Fourth: Glory of Love

107 19 8
                                    

"Rasya"
"Iya Sa"
"Maaf banget banget ya gue gak bisa bareng lo ke Jakarta. Sorry gue selalu bikin lo ribet."
"Iya sante aja. Gue juga ya gak bisa nyusul lo ke Jerman. Kakak gue sakit"
"Serius? Kakak lo yang mana?"
"Naufal"
"Oh gitu, gws ya buat kakak lo"
"Iya"
"Lo ke Jakarta kapan?"
"Besok"
"Jam?"
"Pesawat pagi, jam 6"
"Gue besok ke Jakarta pesawat jam 8"
"Pengen ketemu?"
"Ya itu kalo lo mau sih"
"Ya mau lah"
"Tapi kelamaan kalo lo nungguin gue"
"Demi lo apa aja dah"
"Oke deh"
"Sip"
"Iya..."
"Terus?"
"Terus apa?"
"Ucapan salamnya mana?"
"Salam apa?"
"See you soon maduku"
"Ih apa sih hahaha"
"Salam balik dong"
"Apa ah"
"Ayo dong"
"Ih malu gue"
"Sekali aja, lo gak pernah salamin gue sekedar goodnight atau apalah"
"Iya.. See you soon, calon imam"
"What? Lo bilang calon imam?"
"Salah ya?"
"Makin optimis gue"
"Wah salah lagi ni"
"Ah lo masih malu, gak apa. Gue tunggu sampe lo gak malu lagi."
"Hmm... Yaudah see you soon, darkness"
"Kurang ajar lo"
"Iya iya, habisnya gue gak tau panggilan romantis"
"Oke deh.... Gue hargain usaha lo buat bikin panggilan romantis."
"Hahaha sa ae lo"
"Yaudah, gue mau sholat ashar dulu"
"Oke deh. Take care ya besok"
"Terimakasih maduku"

***

Alsa menghembuskan nafas panjangnya seraya bergegas menarik kopernya dan menuju ruang tunggu.
Ia bersama teman-temannya sudah sampai di bandara sepinggan balikpapan dan meunggu jadwal keberangkatan mereka.
Alsa meraih handphone-nya dari saku celana jeans hitam yang ia kenakan. Ia membuka pesan dan mengirim sebuah pesan singkat untuk Rasya.

Gue otw Jakarta
Send.

***
Alsa dan rombongan peserta olimpiade lainnya sedang berfoto besama. Mereka di jadwalkan berangkat ke Jerman pukul 3.00am. Sekarang pukul 9.30am, masih ada selang waktu cukup lama untuk bertemu Rasya.
Rombongan Alsa hendak pergi ke hotel untuk beristirahat sejenak. Mengganti baju dan mempersiapkan diri. Alsa menolak ikut pergi ke hotel karena ingin menemui Rasya. Awalnya Bu Fany tidak mengijinkan. Tetapi Alsa memaksa dan tetap kekeuh dengan keinginannya.

"Bu, tapi saya pengen ketemu temen saya disini. Sekaliii aja bu. Tolong lahhhhh..." Mohon Alsa.
"Gak bisa nak, kalo ada apa-apa gimana? Gak ada yang bisa nolongin kamu." Tolak Bu Fany.
"Bu..." Alsa memasang mimik sedih. Super kuat efeknya. Bu Fany langsung mengiyakan.
"Yaudah, tapi kamu jangan kemana-mana loh ya." Bu Fany menghembuskan nafas panjang.
"Yesss, makasih Buuuuu"

***
Alsa segera menghubungi Rasya. Panggilan pertama, tidak diangkat. Kedua kalinya ia menelfon, tidak ada jawaban juga. Sampai ketujuh kalinya ia mencoba menghubungi Rasya, ponselnya tidak aktif.
Alsa mulai kesal. Ia dongkol. Rasya mana sih?!
Alsa berjalan menarik kopernya dan duduk di dekat salah satu kedai kopi di luar bandara.
Cewek itu memainkan hpnya dan sesekali mengecek apakah ada notif masuk atau tidak.

"Madu" Alsa mendengar kata-kata itu dekat dengan telinganya. Bukannya menengok, ia malah sedih. Teringat saat Rasya memanggilnya dengan sebutan itu.
"Alsa" Alsa segera memalingkan wajahnya kebelakang. Seorang cowok didapatinya berdiri dihadapannya. Wajah cowok itu tidak terlihat karena ia menenggelamkan wajahnya.
"Ra.. Rr... Rasya?" Alsa mencoba memanggil namanya.
"Rasya?" Cowok itu mengangkat kepalanya dan...
"Hah?! Aufar?!" Cowok itu ternyata Aufar.
"Lo kayaknya kepikiran Rasya mulu ya." Sindir Aufar dengan alis tebalnya itu.
"Soalnya gue janjian sama Rasya disini." Alsa menundukkan kepalanya dan menggigit bibirnya.
"Oh, dia jalan tadi sama cewek lain." Paling Aufar.
"Bisa diem gak lo?" Alsa mulai dongkol. Ia tak habis pikir dengan Rasya.
"Yaudah, mending kita makan." Ajak Aufar sambil menarik tangan Alsa. Segera Alsa mengibas tangan Aufar dengan jengkel dan mimik wajah kebencian.
"Gak usah pegang-pegang napa sih!" Ketus Alsa.
"Lo tau darimana gue disini? Lo dukun ya?" Tanya Alsa.
"Telepati. Gue udah prediksi kalo lo kesini sekitar agak siangan. Gue buru-buru kesini soalnya gue kira lo bakal langsung, eh ternyata kita jodoh" senyum simpul Aufar tak tertahankan oleh Alsa. Ia memalingkan wajahnya dan kembali duduk. Menunggu.Rasya.

Rasya, lo kemana sih. Lo gini banget.

"Udah gak usah ditunggu. Mending kita makan aja" ajak Aufar.
"Lo mending pulang." Alsa jutek.
"Yaudah gue nyerah. Lo emang gini banget sama gue. Gue pulang. Oke. Safe flight." Ucap Aufar. Ia pergi dan punggung tegaknya itu tak terlihat dimata Alsa.

***

Sudah lebih dari tiga jam Alsa menunggu Rasya tak kunjung datang.

Now playing...

Tonight it's very clear as we're both lyin' here
There's so many things I wanna say
I will always love you, I would never leave you alone
Sometimes I just forget, say things I might regret
It breaks my heart to see you cryin'
I don't wanna lose you, I could never make it alone
I am a man who will fight for your honor
I'll be the hero you're dreamin' of
We'll live forever, knowin' together
That we did it all for the glory of love
You keep me standing tall, you help me through it all
I'm always strong when you're beside me
I have always needed you, I could never make it alone
I am a man who will fight for your honor
I'll be the hero you been dreamin' of
We'll live forever, knowin' together
That we did it all for the glory of love
Like a knight in shining armor from a long time ago
Just in time I will save the day
Take you to my castle far away
lt instrumental interlude
I am a man who will fight for your honor
I'll be the hero that you're dreamin' of
Gonna live forever, knowin' together
That we did it all for the glory of love
lt instrumental interlude
We'll live forever (we'll live forever), knowin' together (knowin' together)
That we did it all for the glory of love
We did it all for love
We did it all for love
We did it all for love
FADE
We did it all for love

I don't wanna lose you, I could never make it alone
Gonna live forever, knowin' together.
Alsa menyanyi dalam lamunanya. Matanya tertutup sambil duduk mendengarkan lagu dari Peter Catera.

"Sa."
"Alsa."
"Alsa." Alsa tersentak saat ia mendengar ada suara yang membisik di telinga kanannya. Ia menengok kesamping kanannya dan terkejut.
"Rasya.." Alsa melotot melihat Rasya sudah duduk tepat disampingnya.
"Hai." Rasya menampakkan senyum simpulnya. Alsa menggigit bibirnya, tangannya bergetar melihat orang yang ia tunggu akhirnya datang juga.
"Lo kenapa baru dateng? Gue udah nungguin lo disini. Tiga jam! gue sengaja gak ikut ke hotel demi ketemu sama lo." Mata Alsa berkaca-kaca.
"Jangan nangis" seru Rasya.
"Lo tuh..."
Alsa merasakan hangatnya dunia. Ia menemukan kedamaian dunia saat itu. Ia mencium bau bunga mawar yang mengikat dan semerbak bau parfum khas dari tubuh Rasya. Iya. Rasya memeluk erat Alsa. Tak sadar bahwa ia telah membuat anak orang hampir jatuh pingsan dibuatnya.
"Lo sabar ya sama gue" Rasya melepas pelukannya dan menatap wajah Alsa yang terlihat ketakutan.
"Loh, kenapa lo?" Tanya Rasya bingung.
"Gak. Gakpapa." Alsa menundukkan kepalanya.
"Nih buat lo" Rasya mengeluarkan jurus jitu meluluhkan hati cewek. Bunga.
"Buat gue?" Alsa segera menerima se-bucket bunga mawar hitam dan setangkai mawar putih ditengahnya.
"Makasih ya" Ucapan terima kasih dari Alsa membuat Rasya mengerutkan keningnya dan menggigit bibir merahnya itu.
"Hmm, sa, sorry ya kayaknya sampe sini aja pertemuan kita. Kakak gue sendirian di rs." Kata Rasya.
"Oh ya? Hmm.. Yaudah deh gapapa." Jawab Alsa sambil terus mencium bau wangi bunga mawar pemberian Rasya. Alsa berdiri berhadapan dengan Rasya.
"Be my girl?"
Rasya memegang kedua tangan Alsa yang masih memegang bunga. Alsa tersentak.
"Hah? Girl?" Alsa tak percaya. Ia kira Rasya tak akan pernah bisa begini.
"Kasarnya, lo mau gak jadi pendammping hidup gue?" Kata Rasya sekali lagi.
"Pendamping hidup?" Alsa mengerutkan kening. Wajahnya merah dan keringat dingin mulai bercucuran
"Huf. Lo mau gak jadi pacar gue?" Tanya Rasya yang ke sekian-sekian-sekian kalinya.
"I.."
"Iya deh"













A/n
Dah baper lummm? Ttp vomment yoo thanxxx dabel apdet

Helium foilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang