Part 3 : Arrival

29 4 0
                                    

"Liebling?"

"Wait, who are you?"

"Wait, you didn't know me?"

"No! Who are you?!?!"

"Maddy, Maddeline Pölzer. Masa saudara sendiri lupa sih~ "

Ternyata dia Maddeline Pölzer, saudara dari ayah. Maddy dekat sama aku sejak kecil. Dia punya kelainan, dia gabisa minum dan makan kecuali minum darah. Aku pun sebagai adik sepupu yang baik bersedia menjadi 'dispenser' buat dia.

"Maddy? Maddy yang suka minum darah gw? Ah, kok lu banyak berubah, kak?"

"Hehe, makin cantik ni gue. Yon, gue masuk yee, masa tamu ga diajak masuk"

"Ohiya, masuklah kak. Ntar ye, gue siapin suntikan sama selang dulu"

"Pake gula loh ya! 1 sendok teh aja"

"Oke"

Aku segera ke dapur. Aku mengambil 1 jarum suntik dan selang kecil untuk mengalirkan darahnya. Aku mencari nadiku dan menusuk jarum tersebut ke nadiku. Aku menyambungnya dengan selang dan menuangnya di cangkir besar. Setelah penuh, aku beri gula 1 sendok, Maddy cuma kuat 1 sendok teh gula.

"Nih. Kok tumben lu ngunjungin gue, kak?"

"Iya, gw tau lu kuliah disini. Gue satu kampus sama lo, tapi gue jurusan desain animasi. Ehiya, lu ada kamar kosong ga? Gue udah bilang sama bokap lo kalo tinggal bareng lo"

"Iya apa? Tuh, di sebelah kamar gue ada kamar baru. Lu disitu aja, udah disiapin kasur sama lemari kayaknya"

"Sipp! Dek Yoyon mah yang terbaik!"

"Iye iye, tuh diminum dulu. Kasian badan gue, udah ngeluarin darah buat lo minum"

"Hehe, iya iya. Ohiya, tunangan gue dinas di Amerika masa, Yon. Sedih, 4 tahun ditinggal..."

"Wedehhh... Kak Stephan nyali juga ninggalin sadako di rumah gue"

"Heh, ape lo bilang? Lo aja teke-teke nyasar ke Austria"

"Daripada lu sadako dari sumur"

"Bah, gangaca ni anak"

"Ya kak Maddy juga!"

Dan aku pun mengadu lidah dan bercanda bersama Kak Maddy sampai jam 12 malam.

00.45 AM

"Kak, tidur sonoh. Udah hampir jam 1 nih"

"Oiya, yaudah. Gue tidur duluan ya. Bye!"

"Bye!"

Kak Maddy pun tidur. Aku berjalan ke dapur untuk menyeduh susu sebelum tidur. Karena berhubung tadi aku udah ngeluarin darah, aku harus menyimpan tenaga.

Secangkir susu sudah kuseduh dan kuminum. Aku langsung mengecek handphoneku dan mengucapkan salam ke Hillary. Aku langsung ke kamar untuk beristirahat.

Esoknya...

07.25 AM

/kringgg, kringggg/

"Ah~ jam berapa sekarang"

Aku masih dalam keadaan setengah sadar. Aku melihat jam masih menunjukkan angka 07.25. Aku masuk kampus jam 10 pagi.

/tok tok tok/
/Dek, Kakak ke cáfe dulu ya, mau cari sarapan. Ntar klo Yoyon mau nitip sesuatu, lewat LINE aja/

"Hm, iya kaa~ hati-hati di jalan yaa~"

/bruk/

Kak Maddy sepertinya sedang mencari sarapan. Kak Maddy nyari sarapan bukan buat dia, tapi buat aku. Dia tau kalau aku tidak bisa bangun pagi.

Aku pun membuka mata sedikit dan mengirim pesananku lewat LINE ke Kak Maddy. Setelah mengirimnya, aku terlelap dalam tidur lagi.

09.25 AM

/gedor gedor/
/Dek Yoyon, udah jam 9 loh, ini sarapannya udah adaaa~ Ayo dimakan!/

"Hmm? Iya Kakk... tunggu sebentar"

/Yon, lo mau telat kuliah? Cepet bangun sebelum gue kasih tau Hillary!/

"Eh eh iya iya kakk! Ni udah bangun!"

/Yaudah ayo sini!/

Aku berjalan dan memakai sweaterku sebelum keluar kamar. Aku keluar kamar dan bergegas ke dapur. Aku mengambil jarum dan selang untuk menyiapkan sarapan Kak Maddy. Setelah selesai, aku langsung melahap sarapan yang dibeli Kak Maddy.

"Yon, mandi sonoh. Udah disiapin air hangat tuh"

"Makasih kak"

"Iye cepetan, gue mau berangkat nih"

"Berangkat bareng ye"

"Iyedah, cepet napa, gece"

Aku bergegas mandi dan menyiapkan keperluan kampus. Setelah selesai mandi dab siap berangkat, aku mengajak Kak Maddy berangkat bersama.

09.40 AM

Aku sampai di gerbang kampus. Lalu tiba-tiba seorang perempuan menyambutku.

"Dion, i miss you"

- to be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Long DistancesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang