Aku melihat para gelandangan,
Bergelimpangan di kota raya,
Terfikir sejenak,
Apakah tuhan sedang menghina mereka ?Lalu bertemu dengan si gelandangan,
Bertanyakan soalan yang ada pada benak fikiran,
Dia melihatku dengan senyuman tidak lekang dari bibir,aku punyai harta,
Aku punyai kerjaya,
Aku punyai anugerah,
Aku punyai rezeki,
Yang tuhan tidak putus memberi,
Aku punyai anak,
Yang mereka dengan kerjaya mereka sendiri,Lalu ku bertanya,
Mengapa jadi si gelandangan,
Yag tidur merata,
Di dalam perut kota raya ?
Sedangkan,
Kesenangan berada di depan mata.Memang benar,
Aku punyai segalanya,
Tetapi,
Aku tidak mempunyai kebahagiaan,
Yang selama ini aku cari,
Hanyalah kepuasan hati,
Bukan kepuasan rohani,Kebahagiaan apa yang dicari ?
"Kebahagiaan jiwa yang amat seronok bergantung harap kepada yang tidak mati"
Aku terkesima,
Dengan jawaban yang diberi,
Aku berpegang pada satu pemikiranku,"kadang-kadang orang yang dihina di mata masyarakat,
Kemuliaanya tinggi disisi tuhan"Sanggup menjauhkan diri dari kesenangan yang sementara,
Demi mengecapi kebahagiaan yang kekal abadi.Si gelandangan kota raya.
YOU ARE READING
Kalam Hati
PoetrySuka berbicara sendiri. Tapi bukan dalam bentuk yang zahir. Cuma diaplikasikan dalam bentuk tulisan. Begitulah namanya kalam hati.