Love Is Hurts (Part 5)

25 0 0
                                    

Author p.o.v

Chaca tertidur malam itu, tanpa ingat tentang siapa pengirim pesan tersebut.

Keesokan harinyaa..

"Hoaaammm" Chaca menguap, dia mengucek ngucek matanya yang masih berat untuk dibuka, tapi yaa harus bagaimana lagi, toh dia hari ini sekolah.

*****

Seperti biasa, Chaca berangkat lebih awal ke sekolahnya.

Dia memasuki kelasnya lalu segera duduk di bangkunya.
Dia menemukan sebuah surat di atas mejanya.

"Surat? Punya siapa ya?" tanyanya.

Chaca membuka suratnya perlahan, lalu di lembar pertama surat itu tertulis To Chaca.

Dia baru saja akan membuka surat itu, namun tiba tiba,

"Cha?" ucap Raffi yang baru datang.
"E-eh, ya? K-kena-pa?" Chaca segera menyembunyikan surat tadi.
"Ngga, tumben pagi pagi" ledek Raffi seraya berjalan menuju bangkunya sendiri.
"Lahh, aku emang suka datang pagi, ah udah ah" jawab ku lalu pergi ke luar kelas.
"Ciee ngambek ciee" ledek Raffi dari dalam.

****

Chaca P.O.V

"Males deh kalau Raffi udah gitu, hmm gamau kalah" ucapku.

Aku berjalan di koridor sekolah sambil menatap surat yang ditemukan di atas meja sekolahku, tiba tiba,
BRUK..

"Aw!" teriakku.

Seorang laki laki menabrakku dan, omg, surat nya terpental.

"Kalau jalan liat liat dong, pake mata dan kaki!! Nah jadi rib-" omelanku terpotong saat melihat wajahnya.

"E-eh iya teh, maaf, maaf" ucap seseorang itu sambil menunduk.

Tunggu!
My God, dia itu, dia, diaaa.. Hasan, anak kelas 7G yang mirip Ibay.

Hasan menatapku
"Teh? Gpp kan teh? Sini aku bantu berdiri, teh" ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"E-eh, i-i-ya.. Gpp, cuma kayaknya kakinya keseleo aja" jawabku.

"Yaampun, yaudah teh sini aku bantu, ya? Aku antar ke kelas" tawar Hasan dengan rasa bersalah.
"Hm? Gausah, aku bisa kok sendiri" tolakku.

Namun Hasan tetap memaksa karena merasa bersalah, dan akhirnya aku mau diantar Hasan ke kelas.

Aku digandeng, omg, kayaknya jantung ku ngadance mendadak nih.

"Teh kelas apa?" tanya Hasan tiba tiba.
"E-eh, 8D" jawabku gugup.
"Ohh, oke." ucapnya.

Tiba di koridor dekat kelasku,

"Eh, mm, udah sampai sini aja" ucapku menghentikan langkah Hasan.
"Eh? Kenapa teh? Itu sedikit lagi, teh" ujar Hasan.

"Ngga, gpp, aku mau disini dulu, lagian dekat kok kalau mau ke kelas bisa sendiri" ucapku seraya tersenyum lalu duduk di kursi secara perlahan tentunya masih dibantu Hasan.

"Yaudah deh, ohiya aku Hasan, kelas 7G" ucapnya memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya.

'Aku udah tau kok, hihi' tawaku dalam hati.

"Oh, aku Chaca" ucapku menjabat tangan Hasan.
"Oke, teh" ucapnya.
"Gausah panggil teh, panggil aja Chaca" ujarku.

"Ohh, oke, Chaca" ucapnya.
"Ohiya, aku harus ke perpus soalnya ada tugas, aku duluan ya, Cha" lanjutnya.
"Oh oke, thanks ya" jawabku.
"Oke, maaf ya sekali lagi yang tadi" ujarnya.
"Iya, gpp" jawabku.
"Oke, bye" ujarnya sambil berlari.
"Hmm, bye" jawabku pelan.

****

*Di Kantin*

"Eh, kalian mau pesan apa nih?" tanya Zahra.
"Mm, aku mau lemon tea dan bakso" jawabku.
"Aku juga" jawab Aini dan Hani kompak.
"Oke, aku juga mau" ucap Zahra lalu segera memesan makanan kami.

Sambil menunggu, kami mengobrol.

"Hey, tau ga gebetan baru aku?" tanya Zahra sambil senyam senyum sendiri.
"Hmm? Baru lagi? Emang siapa?" tanyaku balik sambil memainkan handphone ku.
"Ada deh, hihi. Kalau ga salah namanya itu a Awan deh" jawab Zahra.
"Kakak kelas?" tanya Hani.

Zahra mengangguk.
"Aku juga punya" seru aku, Aini, dan Hani kompak.
Lalu kami tertawa, tak lama kemudian pesanan datang.

Kami pun segera menyantap makanan kami, haha jadi ingat Ibay dan Ryan deh.
Eh, tunggu! Ibay?
Ah my god!!
Aku lupaaaa, surat nya ahhh dimanaa??

"My god!" ucapku histeris.
"Kenapa, Cha?" tanya Aini.
"Iya, kenapa?" tanya Zahra.
Hani hanya mengangguk.

"Mmm, gpp. Mm, aku lupa harus ke RP untuk ngambil materi kelas 7. Aku duluan ya, nih bayarin" jawabku bohong seraya memberikan uang lalu pergi.
"Eh, Cha! Makanan kamu belum habis!" teriak Hani.

****

****

"Duh, mana ya suratnya?"

"Hey, Cha" sapa seseorang menepuk pundakku.
"E-eh, hay, Ki" jawabku.

Ki? Yaa nama nya Rifki, dia teman satu eskulku disini. Dia baik kok.

"Lagi nyari apaan?" tanyanya.
"Eh, mm, ngga kok" jawabku gugup.
"Oh, ke kantin bareng yuk?" ajaknya.
"Baru aja aku dari kantin" ucapku.
"Ahhh, yaudah aku duluan yaa, udah laper banget nih, bye!" ucapnya lalu berlari menuju kantin.

*to be continues*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Is HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang