Happy Reading guys xx
----
Authors POV
Nathaniel yang masih setia nunggu orang dihadapannya ini yang sebenarnya udah sadar merasa sedikit kesal karena dia harus mengorbankan waktu istirahatnya untuk cewe ini. Padahal dia tidak kenal dengan cewe ini sekalipun.
Tak lama kemudian cewe dihadapannya pun membuka matanya. Setelah dia membuka mata dengan baik, cewe yang ada di hadapan Nathan itu kaget kalau cowo yang dia kagumi selama ini ada di hadapannya.
"Engg... Hey lu udah sadar ?" Ucap Nathan sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal. Tak tau ingin ngomong apa sebenarnya.
Sebenarnya pertanyaan yang aneh jika kau udah lihat orang dihadapanmu bangun tapi lo nanya ke dia apa lo udah sadar atau belum.
Karena si cewe dihadapannya tetap diam dia melanjutkan omongannya."Emm. Maaf sebelumnya kalo gw lancang bawa lu kesini tapi tadi gw ngeliat lu nangis dan akhirnya pingsan pas gw mau angkat lu, jadi gw bawa lu kesini aja."
"Eh ya thanks juga lu udah mau bawa gw kesini." Ucap si cewe ini.
"Sebelumnya gw belum pernah liat lu disini. Lu kelas berapa?" Ucap Nathan dengan nada yang sedikit cuek
"Sorry, tapi gw-"
*kriinggg kriinggg*
Anna Maroon POV
"Sorry, tapi gw-" Sebelum aku bisa menjawab pertanyaan Nathan. Bel sudah mulai berbunyi. Mau diapakan lagi
"Okay,, karena udah bel gw mau ke kelas sih. Lu mau tetap disini atau mau ke kelas aja?" Tanya Nathan
"Gw juga mau ke kelas sebenernya."
"Ya udah sini gw bantu buat turun." Ucap Nathan sambil membantuku turun dari ranjang Uks ini.
"Oh ya gw sampe lupa nanya. Lu kelas berapa?" Tanya Nathan lagi
"Gw XI-2 IPA." Ucapku menjawab
"Ohh.. jadi lu kelas sebelas. Ya udah barengan aja gw juga mau kesana."
-----
Gue dan Nathan pun jalan beriringan di lorong sekolah yang terasa panjang disaat gue melewatinya berdua dengan Nathan. tangan Nathan yang melingkar dipinggang gue buat bantu gue jalan.
"Nama lu siapa ya ? Kita belum kenalan. Gw Nathaniel Christian. Lu bisa panggil gw Nathan." Ucap Nathan memecah kesunyian yang terjadi antara kita.
"Gw Anna Maroon. Lu bisa panggil gw Anna. And I know your name. Siapa gak kenal lu di sekolah." Sahutku
Dia yang mendengar jawabanku hanya terkekeh
"Okay. Salam kenal Ms. Maroon." Katanya disertai senyumnya
Tak terasa setelah berjalan cukup lama aku dan Nathan sudah sampai di kelas. Kelasku lebih tepatnya.
"Emm.. gw kekelas ya." Pamitnya padaku
"Oh yaa.. Thank you sekali lagi ya, Than."
Ucapku sambil melihatnya yang mulai berjalan meninggalkanku setelah sebelumnya dia mengacungkan jempolnya padaku.----
Akupun memasuki kelas yang ternyata guru yang mengajar sedang tak ada. Semua siswa maupun siswi sedang mengobrol hanya beberapa saja yang sedang membaca dan belajar. Dan bisa dipastikan mereka sama sepertiku nerd
Naya melambaikan tangannya kepadaku. Di duduk bersamaku dan dia adalah sahabatku. Di belakangnya ada Vada yang juga tersenyum saat melihatku masuk ke kelas. Aku segera saja jalan menuju mereka.
"Hey, lu darimana aja. Gw gak ngeliat lu dari pagi, kirain gw lu gak masuk sekolah hari ini." Tanya Vada.
Vada ini orangnya tomboy. Tapi dia itu baik. Dia yang selalu membelaku jika dia melihatku dibuly atau diejek oleh anak - anak disini. Berbeda dengan Naya dia yang feminim dapat membuay semua cowok di sekolah ini untuk di jadikan sebagai pacar. Tapi jangan salah sangka juga tentang Vada. Dia juga cantik malah menurutku dia itu lebih cantik dari Naya kalau berpakaian dan berperilaku lebih feminim.
"Enggak, tadi gw dari Uks" jawabku
"Lu ngapain di uks ? Ada yang sakit??" Tanya Naya sambil memeriksa tubuhku.
"Gw gak papa tadi seperti biasa. The RN Flowers ngerjain gw lagi. Untung aja ada yang mau nolong gw dan bawa gw ke uks pas gw pingsang dilorong."
"Nyebelin abis tuh anak! Rasanya pengen gw cincang terus gw kasih ke Mama gw biar di jadiin makanan anjing di rumah gw deh!" Ucap Vada penuh semangat. Naya dan aku yang melihat itu hanya bisa tertawa.
"Emang siapa yang bawa lu ke uks ?" Tanya Naya sambil memehatikan wajahku.
"Nathan ? Nathan yang mana ? Yang culun itu ?" Tanya Naya lagi
"Emm.. bukan sih sebenernya. Nathan yang-" belum selesai aku menyelesaikan omonganku Vada sudah menyelanya
"Ohh gw tau Nathaniel Christian itu ?! Si salah satu Most wanted di sekolah ini? Yang anak emm berapa ya gw lupa dah." Ucap si Vada dengan aura cukup keras. Segera saja aku tutup mulutnya. Kan aneh jika si Most Wanted nolongin anak nerd kayak aku gini.
"Ishh ngomongnya jangan keras-keras, Da."
*Kringggg.. kringgg..*
Akhirnya bel pulang juga. Aku dan kedua sahabatku langsung saja keluar dari kelas dan jalan menuju parkiran. Aku pulang jalan kaki. Vada naik motor, mau numpang gak bisa beda arah. Satu lagi yang paling cewe diantara kita bertiga pasti dijemput itu mah.
"Bye, guys gw duluan ya" pamit Naya seraya melambaikan tangannya kepada kami berdua.
"Ya, ati-ati lu." Ucapku dan Vada berbarengan, lalu kita tertawa setelah mendengarnya. Sedangkan Naya dia hanya terkekeh melihat kejadian tadi.
"Ya udah gw juga pulang dulu. Take care ya. Byee." Ucap Vada sambil menaiki motornya
"Ya lu juga, take care."
Hanya tinggal aku sendiri disini. Sekolah juga sudah mulai sepi. Langit udah mulai mendung, sepertinya akan turun hujan sebentar lagi. Aku senang jika hujan turun. Dan aku ingin menjadi hujan yang dapat menutupi kesedihan dan menyamarkan air mata.
Tiba tiba ada motor yang berhenti di depan gue. Dan pastinya ada orang yang ngendarai motor itu masa ia itu motor jalan sendiri kan ga lucu wkwk
"Hey.. lu Anna kan ya ? Engg.. udah mau hujan. Lu mau pulang bareng gw mungkin biar tambah cepet sampe rumah?"
Well, I can't belive this. Seorang Nathaniel Christian nawarin pulang bareng? Mimpi apa gue semalam ?
"Hey.. malah bengong aja." Ucapnya seraya melambaikan tangannya didepan wajahku
"Ngak ngerepotin elu emang?"
"Rumah lu emangnya dimana?"
"Stanley Street no 13." Jawabku cepat
"Oh, Okay rumah kita searah. Jadi lu mau ikut atau ngak."
"Gw ikut kalo gw ngak ngerepotin lu."
"Ayo naik, dan ngak ngerepotin sama sekali kok." Sahutnya
Selama di perjalanan suasana awkward tercipta. Sebenarnya saat kemarin orang-orang berbicara tentangnya yang kelihatannya dingin dan cuek gue setuju sama mereka. tapi sekarang gue meragukan itu.
Menurut gue di balik semua sikap dia yang cuek dan dingin sebenarnya Nathan itu orang yang baik dan pengertian. Dan setiap gue di dekatnya gue merasa sangat nyaman. Dalam dirinya seperti ada sesuatu yang tersimpan dan belum tersentuh oleh orang lain. Tapi gue juga tau diri kok siapa gue dan posisi gue dimana
-----
Ini di revisi ulangSalam