia tidak mau waktunya terbuang percuma karena Donggu. Donggu tak terima dihiraukan begitu saja. Ia menarik tangan Hyunjun. Hyunjun kesal. Ia meninju wajah Donggu hingga Donggu berteriak kesakitan. Teriakannya membuat seisi kelas menoleh kearahnya. Semua orang menatapnya dengan wajah ketakutan. Donggu tersenyum. "Akhirnya kau membuka topengmu juga, penjahat!" ejeknya. Kali ini, Hyunjun yang kesal menendang Donggu dan melayangkan tinjunya sekali lagi pada Donggu hingga berdarah lalu berlari pergi keluar sekolah.

"Kejar dia!" teriak Donggu kesal pada para temannya.

"Kita harus menghajarnya," ucapnya.

= =

@Qߌ0d


Dark Into the LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang