Motor Aldric berhenti didepan sekolah. Gerbangnya sudah tertutup beberapa menit yang lalu. Stevi beranjak dari duduknya berniat merayu satpam sekolahnya untuk membukakan gerbang. Aldric melihat Stevi yang berjalan mendekati pos satpam dari sudut matanya.
"Pak, bukain gerbangnya dong. Saya mau masuk, mau belajar!"
"Engga bisa Non. Siapa suruh kamu datang terlambat." tukas Pak Sanip santai.
" Please deh pak, ini masih jam 07.45, kami kan cuma telat 15 menit. Masa iya ga boleh masuk? Masa perjuangan kami buat sampai kesekolah disia siain gini," sewot Stevi.
"Ga bisa Non, telat 15menit itu udah lama. Peraturannya ga dibolehin masuk. Saya cuma ngikutin peraturan. Dateng aja besok,"
Stevi berdecak kesal "Elah.. Emang nya ini rumah sakit? Pake acara datengnya besok? Tolong dong pak bukain, please..."
"Sekali ga bisa tetep ga bisa Non! Susah banget sih dibilangin!"
"Bapak tega ya biarin kami ga belajar padahal cuma gara gara telat 15 menit doang." bibir Stevi mulai manyun. Tapi ia belum menyerah untuk membujuk Pak Sanip yang mulai dongkol. Satpam berkumis tebal itu heran melihat kelakuan murid SMA dihadapannya ini, wajahnya bule tapi tingkahnya ga kaya bule biasanya.
"Ga bisa Nonaa! Jangan ngerusuh ah! Pulang aja sana! Besok balik lagi!"
Aldric yang menunggu dimotor, hanya memperhatikan Stevi yang sedari tadi sibuk berdebat dengan satpam sekolah. Saat itu ia baru tersadar jika ada yang salah dengan penampilan gadis tersebut. Ia menilik kembali gadis itu, Ah! Stevi salah kostum! Lebih tepatnya salah memakai seragam! Bagaimana mungkin gadis itu bisa sampai salah seragam?
Aldric yang sudah berdiri disamping Stevi berdehem dengan suara yang lumayan keras.
"Apaan sih Al, pake acara dehem deheman segala? Lo ga liat gue lagi ngebujuk ini satpam? Lo jugak bukannya bantuin kek!" ketus Stevi mulai kesal.
"Udah deh. Sia sia usaha lo," bisik Aldric ditelinga Stevi "lagian lo liat sendiri seragam lo itu.."
"Emangnya kenapa sama seragam gu..." seketika Stevi terkejut, ia memakai seragam putih biru, sedangkan hari ini harusnya memakai batik. "anjir! Kok bisa gue salah seragam gini?"
Melihat reaksi Stevi yang kelimpungan seperti itu membuat Aldric tak mampu menyembunyikan senyumnya.
"Duh.. Ini hari kacau banget deh." rutuk Stevi kesal "Al, gimana dong? Bantuin gue please..." pinta Stevi dengan tampang memelasnya.
"Bantuin gimana maksud lo?" tanya Aldric sembari menaikan alis tebalnya "Gue mau pulang aja."
"Yah... Jangan gitu dong. Gue ga mungkin pulang jam segini. Bisa berabe urusannya kalo mama tau gue bolos sekolah" keluh Stevi.
"Mau gimana lagi? Gue telat juga gara gara lo kan!"
Wajah Stevi yang semula memelas kemudian menampilkan cengirannya "sorry, gue ga maksud buat bikin lo bolos kok. Gue bakalan ganti semua kerugian lo akibat gue," kata Stevi bersungguh sungguh. "Tapi sebelumnya bantuin gue dulu..."
"Hmmm," Aldric berpura pura berpikir. sebenarnya dia akan membantu gadis itu sekalipun tidak dipinta, tapi entah kenapa ia senang melihat Stevi yang tanpa malu malu meminta pertolongannya, tidak seperti gadis lain tentunya. "Ya udah, ikut gue."
"Loh, mau kemana? Sekolah kita gimana? Gue kira lo mau bantuin ngebujuk Pak Sanip buat bukain gerbang," omel Stevi kebingungan melihat Aldric yang sudah menaiki motornya.
"Ya ga lah. Lagian mana mungkin lo udah salah seragam gitu masih dizinin masuk," seru Aldric cuek sambil menghidupkan motornya. "Lo ikut ga? Kalo ga biar gue tinggal."
"Ehh.. Iya iya." Stevi terburu buru mengambil langkah untuk duduk dibelakang Aldric. "Emangnya lo mau bawa gue kemana?"
"....."
Aldric tak menggubris pertanyaan Stevi. Ia menjalankan motornya, menjauhi sekolah mereka yang sudah sepi karena proses belajar mengajar sudah dimulai sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Love Me, Don't Need To Know Me
AcciónSteviandra Stewart, anak pertama dari dua bersaudara. Seorang perempuan dengan jiwa yang terlalu ekspresif. Ia menyukai cowok terdingin di kelasnya. Aldric. Cowok yang terlalu bersikap cuek dan bodo amat dengan sekelilingnya. Tapi sebenarnya ada ala...