-1- Are You

42 10 0
                                    

Ah, mamaku pergi, rumah dikunci. Jadi aku, merana menatap langit.

Memandang langit, lalu terlintaslah bayangan senyumnya terukir diatas sana.

Tak kusangka aku masih mengingatnya. Tanpa sadar aku tersenyum sendiri mengingat kenangan ku bersamanya. Walaupun tak indah, tapi sangat berharga. Dia yang pernah menghampiri duniaku, menghiasi kehidupanku.

Dia begitu susah untukku gapai. Dia berdiri jauh disana dan aku tak mempunyai keberanian untuk menghampirinya. Aku hanya memandangnya, mengamatinya dari tempatku berpijak.

Kenapa? Kenapa semua ini harus terjadi? Kenapa aku begitu bodoh hingga mau melepaskannya? Kenapa?!

Aku menyukainya selama bertahun-tahun, namun disaat dia mulai memandang dan mengetahui isi hatiku, takdir malah berbalik mengkhianati. Mengapa semuanya terjadi kepada kisah cintaku? Siapa yang patut aku salahkan?

Jujur, aku menyesal...

Dan sekarang dia kembali. Dia kembali dengan semua pahit yang ia beri. Dia kembali, dia kembali memporak-porandakan hatiku. Jujur aku masih tak sanggup untuk melihatnya. Karena jauh dari lubuk hatiku. Aku masih sangat mencintainya.

Meskipun dia tahu aku mencintainya, dia tetap dekat dengan perempuan lain. Membakar hati yang sudah terluka ini dengan api yang lebih panas lagi. Aku menangis, menyesali semua ini. Mengapa? Mengapa hati ini harus jatuh padamu?

Boleh ku katakan sesuatu? Kau berbeda dari yang lain, itu yang hati kecilku ucapkan saat berada di dekatmu. Kau membuatku nyaman. Diam-diam kau hadir menyusup ke dalam otakku yang penuh dengan rumus kehidupan.

Aku jatuh pada pesonamu. Aku jatuh pada tatapan tajam yang kau miliki. Aku jatuh pada dirimu.

Jika waktu dapat terulang, aku akan memilih jalan untuk mengungkapkan rasa ini padamu. Sungguh sesak, menahan rasa ini. Andaikan ada kamu disini, aku akan memegang jemarimu dan berbisik,

"Aku cinta kamu."

Andai waktu dapat terulang kembali, aku tak akan membiarkanmu pergi meninggalkanku, takkan ku biarkan sejejak langkahmu menjauh dari tempatku berpijak. Andai waktu dapat terulang kembali, akan kudekap tubuhmu erat, disini, disisiku.

Akankah kamu mendekap dan merasakan kehangatanku. Meskipun itu mustahil bagiku namun aku tetap mencintaimu. Meskipun beberapa kali kita akan berenkarnasi. Biarpun engkau sulit kugapai, tapi aku berharap bisa bermain denganmu doggy. Anjing kesayanganku.

"Jun, apa yang kamu lakukan?"

Itu suara mama. Aku tersadar dari lamunan masa laluku. Entah mengapa aku kembali merindukan doggyku yang unyu.

"Ayo masuk," lanjut mama dan mengajakku masuk ke dalam rumah setelah membuka kuncinya.

Ya, mungkin ini saatnya untuk melupakan dia. Aku tidak bisa terus-menerus memikirkannya yang belum tentu memikirkanku juga.

Terima kasih, doggy, telah hadir menemaniku walau hanya sebentar.

Tetaplah menjadi peliharaanku di kehidupan mendatang.

TerkaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang