Setelah selesai merapihkan meja makan dan dapur, aku pun duduk di ruang tengah bersama ferro. Ferro langsung mematikan tv dan membalikan badannya menghadapku.
"Crys, sebelum kita memulai semua ini ada yang ingin ku katakan dengan jujur, mengenai statusku, keluargaku, hidupku, dan kamu" ucap ferro serius
Aku hanya terdiam kemudian menganggukkan kepalaku tanda setuju
"Aku sudah menikah, kami tidak mungkin memiliki anak karena istriku lumpuh sejak kecil tapi aku sangat mecintainya, istriku membebaskanku berhubungan dengan wanita lain karena dia menyadari aku lelaki normal yang mempunyai kebutuhan, selama ini aku hanya memenuhi kebutuhanku dengan pelacur-pelacur yang biasa aku bayar untuk memuaskan nafsuku, dan kenapa aku memilihmu adalah karena aku tahu kau butuh uang, kau juga bukan wanita yang berbahaya, aku juga benci ketika harus menggunakan kondom saat bercinta dengan pelacur-pelacur diluar sana, kalau denganmu aku yakin kau bersih, saat aku merasa kau pantas menjadi ibu dari anak-anakku, aku akan menikahimu" cerita ferro panjang
"aku memang butuh uang saat ini, tapi aku tidak mengerti saat kau bilang aku tidak berbahaya dan aku bersih, maksudnya apa?" tanyaku bingung
"hahaha...maksudku adalah kau tidak seperti perempuan-perempuan diluar sana yang berambisi menjadi wanitaku, biasanya mereka sangat serakah, memintaku menikahi mereka kemudian memaksaku menceraikan istriku, jika di pertengahan jalan kau menjadi serakah bersiaplah untuk pergi jauh-jauh dari hidupku, mengenai perkataanku yang mengatakan kau bersih maksudnya adalah kau belum pernah disentuh lelaki manapun, aku lelaki pertama yang akan menyetubuhimu nanti, aku rasa aku tidak perlu menyiksa penisku dengan menggunakan kondom lagi, aku lebih suka bercinta tanpa pelindung, itu membuatku merasakan nikmatnya penyatuan" ucap ferro tanpa malu-malu
"apakah kau selalu seperti ini kalau bicara? Mengucapkan kata-kata vulgar tanpa malu-malu" ucapku sambil menunduk karena malu mendengar ucapan ferro sejak tadi
"Maaf crys, kau harus membiasakan diri dengan diriku yang apa adanya, saat aku tidak suka maka aku akan mengatakannya, saat marah aku akan mengungkapkannya, saat aku menginginkanmu pun aku seperti itu, aku bukan type laki-laki romantis dan aku tidak suka bertele-tele, jadi katakan saja apa yang kau mau, yang tidak kau suka, yang ingin kau lakukan, selama itu masih masuk akal bagiku, kupastikan kau akan mendapatkannya?" ucap ferro tegas
"Baiklah...semua sudah jelas bagiku...aku akan berusaha untuk melayani semua kebutuhanmu...mohon kerja samanya" ucapku sambil sedikit menundukkan kepalaku
"mohon kerjasamanya juga" ucap ferro sambil menundukkan kepalanya meniru yang ku lakukan tadi**********
"Ouuugghhh...ini nikmat sekali, akhhh...kau wanita pertama yang mampu membuatku bergairah berulang kali...oouuuggghhh..." ucap ferro sambil terus menghujamkan penisnya ke dalam milikku
"akhh...akhh...a-aku lelaaahh...akhh...akhh..kumohon...oughh...a-aku ingin istiraahaaatt...aakkhhh..." ucapku sambil mendesah
"sebentaaarr laagiii...ouuuggghhh...yessss...oouugghhh...a-aku mauu keluaaarrr...aaaaakkkkkhhhh..." erang ferro begitu sampai di pelepasannya
"aaaaaakkkkkkkhhhh...." jeritku ketika ferro semakin mempercepat hujaman penisnya dalam diriku dan sampai pada pelepasannya
Ferro pun membaringkan tubuhnya dengan nafas yang tersengal-sengal disampingku setelah memuncratkan spermanya berkali-kali didalam diriku. Dia maniak sex, ini pertama kalinya aku bercinta dengan seorang pria, namun dia memperlakukanku seperti jalang profesional yang bisa mengimbangi gairahnya yang menggila. Sudah jam 3 pagi, dia bahkan tidak membiarkanku tidur, dia membuat kedua kakiku merasa pegal karena harus terus mengangkang untuk menerima hujaman penisnya yang besar dan panjang. Aku tidak peduli lagi pada ferro, aku sangat lelah melayani kebutuhan sex nya yang tinggi, aku hanya ingin langsung tertidur, akhirnya ferro membiarkanku beristirahat, tanpa menunggu lama aku pun langsung terlelap dalam tidurku.**********
Aku terbangun dari tidurku saat mendengar deringan telpon berkali-kali, mataku masih ingin terpejam tapi telingaku merasa terganggu karena dering telpon itu
"hallo..." ucapku pelan setelah meraba-raba meja kecil disamping ranjang untuk mengangkat telpon
"Bangunlah...ini sudah jam 11.00, mau sampai kapan kau tertidur?"
"ehmm...maaf ini siapa?" tanyaku setengah sadar
"Siapa lagi, ini aku ferro" jawabnya singkat
"Ya, Apa???" tanyaku kaget
"Ya ampun, aku kesiangan, kenapa kau tidak membangunkanku, aku tidak membuatkan sarapan untukmu, tidak menyiapkan pakaianmu, aku..." ucapanku terhenti
"stop it crys, jangan panik, aku tidak akan mengusirmu hanya karena kau bangun kesiangan, lagipula gara-gara aku, kau kelelahan" ucap ferro
"Maaf, aku tidak akan mengulanginya lagi" ucapku menyesal
"its ok, mulailah mencari universitas untuk melanjutkan kuliahmu, atm, credit card, handphone, laptop dan kunci mobil ku letakkan di meja ruang tamu" ucap ferro santai
"Ya terima kasih" jawabku
"aku tidak bisa pulang malam ini, bye" ucap ferro lalu menutup telponnya
"bye" ucapku.