Aku menyusuri lorong-lorong sekolah dengan tergesa-gesa. Pagi ini aku benar-benar sial, dimulai dari aku yang kesiangan, baju sekolahku yang lupa disetrika oleh Bibi Surti, hingga ban mobilku yang bocor. Kak Dannis, kakak laki-laki ku yang menyebalkan itu sudah berangkat terlebih dahulu. Sehingga, terpaksa aku harus berangkat menggunakan angkutan umum.
"Emang sial gue pagi ini, Kak Dannis malah makin buat bete. Kebiasaan gamau berangkat sama gue" omelku dengan wajah kusut.
Ketika sampai di depan kelas dengan takut-takut ia membuka pintu kelas, dan memasuki ruangan kelas yang tadinya ribut menjadi hening seketika.
"Yaelaah gue kira Pak Dadang, ternyata Karin toh" ucap Revan. Salah satu teman sekelasnya yang super duper ganteng.
"Hehehe"aku pun menuju bangku di sebelah bangku Raiya. Kelas pun kembali ribut, aku menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah laku teman-temanku.
"Woi, woi Pak Dadang datang!" teriak salah satu teman sekelas Karin. Seketika kelas menjadi hening.
Pak Dadang memasuki kelas X MIA-1 dan diikuti oleh seorang laki-laki dengan seragam yang berbeda dari seragam milik sekolahnya. Dari penampilannya, menurutku dia cool juga akan tetapi terlihat jelas ia adalah jenis laki-laki badboy.
"Maaf saya telat masuk karena ada urusan mendadak. Oke..." Pak Dadang menggantungkan ucapannya.
"Oh ya, disamping saya ini adalah teman baru kalian. Silahkan perkenalkan diri kamu" lanjut Pak Dadang.
"Ehm, gue Alvin Abimanyu Samudra. Pindahan dari Bandung, lo semua bisa panggil gue Alvin. Makasih" ucapnya dingin. Songong nih anak!
"Wah Samudra, luas dooong" celetuk Revan. Seisi kelas pun terbahak, termasuk aku. Yang diejek masih saja diam tidak bergeming sama sekali.
"Udah diam semuanya, Alvin untuk sementara waktu kamu bisa duduk di bangku paling belakang" kata Pak Dadang ramah.
"Terimakasih pak" Alvin pun menuju bangku yang dimaksud oleh Pak Dadang.
Pelajaran Sejarah pun dimulai. Tampak seisi kelas tidak minat dalam mengikuti pembelajaran ini. Ada yang tidur, memainkan ponsel, dan ada juga yang pura-pura mendengar Pak Dadang.
Teeet teet teet
Bel istirahat pun berbunyi, Pak Dadang membereskan peralatan mengajarnya dan berpamitan kepada muridnya.
Tiba-tiba Yasmin sudah berada dihadapanku dengan wajah yang sulit diartikan "Rinnnn, lo harus tau ini. Alvin itu cowok yang gue liat di Mall kemarin malaaammmm" bisiknya kepadaku sambil melirik-lirik sekitar, takut ada yang mendengarkannya.
"Hah? Sumpah loooo? Iyasih ganteng, tapi songong gitu" ucapku memutar bola mataku.
"Iya sih, cuek lagi. Tapi serius dia cool banget" Yasmin yang awalnya duduk tiba-tiba saja berdiri, membuat aku dan Raiya kaget.
"Santai min" Raiya terkekeh dengan sikap Yasmin.
"Hehe sorry, eh kantin yok. Laper nih gue" ajak Yasmin.
"Yoook" ucapku dan Raiya bersamaan.
Aku, Yasmin dan Raiya pun menuju kantin. Selama berjalan menuju kantin kami membalas sapaan dari penjuru sekolah, dimulai dari kakak kelas, adek kelas dan juga teman seangkatan. Kami bertiga bisa dibilang pentolan sekolah, hei bukan maksudku untuk menyombongkan diri. Tapi ini hanya informasi, haha.
Kami pun sudah sampai di kantin, duduk di meja kantin yang terletak paling tengah khusus untuk kami bertiga.
"Eh Rin, Minn itu Alvin kan? itu dia sama Revan? Gile emang si Revan. Cepat amat dekat sama orang. Apalagi spesies kayak Alvin gitu" cerocos Raiya sambil mencomot Snack yang ada ditangannya.
"Bodo amatlah Rai" ucapku tanpa menoleh kearah yang sedang dibicarakan.
"Eh eh mereka kearah meja kita tuh" ucap Yasmin. Sukses membuatku menoleh kearah mereka berdua. Kok tiba-tiba dag dig dug gini ya.
"Haloo girls! kita boleh gabung gak? meja yang lain udah penuh. Cuma di meja ini doang yang masih kosong 2 bangku" Tanpa menunggu jawaban dari kami Revan pun duduk di samping Yasmin dan Alvin duduk di...
sampingku!"Najis lo Van, gakmau tau lo yang harus traktirin kami" kataku menunjukkan deretan gigi putihku.
"Oke oke berhubung hari ini gue baik, gue yang traktir. Puas?" ucap Revan kesal.
"Yey!" teriak kami bertiga bersamaan
"Eh bro, kenalan dong sama mereka" Alvin menatapku, Raiya dan Yasmin bergantian.
"Hai, gue Alvin. Senang berkenalan dengan kalian" ucapnya cuek. Menyebalkan!
"Iya gue udah tau kok, nama gue Karina Aubree Dhamar. Lo bisa panggil gue Karin" ucapku sambil tersenyum berusaha ramah. Dia hanya tersenyum tipis kepadaku. Sungguh menyebalkan laki-laki ini!
"Hai Alvin! Gue Raiya Audrinna Abbas. Lo bisa panggil gue Rai!" ucapnya antusias dengan semangat 45.
"Gue Yasmin Putri Witama, salam kenal ya Alvin" hah aku tahu saat ini Yasmin sedang mengontrol detak jantungnya, haha.
"Oh iya, sesi perkenalannya sudah selesaikan? nah sekarang lo semua mau pesan apaan?" tanya Revan.
"Gue susu vanilla kotak!" ucapku bersamaan dengan.. Alvin?
"Ehmm, okey Alvin sama Karin susu vanilla kotak. Rai, Min kalian berdua apa?" tanya Revan lagi.
"Gue jus Alpukat, Raiya jus Jeruk" jawab Yasmin sambil mengotak-atik ponsel yang berada ditangannya.
"Okey, sebentar ya" Revan pun melenggang pergi memesan pesanan kami semua.
"Uhm btw, lo kenapa pindah vin?" ucap Yasmin memecahkan keheningan diantara kami.
"Bokap ada pekerjaan disini, jadi terpaksa gue juga ikutan pindah" jawabnya cuek.
"Oh terus lo tinggal dimana?" ih si Yasmin kepo banget deh, buat malu aja!
"Gue sama keluarga gue untuk beberapa hari tinggal di hotel dulu" kali ini ia menjawab dengan santai.
"Oh oke"
***
Dengan langkah gontai aku masuk ke dalam rumah, tampak Kak Dannis yang sedang nonton di ruang tengah dengan sebungkus snack ditangannya. Seperti Raiya saja.
"Kaaaaak" teriakku malas.
"Apaan?" ia masih saja fokus pada siaran tv kesukaanya.
"Bagi dong" ucapku memelas menunjuk snack yang berada ditangan Kak Dannis.
"Ambil yang baru noh" katanya tanpa memalingkan wajahnya dari tv.
"Okeey makasi kak!" setelah mengambil beberapa snack aku pun berlari menuju kamar tercinta.
Sesampainya di kamar, aku pun mengunci pintu dan mengganti seragam sekolahku dengan baju rumahan bewarna biru langit yang agak kebesaran dan hotpant.
"Alvin" ucapku tanpa sadar. "Eh gila gila gila! Kenapa gue malah mikirin cowok songong itu sih! Oke fokus Karina" entah mengapa aku memikirkan Alvin. Menurutku ia sedikit menarik, walaupun songong.
'Tes, tes, tes' suara rintikan hujan terdengar jelas ditelingaku.
"Wah hujaaaan!" aku pun berlari menuju balkon kamar, tidak lupa mengambil susu kotak vanilla dan beberapa snack ditanganku.
Tetesan demi tetesan membuatku nyaman, sambil meminum susu kotak vanillaku. Lagi-lagi Alvin berada dipikiranku saat ini.
Hmm, aku benar-benar penasaran padanya! Tidak ada salahnya mencoba untuk dekat dengannya kan? Oke gue Karina berusaha untuk dekat dengan seorang Alvin.
•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Hello guys! Gaje ya? hehe. Itu wajahnya Alvin ya! Vote dan comment nya sangat dibutuhkan ya! Enjoy this story!
-vita
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Teen FictionAku menyukai suara rintikan hujan, aku merasa nyaman. Aku menyukai mu, seperti aku menyukai hujan.