Don't Cry

3.5K 257 3
                                    

Malam ini, seperti biasanya kamu berjalan kaki, pulang menuju rumah. Sambil mendengarkan musik ke sukaanmu, kamu terus memandang sekeliling.

Ini adalah malam ke tiga dimana Jimin menghilang entah kemana. Sudah tiga hari dia tidak datang ke sekolah atau ke tempat les. Telfon dan SMS semuanya tidak di angkat atau dibalas. Kamu khawatir.

Kamu berhenti tepat didepan pagar rumah Jimin. Memandang lekat ke arah jendela kamar yang gelap. "Apa dia sudah tidur?" Gumammu. Kamu menghembuskan nafas panjang. Merasa frustasi dengan semua yang terjadi.

Kakimu mulai melangkah lagi. Melewati jalan sepi yang biasa kamu lewati bersama jimin. Setiap tempat, seriap sudut daerah ini menyimpan kenangan kecil tentang kamu dan Jimin. Perlahan hatimu mulai merasa perih. Seperti ada yang hilang.

Saat kamu berhenti di sebuah kotak surat di dekat rumahmu, kamu teringat akan hari dimana pertama kalinya jimin menawarkan pertemanan denganmu. Kenangan itu terputar bagaikan sebuah film.

Air matamu mulai mengalir dan perlahan menjadi deras. Isak mu mulai tersengar tanpa mampu kau tahan. Semuanya terasa sepi dan menakutkan tanpa seorang teman.

Tiba-tiba seseorang menghapus airmatamu. Memelukmu kemudian memandangmu lekat. Ia tersenyum. Senyumannya seperti isyarat bahwa kamu harus kuat, sekalipun ia tidak lagi disampingmu.

Airmatamu terus mengalir, namun kini ada senyuman di wajahmu. "Maaf, aku menghilang" kata jimin. Senyuman Jimin menghilang. Kamu menggelengkan kepalamu dan memegang tanganya. "Kamu belum menghilang, kamu masih di sini bersamaku. Karena kita adalah teman. Walaupun kadang kau merasa jenuh kepadaku hingga membuatmu ingin menghilang. Tapi percayalah aku masih disini menunggumu pulang dan kembali menjadi temanku".

[End]

Sebenarnya pengen bikin yang senang-senang tapi mood berubah dan jadi begini imaginenya.
#HappyJiminday

Bangtan ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang