The Wifes

69.9K 1.4K 7
                                    

"Maggie, apa ferro selalu segalak itu? Atau hanya padaku saja dia seperti itu?" tanyaku pada maggie saat menemaninya berkebun
"Apa dia memarahimu?" tanya maggie sambil menyirami bonsainya
"Ya, dia sangat marah saat aku pergi nonton dengan teman-temanku" ucapku sedih
"Apa sebelumnya kau meminta izinnya untuk pergi?" tanya maggie lagi
"Sudah, tapi..." ucapku terhenti
"Dia tidak mengizinkanmu ya?" tanya maggie sambil melihat ke arahku
"Ya..." jawabku tertunduk
"Bagaimana ya aku mengomentarinya, kau tahu ferro tidak pernah seperti itu padaku, dia selalu mengizinkan aku pergi kemanapun aku mau, dia juga tidak pernah marah atau melarangku, sebenarnya semua ini juga salahmu sendiri, apa kau tak merasa kau ini sangat beruntung?" ucap maggie lagi
"A-apa??? Bagaimana bisa aku beruntung? Dia melarangku keluar tanpa izinnya, melarangku berteman dan tertawa dengan laki-laki selain dirinya, dia juga tidak memperbolehkan aku ke kampus lagi, bagian mananya aku beruntung?" ucapku putus asa
"Dia mencintaimu, takut kehilanganmu, begitu cemburu saat melihatmu bersama lelaki lain, benci saat kau tertawa karena laki-laki lain, dia hanya ingin kau tersenyum dan tertawa saat bersamanya" jelas maggie
"begitukah?? Aku pikir selama ini ferro tidak menyukaiku karena dia selalu memarahiku untuk hal-hal yang sepele" ucapku
"Sepele menurutmu cantik, tapi bagi ferro sangat fatal, kau adalah miliknya dan dia tidak suka saat orang lain memperhatikan kecantikanmu, keindahanmu, hanya dia yang boleh menikmati semua yang ada pada dirimu" ucap maggie lagi

********
"Akh...akhh...akhh..." desahanku tak henti-hentinya keluar dari bibir sexyku

Bagaimana tidak aku mendesah jika suamiku langsung menyerangku begitu sampai rumah, ferro menciumi leher, punggung hingga bokongku. Aku semakin gila saat lidah ferro dengan nakalnya menyusuri tubuh bagian belakangku dari ujung kaki hingga ujung rambutku. Aku tidak tahu ada apa dengan ferro tapi permainan ferro malam ini lebih liar dari malam-malam sebelumnya, terus terang aku benar-benar menikmatinya, menikmati ferro yang menghisap payudaraku dengan rakusnya sementara tangan kanannya sibuk meremas-remas payudaraku yang montok ini.
"Sayang...aku seperti bayi yang sedang menyusu padamu, ouggghhhh...putingmu sekeras ini sayang membuatku semakin bergairah menghisapnya, menggigitnya...ooouuggghhhh...kau canduku sayang, akan ku buat lubangmu berdenyut hebat karena mendamba penisku didalamnya" racau ferro sambil terus menikmati tubuhku
"Bersiap sayang...ooouuggghhhh...aku akan menghujamimu dengan sodokan-sodokan nikmat...aaakkkkhhhh...." erang ferro sambil menghujamkan penisnya ke dalam milikku

Sejak menikah, tidak semalampun ferro absen soal ranjang, hanya ketika dia harus ke luar kota atau ke luar negeri baru aku bisa beristirahat. Kau tahu yang paling membuatku menggila ketika lidah ferro yang agak kasar itu menjilati clirotisku dengan nakalnya, aku akan menjerit dan memohon ferro memasukiku secepatnya ketika aku tak sanggup lagi menahan birahiku yang dasyat. Sudah hampir setengah jam dan berbagai gaya kami lakukan dalam penyatuan kami, hujaman ferro masih saja membuatku tak berdaya saat bercinta dengannya, benar-benar perkasa suamiku ini.

"Aaaakkkkhhhhh...aaakkkkhhhh...aaakkkkhhhh...ferroooo....aaakkkkhhhh..." erangku bersamaan dengan ferro
"Ooouuggghhhh...ooouuggghhhh...yesss baby...teriakan namaku...ooouuggghhhh...lubangmu benar-benar nikmat baby...ooouuggghhhh..."erang ferro yang diiringi dengan tembakan cairan putih miliknya yang memenuhi rahimku. Kami pun berbaring diranjang untuk mengistirahatkan tubuh kami masing-masing akibat sex panas yang baru saja kami lakukan. Hanya dua kata yang bisa kuucapkan LUAR BIASA, dia begitu agresif, hebat dan liar, ukhh...terlalu banyak kata nakal yang ingin kuucapkan usai bercinta dengan suamiku itu. Segala amarah dan kesal hilang begitu saja ketika kami melakukan penyatuan, seakan-akan kami meluapkan segala emosi dan kesal dalam penyatuan tadi, jeritan, teriakan, erangan dan desahan seperti semua hal yang ingin ku ucapkan saat marah pada ferro.

**********
"Jadi dia istri kedua Mr.Zeiline? Ya Tuhan, dia masih sangat muda, aku sangat yakin dia merayu Mr.Zeiline dengan tubuhnya itu" ucap salah satu nyonya yang hadir di pesta ini
"Kasihan sekali Margareth, wanita itu benar-benar berbisa seperti ular" ucap seorang nyonya yang berbeda
"Dia sama sekali tidak pantas menjadi  Nyonya Zeiline, lihatlah gayanya yang murahan" ucap seorang nyonya yang berbeda lagi

Aku hanya bisa membuang nafasku dengan kasar, hal-hal seperti inilah yang membuatku malas menemani ferro di acara-acara bisnisnya. Sejak kami menikah bahkan sampai saat ini banyak sekali berita-berita miring mengenai pernikahan kami, tak jarang nyonya-nyonya kaya seperti mereka yang selalu memandang rendah padaku, dimata mereka aku seperti kotoran yang mencemari lingkungan mereka. Ferro tampak asyik berbicara dengan kolega nya, sementara aku selalu merasa bosan dan menyendiri disudut pesta, aku seperti alien di pesta ini, tidak ada satu orangpun yang ku kenal disini. Sesungguhnya aku merasa tidak percaya diri mendampingi ferro yang terkenal karena kepiawaiannya dalam berbisnis, ketampanan dan kesexyannya yang membuat wanita manapun berebut berada di ranjangnya.
"Ada apa?" tanya ferro yang menghampiriku dan merangkul pinggangku dengan lengannya yang kokoh
"Tidak ada apa-apa" ucapku berbohong
"Maaf, aku sadar betul apa yang kau hadapi setelah menikah denganku, tapi hanya satu yang kupinta, kuatkan dirimu, sekuat kau melayaniku diranjang kita" ucap ferro yang diakhiri dengan bisikan sensual di telingaku dan spontan saja cubitanku mendarat sempurna di perut six pack nya.

Another WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang