The Happiness

185 2 0
                                    

Sejak saat itu, setiap hari Aku, Hera, dan anak-anak kecil itu selalu bermain bersama di taman. Di sana kami melakukan banyak hal. Aku merasa nyaman bila terus berada di dekatnya. Hera adalah satu-satunya alasan mengapa aku tak bosan di rumah sakit ini. Hera selalu mengajaran padaku bagaimana mensyukuri hidup dan menyadarkanku kalau ternyata masih banyak orang yang lebih malang daripada aku di dunia ini

Dan akhirnya, hari ini datang juga. Pesanan boneka kelinci putihku telah kuterima. Aku memesannya sendiri lewat layanan telepon yang disediakan toko boneka itu. Baiklah, karena boneka kelinci sudah di tanganku, aku ingin segera memberikannya pada Hera. Aku tak sabar ingin segera melihat ekspresi senang Hera menerima boneka pemberianku. Dan juga, aku ingin menyatakan perasaanku padanya, gadis yang selama ini selalu ada di mimpi indahku, gadis yang selalu bisa membuatku nyaman jika di sekatnya, dan satu-satunya gadis yang bisa mempesonakan aku lewat senyumannya dan binar matanya.

Kini aku sudah di taman. Tapi, kemana gerombolan anak kecil itu? Biasanya setiap hari mereka selalu bermain, bercanda dan bernyanyi di sini bersama Hera. Tapi kemana mereka kini?

Akhirnya kuputuskan untuk menemui Hera di kamar rawatnya. Tapi, semakin aku mendekat, semakin ku menyadari kalau kamar Hera kosong. Aku menanyakan keberadaan Hera pada salah satu suster, dan kebetulan dialah yang merawat Hera. Dan, aku kaget bukan main mengetahui Hera sedang dalam keadaan tak sadar di ruang ICU. Sang suster dengan baik hatinya menawarkan diri untuk menyampaikan bila ada pesan dariku untuk Hera. Kulirik boneka kelinci yang idamkan Hera. Sebenarnya aku ingin memberikannya sendiri, sehingga aku bisa melihat binar mata bahagia itu. Namun akhirnya dengan berat hati aku menitipkan boneka yang akan kuberikan ke Hera pada suster ini. Ada rasa lega ketika suster berjanji akan memberikannya pada Hera. 

Sad, Beautiful, tragic loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang